1.
Hari itu meeting besar-besaran di laksanakan, perebutan tender yang akan menanam sahamnya sangat besar. Beberapa pengusaha sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Meeting belum di mulai di karenakan masih menunggu satu lagi pengusaha yang belum datang yaitu Nazar dan Gunawan, disana terdapat Arthur dan Kirana yang mengikuti perebutan tender ini.Kirana mulai bosan, "Nungguin siapa sih, lama banget?"
"Katanya sih pengusaha muda,"
"Oh iya,"
"Hmm."Beberapa menit kemudian, mereka datang seraya tersenyum seakan sudah akrab dengan para pengusaha di dalamnya.
"Maaf kami telat,"
"Ah tidak apa-apa Pak Gunawan, saya memakluminya mari kita mulai rapatnya," Riko selaku penanam saham, memulai pembicaraan.Tunggu Kirana masih terpaku diam menatap seseorang di samping pria paruh baya yang di panggil Gunawan tadi, Nazar. Iya, Nazar ada di depannya tapi Arthur memberi kode untuk Kirana tetap tenang.
Aneh, Nazar hanya diam seakan tidak mengenalinya.
Sesi di rapat di mulai, para pengusaha memberikan ide-ide jenius mereka untuk memenangkan tender.
"Saya rasa sebaiknya, hotel yang nanti yang akan kita buat harus di buat dengan bahan-bahan berkualitas, jika Pak Riko mempercayakan kepada perusahaan kami saya yakin hotel itu akan jadi daya tarik bagi para wisatawan," ujar Arthur.
"Menurut saya bahan saja belum tentu bisa menjadi acuan, melainkan dekorasi dan kerangka juga harus menjadi acuan yang di buat dengan sebaik mungkin itu menjadi nilai plus sendiri. Bahan saja belum saja cukup dengan mewah tapi jika tidak memberikan ke nyaman tersendiri." tuturnya Nazar.
Perdebatan sengit sampai akhirnya Riko mempercayakan sahamnya kepada perusahan G.S.C grup. Ide yang di sarankan Nazar sangat menarik jadilah tender di menangkan G.S.C grup kemampuan Nazar memang tidak dapat di ragukan lagi.
2.
Di Lobby Kirana mencari Nazar kesana-kemari sayangnya Nazar sudah berada di tempat parkiran, masih berdiri di samping mobilnya, ia sedang mengobrol dengan seseorang, Kirana menghampirinya."Iya sayang nanti aku makan,"
"Itu masakan aku, harus di makan,"
"Iya sayangku, istriku udah dulu ya.""Nazar," merasa di panggil namanya ia menatap seseorang yang kini sedang menatapnya begitu sendu.
"Iya ada apa mba?"
"Nazar,"
"Iya kenapa?"Kirana memeluk Nazar, Nazar terkejut spontan ia langsung melepaskan pelukannya dan menjauh.
"Maaf harusnya anda sebagai wanita tahu attitude yang baik, anda bukannya yang ikut meeting di dalam kan?"
"Nazar ini aku Kirana,"
"Maaf saya buru-buru dan saya tidak mengenal dengan anda." ujarnya.Nazar langsung memasuki mobilnya, ia pergi begitu saja meninggalkan Kirana yang masih dengan kesedihannya.
Arthur menyaksikannya, ada apa dengan Nazar sebenarnya. Mengapa pria itu seperti tidak mengenal dirinya dan Kirana, ada hal yang harus Arthur cari tahu.
"Kirana sudah ayo kita pulang,"
"Thur, Nazar kenapa? Kenapa dia seperti orang yang enggak kenal sama aku,"
"Dia pasti kenal sama kamu, dia pasti mengenal kamu. Percaya sama aku."Arthur memeluk Kirana dengan pelukan memang tidak akan membuat lukanya hilang hanya saja akan menunjukan rasa kepedulian bahwa dirinya selalu ada untuk wanita itu.
3.
Gunawan bangga akan kemenangannya di hari ini, bangga akan kemajuan Nazar dia sangat jenius beruntung mempunyai menantu seperti Nazar.Sekarang Gunawan tahu mengapa putrinya itu sangatlah mencintai Nazar selain tampan Nazar juga pintar. Gunawan tidak pernah mempermasalahkan tentang kemapanan baginya mapan bisa di cari. Berbeda dengan kebahagian sulit untuk di cari jika tidak dengan orang yang tepat.
"Saya bangga sama kamu Zar,"
"Semua ini kan berkat Papa juga,"
"Papa hanya sedikit, kamu banyak. Ah bagaimana jika nanti malam kita rayakan keberhasilan kita ini,"
"Boleh Pa,"
"Clara pasti senang."Nazar kembali ke ruangannya, ia menatap layar laptopnya bingung dengan sikap wanita bernama Kirana yang menangis di depannya barusan.
Mengapa wanita itu sampai menangis.
"Siapa dia, dia kenal aku? Apa aku kenal dia? Ah!" seketika ponselnya berdering, menampilkan Clara istriku.
"Halo,"
"Sayang aku denger kamu menang tender?"
"Iya, kamu kok udah tahu,"
"Dari Papa,"
"Oh,"
"Tunggu kmu kok lemes banget sih mikirin apa?!"
"Mikirin kamu semalam gagal,"
"Sayang! "
"Hehehe kenapa?"
"Jangan ngomongin itu nanti kalau karyawan kamu dengar gimana?"
"Iya enggak gimana-gimana,"
"Udah dulu ya aku lagi belanja sama mama, dahhh sayang,"
"Dah love you."Mendengar suara istrinya berhasil membuat Nazar kembali bersemangat, hari ini ia harus membuat struktur untuk proyek yang nanti akan dirinya bangun.
5.
Kirana masih menundukkan wajahnya diatas meja, ia menangis. Biarlah ia tidak perduli dengan berkas-berkas di mejanya ia hanya ingin bertemu Nazar.Keadaan seperti ini berhasil membuat Arthur rapuh, tangisan itu terdengar lirih di telinganya. Wanita yang Arthur cintai tengah rapuh andai Arthur di izinkan untuk membahagiakan hari-harinya Arthur akan melakukan apapun itu caranya. Sayangnya kebahagiaan wanita yang Arthur cintai pada diri orang lain bukan pada dirinya.
6.
Restauran jadi tempat tujuan merayakan kemenangan tender yang di menangkan Nazar. Mereka masih menikmati makanan yang di pesan, Gunawan selalu bersyukur kebahagiaan selalu menyertai keluarganya."Clara suami kamu ini sangat baik dan juga genius, ide-idenya selalu berhasil mencuri perhatian penanam saham,"
"Jelas dong Pa, suamiku aku gitu lho,"
"Enggak sayang ini semua juga berkat Papa tanpa bantuan Papa aku juga enggak akan bisa berdiri seperti ini,"
"Nazar selalu membanggakan Papa,"
"Mama kapan dong di banggain Zar," timpal Salma.
"Ah iya, aku juga berterima kasih sama mama karena telah melahirkan putri secantik Clara di dunia ini, mendidiknya menjadi seorang wanita yang baik," tuturnya dengan ramah.
"Itu juga bantuan Papa Zar,"
"Aku juga berterima kasih pada Tuhan yang telah mempersatukan kita," Clara tersenyum memeluk suaminya.
"Ehem! sampai lupa ada kita berdua disini ya Pa," celetuk Salma yang berhasil membuat Clara melepaskan pelukannya.Mereka tertawa, malam yang indah.
"Kapan nih Papa dan Mama di kasih cucu," Clara tersedak, Nazar panik.
"Pelan-pelan,"
"Clara.. baru aja di kasih kode,"
"Mama..,"
"Secepatnya Ma," Clara menatap Nazar tidak percaya suaminya akan berbicara seperti itu yang malah di balas ciuman singkat di pipinya.***
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Amnesia (END)
FantasyTidak mudah bagi Nazar untuk mendapatkan semuanya, Nazar hanya ingin menjadi orang yang di hargai dalam hidupnya. Hidup sebatang kara, yatim piatu dan hidup penuh hinaan dan cacian. Nazar mencintai kirana seorang perempuan berkarir, hidup yang ber...