Sore tadi Bibi Atiqah, Mang Fu'ad dan Mang Adnan baru tiba di Jakarta. Mereka berniat untuk menjenguk Anggia. Tapi sebelum itu mereka mampir ke rumah Om Rudy dulu.
Hingga setelahnya mereka bersama Om Rudy, juga Katrina pergi ke rumah sakit selepas melaksanakan shalat Maghrib.
Setibanya di rumah sakit mereka mendapati banyak orang berkumpul di halaman parkir di depan ruangan loby rumah sakit.
Katanya ada orang yang mau bunuh diri.
Pandangan mereka tertuju pada seorang wanita yang berdiri di pinggir atap gedung rumah sakit berlantai lima itu.
Dan wanita itu adalah Anggia.
"Subhanallah, itukan Gia?" pekik Bibi Atiqah.
Mereka semua beristigfar. Lalu berlari menuju lift untuk naik ke bagian atap gedung.
Sesampainya disana mereka melihat Umi Tantri, Abi Syamsul, Hardin dan beberapa tim medis sedang mencoba untuk membujuk Anggia.
Dan orang yang berada paling dekat dengan Anggia sekarang adalah, Reyhan.
"Jangan coba mendekat lagi? Kalau ada yang berani mendekat, Gia bakal terjun ke bawah!" teriak Anggia seperti orang kesetanan.
Reyhan menghentikan langkahnya. Dia sadar kini Anggia sedang benar-benar kalut. Namun melihat posisi Anggia yang begitu berbahaya, membuatnya cemas.
"Nggi, dengerin aku ya, kita bisa bicara baik-baik di dalam. Sekarang kamu turun ya?" bujuk Reyhan. Dia mencoba berjalan pelan seraya mengulurkan tangannya ke depan.
"Stop! Gia bilang berhenti! Jangan dekatin Gia lagi! Gia mau anak di dalam perut Gia ini mati!"
Awalnya Gia bahagia ketika dia mulai membuka matanya dan mendapati dirinya masih hidup. Dia masih bernafas. Meski rasa nyeri yang dia rasakan disekujur tubuhnya membuat dia kembali teringat pada kejadian malam itu. Dimana dirinya diperlakukan seperti hewan. Tubuhnya yang sudah tak berdaya di angkat, lalu di tarik, di hempas lagi, kemudian di tindih, bahkan sampai dijungkir balikan, membuatnya sesak nafas, hingga akhirnya dia tak ingat apapun lagi.
Dan disaat dia berhasil mengumpulkan segenap tenaganya untuk bangkit, dia justru mendengar percakapan antara Omah dan Opahnya di ruangan itu, mereka bilang, bahwa Anggia hamil. Dirinya hamil.
Seolah dirasuki setan, Anggia langsung bangkit setelah berhasil melepas dengan paksa peralatan medis yang menancap ditubuhnya.
Dia terus berlari tanpa menghiraukan orang-orang yang mengejarnya, karena yang ada dalam pikirannya saat itu hanyalah, anak yang kini ada di dalam perutnya harus mati!
Dan itu akan Gia lakukan meski dia harus membunuh dirinya sendiri.
"Gia, dengerin Aa Gia. Aa sayang sama Gia, Omah- Opah, semuanya sayang sama Gia. Gia nggak boleh kayak gini," kali ini Hardin angkat bicara. Dia berjalan mendekat hampir menyamai Reyhan.
Sementara Omah Tantri dan Opah hanya bisa saling berpelukan dalam tangis.
"Bohong! Justru Aa yang buat Gia jadi kayak gini! Ini semua gara-gara Aa!" Tangis Anggia pecah. Membuat dirinya sedikit oleng. Tapi setelahnya dia bisa kembali berdiri tegak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DIBALIK CADAR (End)
Любовные романыFollow dulu sebelum membaca... Kategory : Romance Dewasa.18+ Yang paling suka dengan kisah romantis yang bikin baper mari merapat... Katrina harus menelan pil pahit kehidupan saat sang Bunda membawanya pindah ke Surabaya demi memisahkan dirinya deng...