Part 29

0 0 0
                                    


Auto Hazna
"Put anter ke toilet yuk" Ajak ku ketika sudah selesai makan.

"Udah kelas 12 masih minta diantar" ledek Nadhia

"Gak minta antar sama lo"

"Put lo baik deh, yuk yuk yuk" sambungku dengan muka memelas.

"Iya, iya ayo" jawaban dar Putri yang langsung beranjak dari kursinya.

Ketika baru saja melangkahkan kaki ini dari ambang pintu. Aku terhenti dua sosok menghalangi kita berdua.

"Kemana lo? " tanya orang itu

"Ketoilet, Awas!" tegasku sambil sedikit mendorong tubuhnya.

"Gue antar yuk" celetuk dari Daffa

"Yey gak makasih," ketusku yang langsung berjalan meninggalkan Putri yang masih di belakang.

Adanya ketukan sepatu di belakang berfikir itu adalah Putri.

"Put cepetan " teriakku tanpa menengok ke belakang. Tapi tak ada jawaban dari Putri, membuat penasaran ku muncul.

"Putri" panggil ku yang memberikan diri untuk menengok ke belakang.

Emang belum jauh dari pintu kelas, ketika badan ku berbalik ternyata sosok yang mengikutiku bukan Putri.

Putri yang masih berdiri di depan kelas bersama Daffa dengan tatapan tertuju padaku dan tersenyum .

Naveen

Dia yang mengikutiku

"Put kok lo masih di sana sih" teriakku ketakutan yang melihat Naveen semakin mendekat.

Putri hanya tersenyum tak ada gerakan lain. Naveen yang semakin mendekat otomatis aku melangkah mundur.

"Veen" ringisku yang sambil melihat ke belakang yang semakin mundur mendekati batu pembatas taman dekat dengan kantin.

"Apa" jawab Naveen dengan senyum liciknya.

Kaki ku sudah kena pembatas taman itu.

"Veen Naveen" teriaku yang langsung terjatuh ketika Naveen mendorong tubuh ku.

Bruugggh

Suara tubuh ku terjatuh.

Autor prov

"Bruggghh"

suara tubuh kecil Hazna yang terjatuh dengan posisi duduk diantara tanaman tanaman, kaki yang sedikit naik ke atas karena berada di batu pembatas itu.

Tak ada kata yang terucap dari keduanya, matanya saling menatap, dan terkadang memperhatikan sekitar yang keadaan masih istirahat.

Naveen yang sedang berdiri tepat didepan Hazna, tanpa memberi bantuan, mata tajamnya terus menatap Hazna.

Satu menit

Dua menit

Tiga menit

Mereka terus saling menatap dengan muka datar, keadaan Hazna masih sama begitupun Naveen.
Bel tanda selesai istirahat telah berbunyi tak ada gerakan yang mereka lakukan.

HazNaveenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang