Apakah kalian ingin tahu tentang bagaimana bisa lelaki dengan nama yang sama dengan nama bintang tercerah di rasi bintang aquila itu menyukai Atha?
Hari itu, jika Altair tidak salah ingat, tengah turun hujan yang amat deras disertai dengan angin yang bertiup kencang.
Saat itu Altair duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar, Altair kecil sedang menunggu jemputan Mamanya yang terlambat karena meeting.
Jadilah ia berdiri seorang diri di pos satpam. Beberapa kali wajah imut Altair terkena tempias air hujan, angin yang berhembus kencang membuat tubuh kecil Altair yang hanya dilapisi seragam terasa amat menusuk kulit, membuat dirinya harus memeluk tubuh kecilnya sendiri.
Keadaan sekolah juga sudah sepi, mengingat waktu telah menunjukkan pukul 13.40 siang hari.
Altair yang awalnya hanya sendiri, menengok pada sumber suara di belakangnya. Bunyi seseorang tengah berlari menerobos hujan.
Cklak cklak cklak
Hingga Altair dapat menangkap penampilan seorang gadis mungil, dengan seragam kebesaran yang dibalut dengan jaket kebesaran pula.
Gadis itu berhenti tepat disebelah Altair, sembari menutup payungnya hingga Altair dapat melihat ujung rambut gadis mungil yang diikat dua itu basah.
Altair kecil mengamati semua pergerakkan dari si gadis, hingga gadis itu melepaskan jaketnya, menyodorkannya pada Altair kecil.
"Panggil Atha aja," ucap gadis kecil yang Altair ketahui bernama Atha sebab si gadis mengungkap namanya.
"Atha?" Tanya Altair memastikan.
Atha kecil mengangguk bersemangat, kembali menyodorkan jaketnya pada Altair.
"Ini! Pake aja, kamu kedinginan."
Altair mengernyitkan alisnya bingung. "Kamu pake apa?"
"Pake payung, kamu nunggu jemputan, 'kan?"
Altair kecil hanya mengangguk mengiyakan. Menatap bingung benda mati yang kini berada di tangannya.
Sedang Atha masih setia menunggu Altair menggunakan jaketnya.
Atha tersenyum manis, menampilkan kedua matanya yang berbentuk sabit. "Tenang aja, aku nggak pasang tarif kok! Pake aja, kamu kedinginan itu."
Gemas dengan Altair yang tak kunjung memakai jaketnya, Atha kembali meraih jaket miliknya. Bergerak mendekat pada Altair, memakaikan jaketnya pada Altair kecil yang kini pipinya sudah merona merah.
"Kamu itu kayaknya harus dipaksa dulu baru mau, ya?"
Altair sendiri yakin jika gadis di depannya ini merupakan tipikal orang yang tidak bisa diam, atau singkatnya saja cerewet.
"Makasih,"
Atha tersenyum manis, menepuk pelan bahu Altair yang mau tidak mau, membuat Altair menoleh padanya.
"Aku duluan, ya! Nanti Bunda aku nyariin, itu kayaknya jemputan kamu juga udah dateng, see you!"
Altair kecil tidak sadar jika gadis itu telah pergi dengan payungnya, melambaikan tangannya pada Altair yang masih sibuk mencerna keadaan.
Gadis dengan payung berwarna ungu, pemilik senyum manis semanis susu kental manis yang selalu Mamanya gunakan sebagai tambahan untuk es buah kesukaan Altair.
Benar saja jika jemputannya telah datang. Menampilkan sosok Pak Maman dengan seragam supirnya menghampiri Altair dengan payung berwarna ungu.
Warna ungu ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ORIGAMI GAJAH
Teen FictionTidak ada yang lebih indah dari jatuh cinta. Itu yang aku rasakan selama ini. Kamu tahu? semua hal yang menyangkut tentangmu akan selalu menjadi bagian favoritku. Bahkan untuk hal sekecil apapun. Tidak banyak yang tahu, tapi selama ini dan sejauh...