Masalah Pertama

1.1K 68 0
                                    

Jangan lupa klik simbol bintang di kiri bawah dan komen ya readers 👍

Happy reading 💜

.
.
.
.
.
.
.

"Sebenarnya apa yang kau sembunyikan ?" Kata seseorang dari arah belakang tubuh Hana.

Hana terkejut ketika ada yang berbicara dari arah belakang tubuhnya. Ia sontak menoleh ke arah sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui siapa yang sedang ada di hadapannya saat ini.

"A.. apa maksudmu ? Aku tidak menyembunyikan apapun". Entah mengapa Hana merasa gugup jika dihadapkan dengan namja berkulit putih pucat ini. Tatapan mengintimidasinya membuat Hana merasa seakan - akan dirinya seorang penjahat yang tertangkap basah sedang berbuat kriminal.

1 detik ...
2 detik ...
3 detik ...
4 detik ...
5 detik ...

Hana lantas membuang pandangannya ke sembarang arah saat dirinya tak sengaja terkunci oleh tatapan tajam Yoongi. Hana mencoba menenangkan dirinya dengan meneguk sisa air yang ada di dalam gelas miliknya. Sedangkan Yoongi, ia dengan santainya melewati Hana yang sedang dilanda kegugupan atas kejadian saling tatap tersebut.

"Tidurlah" Yoongi berucap sambil melenggang pergi meninggalkan Hana yang masih diam tak berkutik. "Dingin sekali dia, aku tak yakin apakah ada yeoja yang ingin berpacaran atau menikah dengannya jika sikapnya sedingin itu" gerutu Hana sesaat setelah Yoongi telah hilang dari pandangannya.

.
.
.
.
.
.

Hana pov's

"Aahhh sakit! Ini benar - benar menyakitkan". Aku benar - benar tidak mengerti mengapa 'tamu bulanan' ku kali ini terasa sangat sakit sekali. Aku tak berhenti meremas bantal serta perutku sendiri yang terasa seperti sedang di tekan - tekan dari dalam.

Aku berusaha berjalan menuju dapur untuk mengambil air hangat, biasanya sakitnya akan hilang jika aku meminum air hangat. Tapi, "AAKKHH! SAKIT HUAAAA!" karena tak tahan aku pun sedikit menjerit. Namun karena tidak ingin mengganggu tetangga sekitar kamarku, kuredam jeritanku pada boneka kesayanganku.

Ku kuatkan niatku untuk berusaha berjalan menuju dapur. Seraya tangan kiriku memegangi perut, tangan kananku memegangi dinding agar aku tidak terjatuh. Beruntung kamarku berada tak jauh dari dapur. Hanya butuh sekitar 12 langkah untuk mencapainya. Namun jika dalam keadaan seperti ini, 12 langkah bagaikan 120 langkah. Terasa jauh sekali.

"Hana-ssi kau kenapa berjalan seperti itu ?" Tanya Jungkook terheran - heran saat melihatku yang berjalan seperti lansia yang sudah sangat sulit melangkah. Aku pun tak menjawab pertanyaannya. Ia pun terus memanggil - manggil namaku karena aku tak segera menjawab pertanyaannya.

Karena panggilan Jungkook terhadapku lumayan keras, lantas member yang lain keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. "Dia kenapa Kook ?" Aku mendengar Jin yang bertanya pada dongsaeng nya. Jungkook hanya menggeleng dan menaikkan bahunya sekali.

Aku benar - benar tidak peduli dengan tatapan penuh tanya mereka terhadap keadaanku. "Daripada kalian banyak bertanya, bisakah bantu aku berjalan untuk menuju dapur ?" Ucapku karena sudah tidak tahan dengan rasa sakit ini. Mereka dengan sigap membantuku menuju dapur dan mendudukanku di kursi meja makan.

"Tolong ambilkan air hangat untukku" Jin dengan cekatan menjalankan perintahku. "Perutmu sakit ? Memangnya kau tadi habis makan apa ?" Tanya Jimin dengan wajah khawatir.

Aku menghiraukan pertanyaan Jimin dan segera meraih air hangat dari tangan Jin lalu meminumnya perlahan - lahan. Mereka semua kini tengah mengelilingi diriku dan menatapku khawatir.

Destiny of Life Hana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang