24. Bertemu Kembali

133 13 3
                                    

1.
"Bagaimana kabar kamu?"
"Baik,"
"Senang mendengarnya,"

Clara bahagia mendengar kabar Nazar ingat dari amnesianya, kabar itu ia ketahui karena Gani memberitahunya.

Hari ini dirinya ia menemui Nazar di rumah Nazar yang dulu hanya sekedar ingin melihat keadaan suaminya itu saja dan benar saja Nazar bersikap seperti Nazar pada saat waktu pertama kali mereka bertemu.

Pertemuan di kafe, Kemarin.

"Clara, maaf Nazar sudah pulih dari amnesianya, Tapi...,"
"Nazar tidak ingat hal-hal yang pernah dia lakukan pada saat dia masih amnesia,"
"Lo tahu?"
"Dokter sudah memberitahu,"
"Jadi,"
"Aku sudah tahu resiko dari semua ini Gan, terimakasih sudah memberi tahu aku pikir dia tidak pulang karena apa?"
"Clara, gue janji akan menyakinkan Nazar tentang pernikahan kalian, tentang kalian berdua,"
"Sudah jangan di paksa, aku tidak apa-apa jagain Nazar ya. Aku pulang ya makasih untuk informasinya."

Gani dapat melihat mata Clara berkaca-kaca, satu hal yang Gani tahu Clara adalah wanita paling kuat dia tidak pernah memaksakan kehendak orang lain.

Nazar sedikit gugup bertatapan langsung dengan Clara di tambah dengan hal yang dirinya ketahui bahwa notabenenya sekarang dirinya adalah suami dari Clara tapi ia butuh waktu untuk merenungkan semuanya.

"Bagaimana kabar mu, Clara?"
"Aku baik-baik saja,"
"Syukurlah,"
"Ya sudah kalau begitu, Aku Pamit pulang Zar, Gan."

Berbalik menatap ke sembarang arah memantapkan hatinya, berusaha tetap tegar selepas itu dirinya keluar dari dalam rumah kecil itu.

Hari ini Clara harus terbiasa dengan keadaan ini, terbiasa tanpa Nazar katakanlah hatinya saat ini sangatlah hancur. Menangis dalam keramaian sama hal nya tidak ada perubahan seperti menangis dalam kesendirian.

2.
Satu minggu kemudian..
"Nyonya yakin ingin pulang?"
"Iya bi, barang-barangnya udah beres semua kan?"
"Sudah."

Siang ini Clara akan kembali ke rumah kedua orang tuanya sudah cukup waktunya ia menunggu kepulangan Nazar dan sampai sekarang pria itu belum pulang jua.

Sudah tidak ada hal yang harus Clara tunggu di sini, tinggallah kenangan yang ada.

"Aku sangat merindukanmu, Zar."

Clara menatap sendu rumah megah yang ada di depannya. Semua tentang dirinya dan Nazar sudah berakhir sampai sini.

"Bi, jaga rumah ini baik-baik ya bi."

Tidak ada lagi yang harus di tunggu dan tidak ada lagi yang harus di tangisi ia yakin semua yang terjadi di bumi ini, semuanya sudah menjadi jalan takdirnya yang di beri sang maha kuasa.

Gunawan dan Salma sudah mengetahui tentang Nazar, mereka sempat marah dan kecewa hanya saja Clara selalu bersikap tegar di hadapan kedua orang tuanya. Bahkan Clara meminta masalah rumah tangganya tidak perlu di bawa dalam kantor, ia tidak ingin karir Nazar hancur hanya karena dirinya dan Gunawan menyanggupi kemauan sang putrinya.

Ayah dan ibu mana yang tidak menangis melihat anak semata wayangnya tersakiti, terbebani harus sendiri menghadapi semuanya.

Jika boleh memilih mungkin saat waktu itu Gunawan akan menolak semua janji manis Nazar yang berjanji membahagiakan putrinya, semuanya sudah terjadi tidak perlu ada yang di sesali.

3.
Sampai di rumah orang tuanya Clara memilih untuk istirahat entah mengapa akhir-akhir ini tubuhnya selalu terasa melemah, rasanya selalu lelah.

Rasa mual selalu menimpanya dan sampai sekarang Clara selalu mengabaikan kesehatan tubuhnya entah karena terlalu banyak memikirkan tentang Nazar sampai lupa akan dirinya sendiri.

•••

TBC.

My Husband Amnesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang