Bae Irene menyandarkan kepala mungilnya di bahu kekasih yang sudah hampir satu tahun menemani hari-harinya. Akhir-akhir ini kekasihnya itu sangat sibuk membuat dirinya kesepian meskipun ia ditemani oleh sahabat-sahabatnya yang lain. Apalagi sekarang ia tinggal di apartemen sendiri karena Seulgi sudah menikah dengan Kai sekitar dua bulan yang lalu.
Bibirnya cemberut kala melihat Chanyeol yang sibuk menatap sebuah kertas yang dipegangnya. Walaupun Irene sudah datang ke sini membawa makan siang untuk mereka masih saja pemuda itu menatap kertas bertuliskan huruf-huruf ketimbang menatap wajah cantiknya.
"Oppa," panggil Irene merajuk.
"Hmmm"
"Chanyeol oppa,"
Sekali lagi hanya deheman yang keluar dari mulut pemuda itu. Membuat Irene bangkit dan mengambil tas nya di atas meja. Tetapi belum sempat melangkah sebuah tangan menarik pergelangan tangannya membuat ia limbung dan jatuh tepat di pangkuan seorang Park Chanyeol.
Pemuda itu tersenyum kala melihat bibir gadisnya masih saja cemberut. Dirapikannya rambut sang kekasih dengan menyelipakannya ke balik telinga gadis itu.
"Kekasihku sedang merajuk ternyata," kekeh pemuda itu.
Irene mencoba berontak tetapi tubuh mungilnya semakin dipeluk erat oleh Chanyeol. Karena tahu tak akan sanggup melawan tenanga pemuda itu ia hanya diam dan menyandarkan kepala di dada Chanyeol.
"Mian, aku terlalu sibuk," ucap Chanyeol.
"Aku sungguh merindukanmu,"
Dikecupnya puncak kepala gadis itu dengan sayang. Membuat Irene bernapas lega tapi juga merasa bersalah. Harusnya ia paham Chanyeol begini juga untuk masa depan mereka. Sebulan yang lalu keduanya sudah resmi bertunangan. Rencananya bulan depan mereka akan melaksanakan pernikahan menyusul Seulgi dan Kai.
"Maaf jika tingkahku kekanak-kanakan. Aku juga sangat merindukan oppa," balas gadis itu kemudian balas melingkarkan tangannya di pinggang Chanyeol.
***
Tidak terasa Irene kini sudah berstatus menjadi seorang istri dari Park Chanyeol. Keduanya sungguh bahagia. Acara pernikahan mereka digelar cukup mewah mengingat Chanyeol adalah seorang dokter yang telah sukses mencapai karirnya. Pemuda itu sudah membeli sebuah rumah minimalis tetapi mewah dan memiliki halaman meski tak begitu luas dengan taman bunga untuk Irene yang sangat menyukainya.
Sudah sekitar dua bulan mereka tinggal di rumah baru menjalani kehidupan seperti pasangan suami-istri lainnya. Irene masih tetap membuka toko bunganya. Hanya saja ia sudah jarang menerima job untuk endorse. Katanya Chanyeol tak mau jika kecantikan istrinya dikonsumsi oleh publik.
Saat ini Irene tengah menyiapkan makanan untuk makan malam. Sebentar lagi pasti suaminya akan pulang mengingat waktu sudah menunjukkan pukul lima kurang sepuluh sore. Ia hanya menyewa jasa asisten rumah tangga dari pagi hingga sore saja untuk sekedar membersihkan rumah.
Untuk masalah masak-memasak wanita berusia dua puluh lima tahun itu bisa menanganinya sendiri. Tentu saja Chanyeol tidak keberatan akan hal itu, ia bangga memiliki istri cantik dan cekatan seperti Irene.
Tak lama ia mendengar suara mobil memasuki halaman rumah. Bisa ditebak itu adalah Chanyeol. Suara ketukan sepatu terdengar dan sebuah kecupan ringan mendarat di pipi kirinya saat Irene tengah membuat makanan favorit mereka.
"Selamat sore, istriku," sapa Chanyeol.
"Sore, suamiku," balas Irene lalu memberi kode agar pemuda itu duduk di kursi makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla Latte : Short Story | Hunrene Chanrene
FanfictionUdah baca aja, mana tahu suka..