1.
Selama satu minggu menikmati bulan madu mereka di London, mereka kini sudah pulang dan telah berada di Jakarta.Lelah Itu pasti tapi bukan Nazar namanya untuk tidak merasakan lelah, keesokan harinya pria itu memutuskan untuk berangkat bekerja ke kantor, sudah cukup waktu liburnya. Pekerjaannya pasti sudah sangat menumpuk.
"Aku berangkat ya."
Clara merajuk sebenarnya ia masih ingin menikmati hari-hari bersama Nazar, tapi suaminya menolak hanya karena alasan pekerjaan akan menumpuk jika di tunda.
"Jangan cemberut,"
"Kenapa harus sekarang sih berangkat kantornya, kenapa enggak minggu depan aja,"Nazar menghembuskan nafasnya, "Nanti malam kita jalan ya sayang." Clara tersenyum senang mendengarnya.
Hanya ada Clara di rumah Salma sedang keluar entah kemana ada urusan katanya sebenarnya ia juga hari ini harus berangkat ke kampus hanya saja ia malas untuk berangkat, mungkin besok dan lagi pula Clara masih merasa lelah juga.
2.
Kirana sedang berada di Apartemen Arthur di Jakarta, Apartemen itu sengaja di pinjamkan untuknya. Arthur melarang Kirana untuk mencari tempat tinggal lain alasannya karena Arthur ingin menjaga Kirana.Hari ini juga mereka akan ke kantor, berangkat bersama.
"Kirana cepat sedikit, ada acara penyambutan kita nanti di kantor," ujarnya seraya berteriak dari bawah, setelah membalas teriakan Arthur, wanita itu langsung turun ke bawah menghampiri Arthur.
Arthur tertegun melihat wanita itu yang ada di depannya memang sangatlah cantik, dewasa juga pintar. Pria mana yang tidak jatuh cinta bila dekat terus-terusan bersamanya. Tanpa sadar ia terdiam terlalu lama Kirana sedari tadi melambaikan tangannya tepat di wajah Arthur.
"Arthur!"
"Eh iya,"
"Ayo katanya cepetan malah ngelamun dandan aku terlalu berlebihan ya?"
"Enggak kamu cantik, eh..,"
"Makasih,"
"Ya udah ayo."Dalam perjalanan mereka terjebak macet, beberapa kendaraan menyeru klakson mereka, Kirana bosan tidak seperti di Bandung jalanan tidak semacet ini.
Kirana lebih memilih menatap ke samping, retinanya menatap seseorang yang ia rindukan selama ini. Tampak dari balik kaca mobil sport berwarna hitam itu, sepertinya dia juga sedang terburu-buru.
"Nazar,"
"Nazar? Maksud kamu Nazar yang mana?"
"Arthur itu Nazar," ucapnya seraya menunjuk mobil di sampingnya.
"Mana?"
"Itu,"
"Nazar..,"Tak kalah terkejutnya Arthur juga tak menyangkal bahwa itu benar Nazar. Kirana memaksa turun, Arthur melarang bukan Kirana namanya jika tidak keras kepala. Kirana turun di tengah kemacetan jalan.
"Nazar," teriaknya yang di dalam tidak dengar, kesempatan mobil sport hitam itu menancapkan gasnya dan Kirana mencoba mengejar.
"Nazar," teriakannya menggema tapi sayang tak menembus telinga Nazar.
"Kirana,"
"Arthur, Nazar dia Nazar kan thur, kamu lihat kan dia Nazar,"
"Iya aku lihat,"
"Tapi kenapa dia enggak keluar menemui aku thur?"Pertahanan Kirana runtuh ia menitikkan air matanya di tengah kemacetan jalan
"Kamu enggak lihat dia di dalam mobil, udah mendingan kita masuk ke dalam mobil lagi, kamu nggak lihat ini macet." tuturnya dengan keras.
"Enggak aku mau nyari Nazar,"
"Kirana! Aku janji sama kamu. Kita bakalan cari Nazar tapi bukan sekarang,"
"Kamu janji,"
"Iya aku janji, kita bakalan cari Nazar ayo sekarang kita masuk ke mobil." ujarnya dengan tegas.Mereka masuk ke dalam mobil, Kirana hanya diam merenung memikirkan Nazar. Arthur mengingatkan untuk Kirana tetap tenang karena tidak mungkin mereka sampai kantor, di acara penyambutan mereka Kirana tampak murung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Amnesia (END)
FantasyTidak mudah bagi Nazar untuk mendapatkan semuanya, Nazar hanya ingin menjadi orang yang di hargai dalam hidupnya. Hidup sebatang kara, yatim piatu dan hidup penuh hinaan dan cacian. Nazar mencintai kirana seorang perempuan berkarir, hidup yang ber...