Be My Lady (End)

634 42 3
                                    


Perasaan Chanyeol saat ini tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Antara marah, kecewa, sedih bercampur menjadi satu. Melihat istrinya berpelukan dengan lelaki lain yang tak lain adalah kekasihnya dulu membuat hatinya memanas sungguh panas.

Awalnya ia berkunjung ke toko bunga Irene untuk mengajak mereka sarapan bersama karena ia tahu istrinya akhir-akhir ini selalu melewatkan waktu sarapannya. Tetapi malah hal menyakitkan yang diterimanya.

Bahkan sudah hampir senja sekarang tapi Irene tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Pikiran buruh mulai menghantui Chanyeol. Mungkinkah Irene menghabiskan waktu berdua bersama Sehun? Ah tidak-tidak ia tak mau memikirkan hal aneh-aneh. Terlebih tadi siang ia melihat Sehun di rumah sakit jadi mana mungkin mereka berdua menghabiskan waktu bersama.

Tak lama pintu utama terbuka menampilkan sosok Irene dengan wajah yang lebih ceria dari hari-hari kemarin. Wanita itu membawa makanan untuk mereka santap di malam hari nanti.

"Eoh, oppa pulang cepat?" tanya gadis itu melihat Chanyeol duduk di sofa ruang keluarga sembari memangku laptop.

Tanpa mendengar balasan suaminya Irene segera ke dapur untuk meletakkan makanan yang dibelinya. Kemudian gadis itu masuk ke kamar untuk membersihkan diri.

Tak lama Irene keluar dengan pakaian rumahannya dan berkutat di dapur. Gadis itu segera duduk di samping Chanyeol setelah meletakkan dua gelas jus strawberry dan kue brownis. Ia menginterupsi Chanyeol agar pria itu meminum jusnya.

"Tidak biasanya oppa pulang cepat," kata Irene setelah meneguk jusnya separuh gelas.

Chanyeol hanya terdiam tanpa berniat membalasnya. Dugaannya semakin kuat istrinya terlihat lebih segar hari ini pasti karena pertemuannya dengan Sehun tadi pagi. Alih-alih berbicara atau menyentuh makanan di atas meja Chanyeol malah bangkit dan masuk ke kamar. Irene bingung melihat sikap Chanyeol yang tidak biasa.

Beberapa menit kemudian Chanyeol keluar dengan pakaian yang lebih rapi. Celana jeans hitam dengan kemeja biru laut membalut tubuhnya. Pemuda itu bahkan masih menggunakan kacamata yang bertengger di hidungnya saat fokus pada layar laptop tadi.

"Aku ada jadwal jaga malam ini. Hati-hati di rumah," ucap pemuda itu kemudian berlalu begitu saja dari ruang keluarga.

Irene yang heran segera bangkit dan mengejar suaminya. Saat pria itu hendak membuka kenop pintu utama Irene menahan lengannya.

"Oppa kenapa? Marah padaku? Kenapa mendadak ada jadwal jaga?" tanya Irene yang sudah mencium aroma tak mengenakan akan tingkah Chanyeol.

"Irene aku ada jadwal jaga malam ini. Maaf tidak bisa menemanimu, kau bisa menghabiskan waktumu bersama Sehun jika kau merasa kesepian di rumah," balas Chanyeol lalu segera membuka pintu.

Irene mematung mendengar jawaban suaminya. Menghabiskan waktu bersama Sehun? Apa maksud suaminya itu? Apa Chanyeol sedang mencurigainya menjalin hubungan lagi dengan Sehun? Matanya kini sudah berkaca-kaca. Ia mendengar suara deru mesin mobil Chanyeol perlahan menjauh.

Gadis itu bersandar pada pintu dengan setitik air mata yang tiba-tiba jatuh di pipinya yang sedikit chubby. Chanyeol pasti sudah salah sangka. Bahkan dirinya belum memberitahukan kejadian tadi pagi bersama Sehun. Atau jangan-jangan Chanyeol tadi pagi ke toko bunga dan melihatnya bersama Sehun?

"Ya Tuhan, bagaimana ini?" gumamnya pelan sembari menghapus air matanya yang jatuh.

***

Irene menunggu kepulangan Chanyeol sejak satu jam yang lalu. Sudah seharian ia tak bertemu suaminya, ada rasa khawatir yang mendera lubuk hatinya. Sepertinya Chanyeol benar-benar marah dan salah paham. Pemuda itu bahkan tidak membalas pesan yang dikiriminya sejak tadi siang. Wanita itu menjadi sangat sedih. Terlebih ada yang ingin ia sampaikan dan ia jelaskan pada Chanyeol.

Vanilla Latte : Short Story | Hunrene ChanreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang