Jangan lupa voment yaa readers 👍
Happy reading guys 💜
.
.
.
.
.
.
.Sudah 3 hari sejak Jimin melihat Youra berada di gedung yang sama dengannya, Jimin tak pernah melihat Youra lagi. Youra pun juga sudah tidak pernah menelfon atau pun mengirim pesan padanya. Ini aneh, pikir Jimin.
"Kau kenapa ? Ku perhatikan sedari tadi kau hanya memandangi layar ponselmu yang mati." Tanya Hoseok yang sedang melipat baju.
Jimin tak mungkin menceritakan hal ini pada Hoseok. Ia tau persis seperti apa karakter hyungnya yang satu ini. Tidak bisa menjaga rahasia dan tidak pandai berbohong, itulah Hoseok. "Gwenchanayo hyung, oh ya aku ingin membuat jus, kau mau ?" Ujar Jimin berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Buatkan aku satu ya." Jawab Hoseok tanpa menaruh rasa curiga pada Jimin.
Jimin langsung berlalu meninggalkan kamar dan menuju dapur. Ia membuka kulkas untuk melihat apakah terdapat buah dan sayur yang dapat ia buat menjadi jus. "Woah, isi kulkas ini benar - benar seperti supermarket. Sangat lengkap." Ungkap Jimin saat matanya melihat kulkas yang terisi penuh.
Jimin kemudian mengeluarkan sekantong strawberry, yoghurt, dan es batu lalu meletakkannya di mini bar. Lalu ia juga mengambil 2 buah pisang. Dengan telaten, ia pun memotong buah pisang dan strawberry menjadi lebih kecil, kemudian memasukkannya ke dalam blender. Tak lupa ia menambahkan yoghurt, dan es batu ke dalam jus buatannya.
Karena terlalu fokus, ia pun tak sadar bahwa sedari tadi Hana sedang memperhatikannya. Hana bersandar pada dinding sambil melipat kedua tangannya di dada. "Sepertinya ada yang sedang sibuk disini."
Jimin menoleh ke arah sumber suara. Ia mendapati Hana tengah berjalan ke arahnya. Hana mendudukkan dirinya tepat di kursi mini bar. "Aku pesan satu." Ledek Hana sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Kau pikir aku penjual jus, buat saja sendiri." Jawab Jimin ketus.
Hana mengambil satu buah strawberry lalu memakannya. "Sekali - sekali kau harus melayaniku, aku kan juga ingin merasakan rasanya dilayani oleh orang yang biasanya aku layani."
Jimin terkekeh mendengar ucapan Hana. "Baiklah akan aku buatkan."
Mata Hana sontak berbinar mendengar perkataan Jimin. "Woahh jinjja ? Kau memang yang terbaik, oppa." Ucap Hana sambil mengacungkan dua ibu jari miliknya ke arah Jimin.
Hana memperhatikan Jimin yang tengah serius membuat jus. Beberapa saat kemudian, Hana teringat akan sosok Youra. "Oppa, bagaimana dengan Youra ?"
Jimin berhenti sejenak dari aktifitasnya memotong pisang saat mendengar pertanyaan Hana. "Sejak kejadian 3 hari lalu, sampai saat ini ia tidak pernah menghubungiku lagi."
"Baguslah kalau seperti itu."
"Menurutku itu tidak bagus." Celetukan Jimin sontak membuat Hana terdiam dan kemudian mengerutkan keningnya. Bukankah bagus jika Youra tidak menerornya lagi ? Tapi mengapa Jimin mengatakan yang sebaliknya.
Jimin yang mengerti maksud dari keterdiaman Hana lalu berkata, "Selama ini dia selalu menerorku lalu tak lama ia dengan beraninya mendatangi waiting room walaupun ia hanya berdiri di luar ruangan dan sekarang ia menghilang tanpa kabar, apakah itu tidak aneh ?"
Hana berpikir sejenak, berusaha mencerna tiap kata yang Jimin ucapkan. Benar juga apa yang di katakan Jimin. Jika seseorang muncul secara tiba - tiba dan menghilang secara tiba - tiba, pasti ada sesuatu yang sedang orang itu rencanakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/185413659-288-k14366.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Life Hana
FanfictionJung Hana, seorang gadis yang 'terpaksa' mendedikasikan beberapa bulan dalam hidupnya untuk menjadi manager boygrup terkenal asal Korea Selatan, BTS. Hana percaya bahwa ini adalah takdir dari Tuhan.Takdir pun telah menuntun ke tujuh laki - laki ters...