Asal Kau Bahagia - Remake (end)

542 39 2
                                    


Irene duduk di bangku penonton lapangan basket indoor sekolahnya. Waktu istirahat hanya dua puluh menit jadi tidak ada satupun siswa yang datang ke lapangan itu. Ia mengetuk-etuk kaki mungilnya yang terbungkus sepatu sneakers putih kesayangannya.

Tak lama seseorang datang membuka pintu, Irene segera menoleh dan berdiri begitu melihat sosok yang ditunggunya datang. Gadis itu turun dari bangku penonton menuju tepi lapangan.

"Sehun," ucapnya.

Lelaki itu tampak menatap Irene datar dan dingin. Tidak seperti biasanya yang selalu menatap Irene hangat.

Senyum Irene hilang begitu saja. Sehun berubah, lelaki itu seolah tidak mau lagi dekat dengannya beberapa hari ini padahal mereka satu kelas. Irene merasa ada yang tidak tenang di hatinya kala Sehun menjauhinya.

"Kau datang," kata Irene pelan.

Gadis itu memberi pesan pada Sehun agar mereka bertemu saat jam istirahat di lapangan basket indor.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Sehun to the point.

Irene terdiam, haruskah ia bilang bahwa dirinya merasa kehilangan saat lelaki itu berusaha menjaga jarak dengannya. Apa kata-katanya dulu terakhir kali saat mereka berada di lapangan ini membuat lelaki itu sakit.

Irene menghela napas, "Kau menjauhiku," kata Irene.

Sehun menatap Irene tanpa ekspresi.

"Apa kata-kataku waktu itu menyakitimu?" tanya Irene hati-hati.

Sehun tersenyum miring, "Tidak. Kata-katamu tidak menyakitiku, tetapi kata-katamu membuatku sadar akan semua ini. Bahwa aku salah telah mencintaimu, Rene. Mencintai gadis milik orang lain," jawab Sehun.

"Oleh karenanya lebih baik aku menjauh, kau tak kan pernah kumiliki meski sudah banyak hal yang kulakukan untukmu, Rene. Aku tetap kalah," lanjut Sehun masih dengan wajah datarnya.

Irene menunduk, dia sudah menyakiti Sehun.

"Maaf," lirihnya.

Selama beberapa hari ini ia merasa kehilangan karena sosok Sehun jarang menghampirinya saat di kelas. Bahkan Sehun tidak menyapanya, lelaki itu pergi begitu saja saat pelajaran usai. Hal itu membuat Irene sedih, ia merasa sepi.

Seharusnya ia tak boleh merasakan hal itu karena ada Chanayeol yang menemaninya tapi kali ini beda. Ketidakhadiran Sehun membuatnya rindu dan sadar bahwa ia telah membagi cintanya.

"Kau tidak salah, aku yang bodoh," kata Sehun.

"Jika sudah tidak ada yang ingin kau tanyakan aku akan kembali ke kantin, Kai sudah menungguku," kata Sehun kemudian berbalik hendak pergi.

Entah dorongan dari mana tiba-tiba saja Irene berlari mencegahnya dan memeluk Sehun dari belakang. Lelaki itu begitu terkejut dengan perlakuan Irene. Kedua tangan mungil itu melingkar sempurna di perunya membuat jantung Sehun berdebar.

"Maaf, Sehun. Maafkan aku. Tolong jangan menjauh dariku, aku.. aku.. a-aku rindu," Irene berkata sambil terisak.

Seperti tersengat listrik Sehun, entah apa perasaan lelaki itu saat ini senang atau malah takut. Ia mencoba meraih tangan Irene dan melepas pelukan gadis itu. Sehun membalikkan badan, ia melihat Irene menangis.

"Jangan menangis," ucapnya pelan sambil menghapus air mata di pipi gadis itu.

Irene mendongak menatap wajah tampah Oh Sehun.

"Aku tak pernah berniat meninggalkanmu atau menjauhimu. Tapi aku tersadar dengan kenyataan bahwa kau miliknya, membuatku harus melakukan itu," kata Sehun.

Vanilla Latte : Short Story | Hunrene ChanreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang