Be My Lady (2)

412 36 0
                                    



Semakin hari Irene sudah menerima kepergian kekasihnya. Kemarin pihak rumah sakit mendapatkan kabar bahwa menemukan beberapa jasad tim medis tetapi tak ada jasad Sehun di sana. Irene mendesah kecewa kala Chanyeol mengatakannya.

Irene terduduk lesu di sofa apartemennya, eomma dan appa sudah kembali ke Daegu sejak kemarin siang. Seulgi juga bekerja seperti biasa. Ia masih belum diperbolehkan untuk bekerja dulu jadilah ia duduk-duduk saja di apartemen.

Waktu menunjukkan pukul setengah satu siang kala Chanyeol datang untuk mengecek keadaannya sekarang. Irene belum sempat membuat makanan apa-apa kala pemuda itu datang dan ia sangat merasa bersalah.

"Oppa aku tidak memiliki makanan apa-apa di apartemen. Aku terlalu lama melamun dan tidak memasak seharian ini," ucap gadis itu penuh penyesalan.

Chanyeol tersenyum kecil mendengar perkataan Irene. Sepertinya gadis itu sudah kembali seperti Irene yang dulu.

"Tak apa, aku membawakan makanan kesukaanmu," pemuda itu mengeluarkan sesuatu dari paper bag coklat yang dibawanya.

Ternyata makanan yang dibawa adalah bibimbap. Tak hanya itu dokter Chanyeol juga membawakannya tteobeokki dan buah strawberry kesukaannya.

"Woaaaa," gadis itu menangkupkan kedua tangan kala melihat makanan-makanan itu.

"Kajja, kita makan siang," ajak Chanyeol.

Dengan senang hati Irene mengiyakan dan segera menyantap bibimbap bawaan Chanyeol. Rasanya sudah lama ia tak merasakan makanan seenak ini. Chanyeol terkekeh pelan saat melihat Irene seperti anak kecil saat makan begini.

"Sebentar, ada sesuatu di bibirmu," ucapa Chanyeol.

Pemuda itu mengusap sudut bibir Irene dengan ibu jari tangannya membuat Irene terkejut dan terdiam beberapa detik.

"Kau seperti anak kecil," kata pemuda itu lalu terkekeh.

Irene yang sempat gugup segera melanjutkan acara makannya.

***

Hari demi hari telah berlalu, bulan demi bulan juga telah berlalu. Tak terasa sudah enam bulan kepergian Sehun. Sesuai waktu yang telah dijanjikan, Irene tidak mendapati Sehunnya kembali. Mungkin memang Tuhan telah mengambil Sehun untuk pergi mendahuluinya. Selama itupun tak ada lagi kabar tentang keberadaan pemuda itu maupun rekan-rekan medis yang lain. Jasad yang dulu ditemukan hanya beberapa dari tim medis yang menjadi relawan di sana.

Memikirkannya membuat Irene ingin menangis. Gadis itu berjalan menuju kursi yang selalu diduduki Oh Sehun saat berada di ruangan pribadinya di Rumah Sakit. Ia menyentuh lembut sandaran kursi itu.

Air matanya perlahan mengalir begitu saja mengingat kenangan-kenangannya bersama Sehun di sana. Tak jarang mereka menghabiskan waktu makan siang di ruangan ini selama satu tahun Sehun mendapat posisi di Rumah Sakit ini.

Tak mau berlama-lama bersedih di sana Irene segera keluar berniat kembali ke toko bunga. Namun, seseorang memanggilnya membuat gadis mungil itu berbalik. Ia mendapati Chanyeol menghampirinya, Irene mencoba tersenyum meski suasan hatinya masih sedih mengingat memorinya bersama sang kekasih.

"Kau akan pulang?" tanya Chanyeol.

"Ani, aku harus ke toko lagi," balas Irene.

"Baiklah ayo kuantar," ajak Chanyeol.

"Tidak perlu, oppa. Oppa pasti sibuk, aku bisa naik taxi," tolak Irene halus.

Jujur saja ia tak mau merepotkan Chanyeol. Selama ini ia merasa sudah sangat banyak merepotkan sahabat Sehun itu.

Vanilla Latte : Short Story | Hunrene ChanreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang