5. Selekas Rindu

112 12 0
                                    

1.
7 bulan kemudian.
Nazar sudah memiliki ponsel yang ia beli 1 bulan lalu bahkan sekarang Nazar sudah bisa berhubungan dengan Kirana kembali walaupun dari jarak jauh, mendengar suara kekasihnya saja sudah berhasil mengobati rasa rindunya.

Ponselnya tidak pernah lepas dari genggamannya bahkan sekarang Nazar bukan lagi karyawan biasa dirinya sudah dipindahkan ke bagian divisi regional di kantornya bekerja.

Tentang kedekatan Clara dan Nazar mereka masih dekat menjalin pertemanan, Gunawan sangat mempercayai Nazar di bandingkan dengan anak buahnya sendiri, bahkan Gunawan sekarang sudah menjadi salah satu donatur di panti asuhan tempat Nazar tinggal beruntung Nazar di pertemukan dengan orang-orang baik.

Oh iya, Nazar pun sekarang sudah mempunyai rumah sewa kecil di Jakarta bersama Gani yang sekarang ikut bersamanya, Nazar tidak akan lupa kebaikan Gani padanya.

Mereka tengah duduk berdua saling berhadapan menikmati batagor di kantin kampusnya. 

"Bagaimana dengan Nazar," tanya Rizal.
"Nazar gimana maksudnya?" Clara kebingungan.
"Hubungan kamu sama Nazar," katanya.
"Aku ssana Nazar cuma berteman kok enggak lebih,"
"Oh iya,"
"Memangnya kenapa Zal?"
"Enggak cuma nanya aja."

Rizal senang mendengar penuturan Clara, Rizal kira Clara sedang menjalin hubungan lebih dengan Nazar ternyata mereka hanya berteman, Oh iya Rizal sahabat Clara yang menyimpan rasa kepada Clara sejak mereka masih duduk di bangku SMP.

"Hoy, makan enggak ngajak-ngajak,"
"Ogun setan, bikin kaget aja lo," umpat Rizal.
"Santai zal,"
"Mana Vinka?" ia menatap ke sembarang arah.
"Masih di kelas,"
"Oh, eh gue pergi duluan ya ada perlu,"
"Perlu sama Nazar," celetuk Ogun, hanya di balas senyuman olehnya.
"Oke take care ya,"
"Bye."

Rizal menatap punggung itu semakin menjauh, sedikit perih di hatinya mendengar kata 'perlu bersama Nazar' tidak ada yang lebih tahu di bandingkan dirinya sendiri, hanya senyum palsu yang harus dirinya kembangkan itu sudah lebih baik.

2.

Nazar sudah menunggu anak dari atasannya di tempat parkir seraya menyenderkan tubuhnya di mobil sedan warna hitam milik kantor yang selama ini Nazar pakai untuk sehari-hari. Beberapa jam yang lalu dirinya mengobrol bersama kekasihnya Kirana via ponsel.

Wanita itu menghampirinya seraya tersenyum manis, "Hay Zar maaf lama ya," ucapnya.

"Enggak apa-apa kok,"
"Iya udah yuk,"
"Iya," Nazar membukakan pintu, senang di perlakukan lebih itu yang Clara rasakan.

"Bagaiman kuliahmu?"
"Baik, cuma banyak tugas aja khir-akhir ini,"
"Bagus dong,"
"Kok bagus?"
"Iya biar kamu tambah pintar,"
"Bisa aja."

Hal yang membuat Clara senang ketika mengobrol bersama Nazar ialah melihat Nazar tersenyum manis kearahnya itu berhasil membuat Clara merasa nyaman setiap bersama Nazar.

Tapi bagaimana dengan Nazar?

Clara tidak memikirkan hal itu yang dirinya pikirkan hanya rasa nyamannya bersama Nazar itu saja tidak lebih. Sulit di artikan perasaannya terhadap Nazar, bahkan dirinya saja tidak mengerti dengan perasaannya sendiri.

Mereka menikmati makan siang bersama itu yang sering mereka lakukan, makanan kesukaan Nazar steak with keju mozzarella hot itu yang Clara ketahui tapi yang aneh Nazar tidak bisa makan tanpa Nasi harus ada Nasi.

Clara masih memperhatikan Nazar mengunyah makanannya secara perlahan sampai hancur, sangat terlihat seksi di tambah dengan wajahnya yang sangat tampan sedikit brewok tipis menambah kesan seksi tersendiri.

My Husband Amnesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang