Dia Kenapa ?

726 50 0
                                    

I'm back!!!

'Jeng jeng jeng jeng ~~~~'

Setelah sekian lama gak update akhirnya malem ini author bisa update :')

Author minta maaf kalau updatenya kelamaan 🙏

Makanya jgn lupa voment agar author makin semangat lanjutin ff ini okee?👍

Happy reading guys 💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hana pov

'Lihatlah dirimu, begitu sempurna hingga membuatku iri.'

'Kau cantik, pintar, berbakat, jelas kau mudah mendapatkan apa yang kau inginkan.'

'Sepertinya hanya hidupmu yang selalu diberi keberuntungan. Tanpa perlu mengorbankan banyak hal kau mampu meraih impianmu.'

'Ternyata kau tidak seberuntung yang ku pikirkan. Pergilah! Aku tidak ingin memiliki teman gila sepertimu.'

'Tidak.. Tidak!'

.
.
.
.
.
.
.

Aku sontak terbangun saat tubuhku di goncangkan dengan sangat kasar oleh seseorang. "Hana bangunlah!"

Sorot mataku langsung mengarah pada sosok Namjoon yang terlihat panik.

Aku terdiam sejenak, mencoba mengingat mimpi apa yang baru saja aku alami. Ah aku ingat, ternyata mimpi itu lagi. Sejenak aku berusaha menenangkan diriku dengan cara menghembuskan napas secara perlahan.

"Hana?" Panggilan dari Namjoon berhasil menyadarkanku dari lamunan.

"Gwenchanayo, aku hanya mimpi buruk." Jawabku sambil berusaha merubah posisiku menjadi terduduk. Aku menyeka keringat yang membasahi keningku. Pandanganku mengedar ke sekeliling ruangan. Rupanya aku benar - benar tertidur di ruang tengah.

"Hana bisa kita bicara ?"

Kulirik sekilas jam yang menempel di dinding. Pukul 4 pagi. "Apa yang ingin kita bicarakan sepagi ini ?" Tanyaku dengan suara parau.

Ia tak menjawab, tapi ia malah melirik ke arah dimana Hoseok tengah tertidur pulas di sofa panjang. Kemudian Namjoon berjalan menuju dapur, mau tak mau aku harus mengikutinya untuk mengetahui apa yang ingin ia bicarakan padaku. Aku duduk di kursi makan, sedangkan Namjoon duduk di kursi sebrang.

"Apa yang ingin kau bicarakan ?"

Namjoon terlihat berpikir sejenak sebelum berbicara. Aku semakin penasaran dengan apa yang akan dia bicarakan padaku. "Aku tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Jimin."

"Sedari tadi aku memikirkan apa yang harus kulakukan untuk menyelesaikan masalah ini. Aku tidak ingin Jimin dan Suga hyung bertengkar lagi." Lanjut Namjoon dengan wajah muram saat mengutarakan isi hatinya.

Jujur aku merasa iba pada Namjoon. Banyak hal yang harus ia lakukan agar grupnya tetap kompak. Sebagai leader tentu saja ia harus memikirkan cara untuk menyelesaikan suatu masalah di dalam grupnya, bahkan ia juga dituntut untuk menjadi penengah saat para member sedang berselisih. Harus memiliki kesabaran ekstra ketika menjadi seorang leader.

Tapi apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya pada Namjoon mengenai kalimat yang Jimin ucapkan padaku ?

Setelah beberapa saat aku mempertimbangkannya, akhirnya aku memutuskan untuk mengatakannya.

Destiny of Life Hana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang