15. Hal Baru

124 12 0
                                    

1.
Clara mengerjapkan matanya menatap langit-langit kamarnya, ia menguap. Masih mengantuk rasanya tapi Clara terbangun dari tidurnya menatap ke samping tidak mendapati suaminya, kemana suaminya.

Bodoh baru saja menyandang status sebagai seorang istri dan sekarang dirinya bangun malan kesiangan.

"Selamat pagi istriku,"
"Pagi,"
"Kamu udah mandi?" Nazar mengangguk menghampiri istrinya yang masih berselimut di kasur.
"Aku mau mandi,"
"Sudah ku siapkan air hangat untuk kamu mandi, biar ku bantu,"
"Jangan,"
"Kenapa?"
"Aku malu," ia menarik selimutnya sampai ke leher hal itu membuat Nazar tersenyum senang.
"Enggak usah malu kan aku udah lihat semuanya semalam,"
"Ih jangan di bahas, aku mau mandi," ucapnya sekali lagi.
"Terus?" Clara mengernyitkan dahinya, apakah suaminya sekarang menjadi bodoh.

"Iya kamu keluar dulu,"
"Keluar,"
"Iya sana!"
"Ya udah iya aku tunggu kamu di bawah ingat cepetan mandinya terus kita makan, aku tunggu di bawah." katanya sebelum keluar ia mencium kening istrinya terlebih dahulu.

Nazar Keluar dari dalam kamar, dan Clara langsung berjalan tertatih karena di bagian pahanya masih sangat perih akibat ulah Nazar semalam.

2.
Nazar masih setia menunggu istrinya, ia tidak menyentuh nasi dan lauk itu sama sekali. Gunawan menatap Nazar yang masih saja diam seraya mengetuk-ketukan jari telunjuknya di atas meja.

Clara turun menghampiri suaminya, menatap saling bergantian bingung kenapa semuanya pada diam.

"Kenapa pada diam?"
"Suami mu itu masih setia nungguin kamu sampai nasi dan lauknya di anggurin," tutur Salma.
"Beneran?" Nazar nyengir kuda.

Clara berinisiatif mengambilkan nasi untuk Nazar namun tangannya di hentikan suaminya. Justru Nazar yang malah mengambil alih mempersilahkan Clara duduk di sampingnya.

"Sekarang kamu makan," Clara masih diam.
"Kamu juga,"
"Iya kita makan bareng ya."

Mereka makan dalam satu piring penuh nasi dan lauk, saling menyuapi satu sama lain rasanya ini makanan paling terenak yang Nazar dan Clara makan. Bahkan Clara sangat terharu pada suaminya belum satu hari menyandang sebagai istri tapi Nazar benar-benar sangat memperlakukannya sangat istimewa.

Bahkan sekarang Gunawan dan Salma terbawa dalam suasana melihat anak mantunya bermesraan, Gunawan tidak salah menerima Nazar sebagai suami untuk Clara dia sangat memperlakukan putri semata wayangnya dengan baik.

Selesai sarapan Nazar dan Clara menyibukkan dirinya di kamar uring-uringan tidak jelas.

3.
"Lapar," Clara merajuk.
"Lapar lagi?"
"Kan ini udah jam 10 makan siang  sayang," Nazar menatap jam dinding jarum panjangnya menunjukan pukul 09:55 WIB
"Ya udah ayo makan,"
"Pengen makan di luar,"
"Di luar negeri?" Nazar jenaka.
"Ih sayang,"
"Ya udah ayo kita makan di luar istriku."

Nazar dan Clara bergegas keluar rumah menuju ke tempat restauran yang Clara inginkan sampai di sana Clara langsung memesan beberapa makanan yang menurut Nazar pesanan itu terlalu banyak, siapa yang akan menghabiskannya.

"Sayang, kamu pesan sebanyak itu sanggup menghabiskannya?"
"Aku dan kamu suamiku yang bakalan makan ini semua." Nazar tersenyum masam.

Makanan yang di pesan datang di tambah dengan beberapa ice cream berukuran besar, Clara langsung melahapnya begitu juga dengan Nazar yang sangat lahap. "Pelan-pelan sayang," Clara mengangguk.

Retina Nazar tak sengaja melihat seseorang di pojok sana tengah mengobrol dengan seseorang orang itu berhasil membuat Nazar menghentikan aktivitas makanannya, ia rasa seperti pernah melihat orang yang sedang makan di meja no. 8 itu.

"Sayang kenapa kok berhenti makannya?"
"Ehm.. enggak kenapa-kenapa ini aku makan," jawabnya seraya mencomot daging steak yang telah di potong-potong dadu. Clara menatap ke sembarang arah tidak ada yang ia kenal.

Nazar rasa dirinya mengenal siapa seseorang yang tengah duduk di pojok sana, mereka berdua sepertinya tengah mengobrol dengan serius.

4.
Bandung in Now.
Kirana masih mencoba menunjukan kinerja kerjanya kepada Pak Johan selaku ayah Arthur, menunjukan kinerja kerja dirinya agar terlihat sangat baik.

Kirana masih duduk di kursi berhadapan langsung dengan Johan hanya berhalangan dengan meja besar hitam itu.

"Kinerja kerja kamu sangat bagus, saya sangat puas dengan cara dan ide kamu bekerja ini bisa menguntungkan perusahaan," ujarnya.
"Terimakasih Pak atas pujiannya,"
"Besok ada tender sangat besar, dan para penjabat besar akan saling bertukar pendapat saya ingin kamu dan Arthur bisa memenangkan tender itu," ujarnya kembali.
"Baik Pak, saya berjanji akan memenangkan tender itu," ucapnya dengan mantap.
"Baiklah kamu boleh kembali bekerja,"
"Terimakasih Pak."

Kirana keluar sampai di depan pintu Kirana langsung meraih ponselnya mencari nama Arthur, menyampaikan pesan singkat akan kebanggaannya karena atasannya memuji hasil kinerjanya yang bagus.

Mata Kirana menatap dalam, ponsel layarnya yang menampilkan foto dirinya dan Nazar serindu inikah hatinya kepada Nazar, ia hanya berharap semoga suatu saat nanti dirinya bisa di pertemukan dengan Nazar kembali.

Kali ini Kirana akan berjuang untuk cintanya, untuk Nazar.

5.
Clara hanya diam di dalam mobil kesal karena suaminya menanyakan sesuatu yang entah kenapa membuatnya merasa kesal, berkali-kali Nazar melirik kesamping istrinya masih diam.

Saat makan Nazar bertanya kepada Clara mengenai, keluarga dan masa lalunya di Bandung.

"Sayang,"
"Hmm," Clara masih asyik menikmati kentang gorengnya.
"Apa kamu tahu selain ibu Tiara di Bandung orang yang aku kenal, mungkin aku kenal yang lain. Siapa gitu, kamu tahu enggak?" tanyanya dengan serius.

Clara diam membenarkan cara duduknya ia menggelengkan kepalanya tanda ia tidak tahu.

"Tapi kamu pernah bilang kalau aku pernah menangis hanya karena masalah, kamu tahu karena apa?" Clara menggeleng kembali karena ia benar tidak tahu.

"Mungkin Gani tahu semuanya, kan hanya Gani teman ku yang ku kenal saat ini," Clara masih diam.
"Aku ingin pulang," Clara beranjak dari duduknya, meraih tas berjalan lebih dulu, Nazar bingung.

Sebelum memasuki mobil, Nazar menghentikan langkah Clara. "kamu kenapa?"

"Kamu yang kenapa? Bukannya dulu kamu enggak mau mengingat masa lalu kamu dan sekarang, kamu..," Clara tidak melanjutkan ucapannya.

"Maaf aku hanya ingin tahu pria di dalam sana, aku rasa. Aku seperti mengenalnya."
"Aku mau pulang!" Nazar mengangguk, ia tahu Clara marah bisa terlihat dari cara bicaranya.

Clara lebih memilih menatap pepohonan di bandingkan dengan suaminya, ia merasa bersalah seharusnya dirinya tidak bersikap aneh seperti ini harusnya ia memberikan penjelasan.

Ini semua karena rasa takutnya kehilangan Nazar, takut Nazar mengingat masa lalunya karena Clara mengetahui sesuatu yang tidak Nazar tahu saat ini. Clara takut itu terjadi, tapi apakah dirinya salah bersikap egois terhadap Nazar seperti ini.

Ini semua demi mempertahankan hubungan rumah tangganya dan cintanya.

•••

TBC.

My Husband Amnesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang