Seorang pemuda tampan menyeret koper hitam miliknya. Mata bulatnya melihat sekeliling untuk mwmcari sosok yang menjemputnya. Tak lama ia menemukan sosok bertubuh mungil mengenakan blazer kotak-kota berdiri tak jauh dari pintu keluar bandara."Hai cantik, apa kau sendirian saja?" bisik Chanyeol pada gadis yang masih sibuk mengotak-atik ponselnya.
Gadis itu tersentak kaget dan berjengit mundur.
"Astaga! Mengagetkan saja," Irene terkejut kala suara yang sangat ia kenal terdengar di telinganya.
Lelaki tinggi bertelinga lebar di belakangnya tersenyum lebar. Lucu sekali setiap kali mengerjai Irene.
"Aku mencarimu sejak tadi," kata lelaki itu.
"Aku menelponmu sejak tadi tapi tidak kau angkat sama sekali," cemberut Irene.
Tangan lelaki itu terulur untuk mengacak rambut Irene pelan.
"Maaf, ponselku sudah kumatikan,"
"Kak Chan kau sangat menyebalkan," kesal Irene.
Lelaki bernam Chanyeol iu terkekeh kemudian menggenggam tangan Irene.
"Ayo," ajaknya.
"Kemana?" tanya Irene tak mengerti.
"Ke rumahku tentu saja. Sudah tujuh tahun aku tidak pulang," jawab Chanyeol.
Irene menghentikan langkhnya membuat Chanyeol ikut berhenti dan berbalik mentap gadis itu. Chanyeol mengernyitkn dahi seolah bertanya kenapa.
Irene menggigit bibir bawahnya, "Untuk apa aku ikut denganmu ke rumahmu? Aku kira kau akan tinggal di hotel,"
"Rene, aku hanya ingin bertemu Mama dan adikku. Setelah itu mungkin aku akan ke apartemen, aku tidak siap jika harus bertemu Papa,"
"Kau punya apartemen di sini?" tanya Irene terkejut.
"Tentu saja. Sudah ayo ikut!"
Akhirnya Irene hanya mengikuti saja kemana Chanyeol membawanya. Setelah menghabiskan perjalanan selam satu jam karena terjadi kemacetan akhirnya mobil yang disewa Chanyeol berhenti di depan sebuah rumah mewah. Irene belum pernah ke sini sebelumnya. Tentu saja, mereka saling mengenal saat di Australia dulu. Chanyeol adalah salah satu seniornya di kampus.
"Ini rumahmu?" tanya Irene.
Mereka turun dan berjalan menuju gerbang. Di sana terlihat seorang satpam sedang berjaga.
"Iya, tapi dulu rumahku bukan di sini saat aku masih di Indonesia. Keluargaku mendapatkan banyak keuntungan dari perusahaan sehingga Paps membeli rumah yang lebih mewah ini," jelas Chanyeol.
Irene mengangguk paham. Satpam rumah membukakan pintu untuk mereka setelah tahu Chanyeol datang. Rupanya satpam itu sudah bekerja di keluarga Chanyeol sejak dirinya masih sekolah dulu, buktinya langsung mengenali lelaki itu.
Saat hendak menekan bel rumah tiba-tuba pintu sudah terbuka lebih dulu menampilkan soso wanita paruh paya yang masih cantik. Wanita itu terkejut melohat kedatangan dua orang di rumahnya.
"C-Chanyeoli," cicit wanita itu.
Chanyeol tersenyum, "Mama,"
Kemudian wanita itu segera memeluk putra sulungnya. Tak lama isakan tangis terdengar di sana.
"K-kau b-benar Chanyeol kan hiksss....
"Iya ma, ini Chanyeol,"
"Mama merindukanmu, nak hiksss..."
Irene yang menyaksikan pemandangan di depannya hany terdiam. Ia seperti tidak asing dengan wanita yang Chanyeol panggil mama. Belum sempat Irene berpikir di mana ia pernah menemui wanita itu sebuah suara menginterupsi ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla Latte : Short Story | Hunrene Chanrene
FanfictionUdah baca aja, mana tahu suka..