Sinar mentari pagi masuk melalui pintu yang terbuka. Dua orang wanita sedang menyiapkan sarapan di dapur. Gadis yang berusia 17 tahun itu melihat Ibunya menyiapkan mangkuk yang berisi bubur ke atas nampan. Tidak lupa pula segelas teh hangat mendampinginya.
"Mau dibawa kemana, Mi?" tanya Marwah, adik Anugrah suami Nabila.
"Ke kamar kakakmu," jawab Ummi.
"Kak Nuga sakit?" tanyanya.
"Assalamualaikum," salam dua orang pria yang masuk ke dalam rumah.
"Wa'alaikumsalam," sahut penghuni rumah.
Ummi yang melihat suami dan anak laki-lakinya pulang dari masjid itu segera menghampiri.
"Bagaimana kata Abah?" tanya Ummi kepada suaminya.
-Abah Panggilan untuk Pemilik Pondok Pesantren Al-Hijriah-
"Terkejut dan kaget," jawab Abi.
"Lalu?" tanya Ummi lagi.
"Nuga kasih alasan kalau kami menikah karena kami ingin menikah secara sederhana dan hanya di hadiri keluarga inti. Ini juga permintaan dari ..." pria itu menggantungkan kalimatnya. "Nabila, " sambungnya.
"Nanti tinggal urus berkasnya ke kantor KUA," jawab Abi.
"Siapa yang nikah, Kak?" tanya Marwah yang keluar dari dapur.
Ia memang tidak tahu apa yang terjadu tadi malam karena malam tadu dia tidur di asrama putri dan baru pulang setelah melaksanakan shalat subuh tadi.
"Abah minta untuk mengadakan pengajian sebagai rasa syukur atas pernikahan anak kita. Sekaligus mengabarkan bahwa ustadz Nuga sudah memiliki istri," ucap Abi.
"Kapan?" tanya Ummi
"Ba'da Ashar nanti di masjid. Hanya santriwan saja yang diajak."
"Oh, ya sudah kalau begitu. Ga, kamu hari ini ngga usah ngajar dulu, ya. Jagain istri kamu di rumah," pinta Ummi.
Wajah lelaki itu tampak enggan dengan pinta Ibuya. Bagaimana bisa dia bersama dengan wanita asing di dalam satu atao yang sama. Ah, tunggu dulu, mereka sudah menikah. Nuga harus ingat bahwa mereka sudah menikah. Dengan paksa akhirnya dia menganggukkan kepala sebagai tanda setuju. Tapi bagimana dengan perasaan kedal san kecewanya.
"Nah, ya sudah kalau begitu Ummi mau bangunin menantu Ummi dulu," ucap Ummi.
Marwah melihat Umminya berjalan kearah dapur. Mungkin mau membawa makanan yang sudah disiapkannya tadi. Abinya juga menyusul Ummi ke arah dapur. Ketika Nuga ingin melangkah pergi, tangannya ditarik oleh Marwah yang penasaran dengan obrolan yang mwmbuat dirinya shik shak shok.
"Kak, beneran udah nikah?" tanyanya yang sedikit berbisik.
"Iya."
"Ha! Seriusan? Kok bisa?" tanya Marwah. "Kenapa Marwah ngga tahu, kapan nikahnya, dimana? Bukannya kakak deket sama kak Ha ---"
Ucapannya terhenti ketika melihat mata Kakaknya melotot. Ia takut jika kakaknya sudah memandang seperti itu. Marwah inisiatif melepaskan rangkulan tangannya san menunduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Pilihan Allah
RomansaCerita Sudah tamat (Maret 2020) Ketika hati telah memiliki pilihan sendiri, namun Allah menghadirkan orang lain di dalam kehidupanmu. Takdir Allah itu begitu indah, meskipun kita tak pernah peka terhadapnya. Ya, itulah yang dirasakan oleh Anugrah Nu...