Heart Beat

360 35 9
                                    

Title : Heart Beat

Genre : Romance

Cast :

Bae Irene as Choi Irene

Oh Sehun as Oh Sehun

Park Chanyeol as Park Chanyeol


Cerita ini terinspirasi dari drama korea 'Born Again'
Ada yang tahu?
Itu bagus banget dan aku suka, sampe bikin nih cerita hehe..
Oke yuk

.
.
.



Musim gugur nampaknya akan tiba dalam waktu dekat. Choi Irene sudah tak sabar menantikannya. Dari empat musim yang sering ia lewati dalam setahun hanya musim gugur yang selalu ia nantikan.

Gadis 24 tahun itu tidak suka musim panas, ia akan selalu mengeluh setiap musim panas datang. Dibanding berjemur di pantai ia lebih menyukai menghabiskan waktu di apartemen untuk menonton film atau drama yang rilis di musim panas. Untuk musim dingin gadis mungil itu juga tidak suka, pasalnya setiap kali salju turun ia akan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan entah itu di butik, apartemen, ataupun rumah Oh Sehun. Ya, lelaki itu tak akan membiarkan tubuh mungilnya kedinginan barang satu detikpun.

Musim semi, hmm memang siapa yang tak suka melihat bunga bermekaran? Sepertinya semua orang menyukainya, Irene bukannya tidak menyukai musim semi ia suka hanya tidak sesuka seperti saat musim gugur tiba.

Hari ini Irene masih berada di butik miliknya. Sekedar menata baju-baju di sana dan mengobrol ringan bersama pekerja di butiknya yaitu Yerim dan Mina.

"Eoni, dia datang!" seru Yerim melihat sebuah mobil hitam berhenti di depan butiknya.

Irene menatap keluar pintu kaca, benar saja seseorang yang sangat ia kenal turun dari mobil itu menggunakan jaket hitam dan kacamata hitam. Irene tersenyum tipis.

Lelaki bertubuh tinggi memasuki butik setelah melepas kaca mata hitamnya. Senyuman yang menawan menghiasi wajahnya membuat beberapa pelanggan di butik menatap ke arahnya dengan takjub.

"Selamat sore," sapanya pada gadis berambut hitam yang tengah berdiri memegang beberapa potong baju.

Irene, gadis itu tersenyum, "Sore," balasnya.

Sehun mengambil alih baju yang berada di tangan Irene kemudian memberi kode pada Yerim yang berada tak jauh dari mereka. Gadis itu paham lalu segera mengambil tumpukan baju itu dan membawanya ke tempat blouse-blouse berada.

"Jangan bekerja terlalu keras, kau bisa menambah karyawan jika butik ramai," ucap Sehun sembari mengusap pelan bahu sempit Irene.

"Jangan berlebihan, aku tidak apa-apa. Ini butikku jadi aku harus ikut melayani pembeli di sini," balas Irene.

Sehun menghela napas pelan kemudian menarik tangan gadis itu ke arah sofa yang di sediakan di sudut ruangan.

"Ayo kita kencan," ajak Sehun.

Irene tertawa mendengarnya. Lelaki Oh ini benar-benar sangat to the point. Sehun menatap Irene heran.

"Kau yakin Detektif Oh? Apa kasusmu sudah kau selesaikan?" tanya Irene penuh selidik.

Lagi-lagi Sehun menghela napas pelan. Ini malam minggu dan dia sudah lama tak mengajak Irene kencan karena pekerjaannya yang selalu menumpuk. Walau sebenarnya kasus yang ia tangani belum selesai tetapi ia ingin menyempatkan sedikit waktu yang ia punya untuk gadisnya.

"Belum, tapi malam ini aku free. Aku lelah tapi setelah bertemu denganmu rasa lelahku hilang begitu saja," kata Sehun diiringi senyuman tipisnya.

Irene memutar bola matanya, Sehun sedikit tidak cocok mengatakan hal seperti itu. Lelaki itu jarang sekali berkata-kata manis tetapi sering memberikan perhatian dan perlakuan manis untuknya.

Vanilla Latte : Short Story | Hunrene ChanreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang