39 - ANGGIA KABUR

1.1K 87 22
                                    

Hari ini Reyhan baru kembali dari Surabaya. Dia menagih janji Hardin untuk memberinya cuti. Walau pada akhirnya Reyhan tidak bisa bertahan cukup lama disana. Karena dia masih mengkhawatirkan keadaan Anggia. Dan lagi Reyhan sudah menyewa orang lain untuk mencari tahu keberadaan Katrina di Surabaya. Mungkin itu akan lebih membantunya.

Saat sore tadi Reyhan sampai di Jakarta dia langsung menuju rumah sakit untuk melihat perkembangan Anggia.

"Belum ada kemajuan sampai saat ini, Nak." ucap Abi Syamsul yang berdiri di samping Reyhan. Dari raut wajahnya yang keriput termakan usia, Reyhan bisa melihat keputusasaan disana.

Abi Syamsul pergi meninggalkan Reyhan setelah laki-laki tua itu menepuk pelan bahu Reyhan.

Pandangan Reyhan kembali pada Anggia. Wajah yang selalu terlihat ceria itu, kini terlihat sedikit tirus.

Reyhan menggenggam tangan Anggia dengan ke dua tangan.

"Hai Nggi. Kangen nggak sama aku? Ini aku Reyhan. Aku bawain kue bikang khas Surabaya kesukaan kamu. Kamu bangun ya, Nggi? Kalau kamu bangun, nanti aku yang suapin kue nya ke kamu." suara Reyhan terdengar bergetar. Matanya menatap Anggia penuh harap.

"Aku kangen kamu, Anggia sayang." ucap Reyhan lagi. Dia menunduk sesaat. Berusaha menahan cairan di pelupuk matanya.

Sebenarnya dia benci berada di sini. Dia benci setiap kali dirinya harus berhadapan dengan wanita-wanita yang hidupnya hancur berantakan akibat ulah laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Terlebih lagi dia benci pada dirinya sendiri yang tak mampu melakukan apa-apa untuk menolong mereka.

Perlahan Reyhan bangkit dari samping Anggia. Dia ingat kalau Hardin menunggunya di taman belakang Rumah sakit. Hardin bilang ada sesuatu yang ingin dia bicarakan pada Reyhan.

Sejak mengetahui masalah Hardin dengan Lastri, jujur Reyhan jadi sedikit muak melihat Hardin. Hanya saja, Hardin selama ini sudah terlalu baik padanya, jadi Reyhan cukup memaklumi hal itu sebagai kekhilafan semata. Toh, Hardin sudah menyesali perbuatannya. Dan itu cukup bagi Reyhan untuk membuktikan bahwa Hardin telah berubah. Meski dia tahu, tidak akan secepat itu untuk seseorang bisa benar-benar berubah. Apalagi bagi laki-laki yang maniac sex macam Hardin.

"Aku pamit sebentar ya, Nggi. Nanti kita ngobrol lagi,"

***

Di dalam ruangan rawat itu, Anggia masih terbaring lemah. Dia hanya seorang diri, setelah Omah dan Opah baru saja diminta pihak rumah sakit untuk menemui dokter kandungan.

Dalam tidurnya Anggia merasa dirinya berada di antara dua dunia. Di satu sisi dunia itu begitu gelap. Tapi disisi lain sangat terang benderang. Sementara dia tak menemukan adanya jalan yang bisa dia tapaki.

Dan dia hanya sendirian disana. Dia cemas. Dia takut. Dia bingung.

Hingga akhirnya dia mendengar sebuah suara. Suara seseorang yang sangat dia kenal. Suara seseorang yang selalu dia rindukan kehadirannya. Suara itu begitu jelas terdengar. Anggia terus mencari arah suara itu, hingga akhirnya dia pun berhasil menemukannya.

Anggia berhasil menemukan jalan keluar.

***

Reyhan berjalan menghampiri Hardin yang duduk sendirian di Taman belakang rumah sakit.

CINTA DIBALIK CADAR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang