Katrina Kania Ifana
*****
"Asyhadu an La Ilaha Illa Allah, wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah,"
Seumur hidup inilah pertama kalinya Katrina menitikkan air mata dengan bangga.
Bangga pada dirinya sendiri, ketika dia berhasil mengucapkan kalimat syahadat. Kalimat yang telah lama tersimpan dalam hati dan menunggu untuk terealisasi. Tak ada lagi keraguan. Katrina sadar, bahwa ini adalah sebuah fitrah, janji seorang hamba terhadap Rabb-Nya, Allah Swt yang Esa.
Proses itu berlangsung dengan sangat lancar yang di tuntun oleh Bapak Kiyai Haji Abdullah, selaku pemuka Agama di daerah tempat Aki dan Nini tinggal.
Nini dengan deraian air mata dan ucapan Hamdalah yang tidak putus menghambur memeluk Katrina.
"Allah Swt akan selalu menjagamu, Nak." bisiknya lirih. Nini mengusap air matanya dan kembali duduk ke tempatnya semula.
Pak Abdullah memberikan sedikit arahan pada Katrina. Apa-apa kewajiban yang harus dia lakukan sebagai seorang muallaf. Salah satunya adalah menutup aurat dan shalat lima waktu.
Selama hampir lima tahun Katrina tinggal di Surabaya bersama sang Bunda, Katrina sudah mulai sedikit demi sedikit mempelajari Islam. Tentu tanpa sepengetahuan sang Bunda. Katrina membeli Al-Qur'an secara diam-diam. Ikut acara kajian secara sembunyi-sembunyi. Tak terhitung kebohongan-kebohongan yang telah dia lakukan pada Bunda.
Perlahan-lahan, lambat laun, sedikit demi sedikit seperti ada sebuah cahaya terang yang membuka pikiran Katrina, sesuatu yang menentramkan jiwanya. Itulah Islam. Satu-satunya agama yang di ridhoi Allah SWT.
Sejak lima tahun yang lalu Katrina memutuskan untuk datang ke Bandung mencari alamat keluarga sang Bunda. Berbekal informasi yang didapatnya dari Om Rudi yang tinggal di Jakarta.
Hanya saja sebuah musibah mengenaskan menimpanya. Dia terkena hipnotis saat ada seorang wanita di stasiun yang meminta bantuannya, lalu wanita itu memberinya sebuah minuman sebagai imbalan balas jasa. Katrina yang memang lugu tidak pernah berfikir jika wanita itu adalah orang yang jahat. Dengan hati senang dia menerima minuman itu dan meminumnya saat itu juga. Sebab dia memang kehausan. Tak lama setelah itu Katrina mengantuk lalu dia tertidur di bangku tunggu stasiun Bandung. Dan saat dia terbangun, dia kaget luar biasa karena semua barang-barangnya sudah menghilang tanpa ada yang tersisa. Hanya sebuah uang sepuluh ribu yang terselip di saku celananya. Katrina pun sadar kalau dia baru saja tertipu. Dia sempat menangis lama di sana. Dia bingung, dia takut, dia khawatir.
Tapi sebuah kalimat seseorang yang tiba-tiba saja terlintas di benaknya, membuatnya memiliki secercah harapan untuk tetap bangkit dan tidak berputus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DIBALIK CADAR (End)
RomantikFollow dulu sebelum membaca... Kategory : Romance Dewasa.18+ Yang paling suka dengan kisah romantis yang bikin baper mari merapat... Katrina harus menelan pil pahit kehidupan saat sang Bunda membawanya pindah ke Surabaya demi memisahkan dirinya deng...