Hai hai hai ~~~
Author update lagi ✌
Jangan lupa vote & komen ya readersKarena voment itu ....
.
.
.
.
.'Gratis'
Hehehe 😁Oke langsung aja ya
Happy reading 💜
.
.
.
.
.
.
.Bangtan kini tengah berada di ruang latihan. Mereka ditemani oleh pelatih dance kesayangan mereka, yaitu Son Seung Deuk. Sudah 3 jam lamanya mereka berlatih untuk persiapan tampil di acara award yang akan diselenggarakan dua hari lagi.
Tetapi, ada yang berbeda pada latihan kali ini. Tidak biasanya seorang Park Jimin sulit menghafal sebuah gerakan baru. Sudah berkali - kali pelatih Son mengajarkannya, namun hingga saat ini ia belum bisa menerima ajaran pelatihnya.
"Kau kenapa Jim ? Biasanya kau yang paling mudah menghafalkan gerakan baru, tapi mengapa kali ini kau tampak sulit sekali kelihatannya."
"Ku akui saat ini Yoongi, Jin, dan Namjoon daya tangkapnya jauh lebih baik di banding dirimu. Kau harus ingat bahwa acara tersebut tidak lama lagi, jadi jangan menjadi penghambat member lain." Ucap pelatih Son tanpa memikirkan perasaan Jimin.
Jimin yang sedang berusaha mengingat setiap gerakan seketika terhenti. Ia nampak menundukkan kepalanya sambil mengusap tengkuknya.
"Mianhae hyung, aku hanya sedang kurang fokus saat ini. Tapi aku akan berusaha untuk menghafalnya."
Pelatih Son hanya terdiam sambil menatap Jimin. Kemudian ia menghela nafas kasar. Tak lama ponsel pelatih Son berdering, lalu ia sedikit menjauh dari para member untuk mengangkat telfon tersebut.
"Aku akan keluar sebentar, kalian lanjutkan latihannya."
Pelatih Son kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Lalu ia melangkahkan kakinya keluar dari ruang latihan meninggalkan para member yang hanya bisa menatap kepergiannya. Pandangan para member kemudian tertuju pada Jimin.
"Apa kau sedang dalam masalah ?" Tanya Namjoon yang kini sudah berdiri tepat di hadapan Jimin.
Jimin hanya menggeleng lalu menampakkan sebuah senyum tipis. Hoseok kemudian merangkul bahu Jimin, memberikan sedikit ketenangan pada teman sekamarnya ini. "Tak usah khawatir, kami akan membantumu. Ayo kita latihan lagi."
Semua mengangguk termasuk juga Jimin. Jimin akan berusaha keras, ia tak ingin menjadi penghambat para member seperti yang di katakan pelatih Son barusan. Ia juga akan berusaha mengesampingkan urusan pribadinya saat melakukan latihan ataupun tampil di hadapan publik. Dengan kata lain, ia akan bersikap profesional.
.
.
.
.
.
.
.
.23.15 KST
Seorang gadis berparas cantik baru saja menyelesaikan tugasnya, yaitu menyusun laporan bulanan kegiatan Bangtan. Siapa lagi kalau bukan Hana. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Tangannya terulur memijit pelipisnya sendiri. Banyaknya tekanan membuat dirinya akhir - akhir ini kembali merasakan sakit kepala yang teramat sangat.
Tangan kiri Hana kemudian meraih sebuah kalendar yang berada tak jauh dari jangkauannya. Ia menatap sebuah tanggal yang belum lama ini ia lingkari dengan menggunakan spidol merah.
"Satu bulan berlalu, penderitaanku akan berakhir dalam 5 bulan lagi."
Namun, sorot matanya tak sengaja melihat sebuah tulisan kecil yang berada di bawah kalendar. Ia kemudian membuka laci mejanya dan mengambil sebuah botol yang sudah tak ada isinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Life Hana
FanfictionJung Hana, seorang gadis yang 'terpaksa' mendedikasikan beberapa bulan dalam hidupnya untuk menjadi manager boygrup terkenal asal Korea Selatan, BTS. Hana percaya bahwa ini adalah takdir dari Tuhan.Takdir pun telah menuntun ke tujuh laki - laki ters...