"Memilikimu adalah halusinasiku, kamu obyek yang nyata namun fatamorgana."
- Unknown -
⭐
"Gina, bantuin Kakak pilih baju yang bagus buat reuni dong."
Regina yang saat itu hanya berguling-guling di ranjang milik Atha pun bangkit mendekati Atha yang tengah berkacak pinggang.
"Reuni SMA?"
Atha mengangguk mengiyakan, "tapi jangan yang heboh-heboh, yang simple tapi tetep keliatan elegan."
Regina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung sendiri setelah melihat deretan gaun-gaun milik Atha yang tergantung rapi. "Kak Ana 'kan desainer, terus Kak Ana juga yang bingung milih baju?"
Bukan tanpa alasan Regina bertanya, pasalnya Regina lah yang sering meminta pendapat tentang baju kepada Atha, bukan malah sebaliknya. Atha bahkan tidak pernah bertanya baju apa yang bagus untuk di kenakannya.
"Habisnya bingung ini. Bantuin ya?"
Regina berkacak pinggang, memilah gaun Atha melalui perantara mata. Gadis itu mengambil tiga gaun terbaik pilihannya. Memasangkan gaun itu dengan tubuh Atha.
Setelah menimang cukup lama, pilihannya jatuh pada gaun beludru berwarna hijau gelap.
"Yang ini bagus, nggak terlalu pendek. Cuma belahannya aja yang rendah. Tapi kayaknya bakal cocok sama reuni kakak nanti."
Atha termenung, memperhatikan gaun yang diangkat tinggi oleh Regina.
"Yang pasti bukan dress-dress ketat warna merah hitam kayak mau ke bar loh, Kak. Tapi terserah Kak Ana aja, sih. 'Kan yang make Kak Ana, bukan aku."
"Kakak percaya sama kamu."
Regina mengedipkan matanya beberapa kali. Tidak menyangka Atha akan mudah percaya kepadanya.
"Kakak serius?"
Tidak ada bantahan lagi setelah Atha menganggukkan kepalanya yakin. Lantas melesat cepat ke dalam kamar mandi sebab acara reuni akan dimulai dua jam lagi.
⭐
Tepat pukul 7.15 malam, Atha datang ke acara reuni bersama dengan Fajar, Kinan dan Manda. Beberapa kali bertegur sapa dengan teman yang sudah lama tak berjumpa.
Atha bergerak gelisah, mencari-cari keberadaan seseorang. Ini bahkan sudah satu jam kedatangan Atha. Tapi ia belum juga menemukan laki-laki itu.
"Atha? Are you okay?"
Tidak ada yang ditutupi lagi mulai saat ini. Gadis itu hanya mengangguk seraya memaksakan senyum. Ia jelas tidak sedang baik-baik saja.
"Kak Al pasti dateng. Gue yakin, Tha." Fajar menepuk bahu Atha, menyalurkan kekuatan dengan rasa percaya diri penuh. Tebakan Fajar bahkan tidak pernah meleset.
"Semoga." Gumam Atha.
"Kita ke depan panggung aja, ya? Katanya alumni-alumni pada nyumbang lagu."
Atha mengangguk mengiyakan. Hatinya sedari tadi tidak tenang. Entah untuk alasan apa, hatinya gundah. Pertunjukkan di depan sana bahkan tidak mampu mengalihkan perhatian Atha.
Terlebih saat Rayyan-- senior yang dulu meminta maaf pada Jingga di atas panggung, kembali meminta maaf malam ini.
Ia tidak tahu permasalahan apa yang terjadi di antara kedua orang itu, ia bahkan belum sempat menyapa Jingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORIGAMI GAJAH
Teen FictionTidak ada yang lebih indah dari jatuh cinta. Itu yang aku rasakan selama ini. Kamu tahu? semua hal yang menyangkut tentangmu akan selalu menjadi bagian favoritku. Bahkan untuk hal sekecil apapun. Tidak banyak yang tahu, tapi selama ini dan sejauh...