9 - SAYAP-SAYAP CINTA YANG PATAH

1K 108 32
                                    

Katrina Kania Ifana

Hardin Putra Surawijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hardin Putra Surawijaya

Hardin Putra Surawijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Katrina sudah cukup menyiapkan mental untuk melalui hari ini.

Setidaknya, istri Om Rudi, Tante Zahara sudah memberitahukan pada Katrina tentang bagaimana pandangan orang-orang Jakarta terhadap wanita bercadar. Meski tidak sepenuhnya mencela, tapi setidaknya Katrina harus tetap belajar terbiasa dengan pandangan tidak bersahabat dan bisikan-bisikan yang membuat telinga panas.

Tapi lain halnya dengan Katrina, baginya berhusnudzon itu lebih baik. Caranya dengan mengubah pola pikir sendiri. Karena sesungguhnya manusia itu selalu ingin dihargai tanpa tahu cara menghargai. Manusia hanya mampu menghakimi tanpa tahu rasanya dihakimi. Parahnya lagi, manusia seringkali berkata hingga memaki tanpa tahu apa yang terjadi. Oleh sebab itulah, Katrina tidak perlu memikirkan apa-apa yang orang lain katakan di belakangnya. Tetaplah menjadi dirimu sendiri selagi keberadaanmu tidak merugikan orang lain.

Siang ini Katrina menikmati makan siang pertamanya di kantor. Sendirian. Sepertinya dia memang terlahir menjadi orang yang lekat dengan predikat sendiri sepanjang hidupnya.

"Hai, boleh gabungkah?"

Sebuah suara dari arah samping tiba-tiba mengagetkan wanita bercadar itu. Belum sempat Katrina membuka mulut untuk bicara, laki-laki itu sudah menaruh minuman kaleng yang dibawanya di atas meja dihadapan Katrina. Dia, Hardin. Ya, siapa lagi?

Katrina dapat merasakan berpuluh-puluh pasang mata kini tertuju ke arah mereka. Dan hal itu membuat nafsu makannya seketika hilang.

"Maaf soal masalah tadi pagi. Gue benar-benar nggak ada maksud untuk menyinggung atau menyakiti hati siapapun," ucap Hardin lagi. Matanya menatap lurus-lurus manik mata wanita muslim dihadapannya. Satu-satunya wanita yang sudah begitu berani kepadanya. Hardin jadi merasa tertantang untuk mengerjai wanita sombong satu ini. Bukankah selama ini reputasinya sebagai playboy sudah tak diragukan lagi? Jadi, Hardin berpikir, sepertinya bukan hal yang sulit untuk bisa menaklukan hati wanita bernama Katrina ini. Cih! Hardin masih merasa kesal atas perilaku wanita itu tadi di dalam ruangannya.

CINTA DIBALIK CADAR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang