23. Chapter 12 Permainan Berdua

953 184 5
                                    

Neva sedang membaca Bab 4 sebuah novel saat Bang Sony mengetuk pintu kamarnya. Neva belum mengantuk, beberapa hari belakangan bekerja lembur membuat dia insomnia. Tapi dia enggan minum pil tidur seperti yang dulu dilakukan beberapa teman seprofesinya, pekerjaan kerap mengharuskan mereka bangun pagi

"Apa acara besok?" Bang Sony bertanya.

"Siang atau malam?"

"Abang mau ajak kamu ketemu investor."

"Tumben ajak aku," kata Neva.

"Investor dari Surabaya, istrinya advokat juga. Jadi ada kedekatan sama kamu."

"Ooh ... aku ngerti." Neva mengangguk. "Imbalannya?"

"Pamrih kamu bantu abang sendiri." Bang Sony mengacak rambutnya.

"Iya, deh."

"Besok jam 12 siang di restoran. Abang jemput."

"Aku pergi sendiri, biar gak menghabiskan waktu."

"Bukan main. Super sibuk sekali pengacara muda ini." Bang Sony mengacak lagi rambutnya.

"Udah, ah, Bang." Neva mengeluh kesal. Bang Sony hanya tertawa.

***

Neva mengecek lagi jadwal Pak Joni sebelum bersiap menuju restoran tempat janji temu dengan Bang Sony.

"Pak aku makan siang di luar, ya. Tapi kalo telat sedikit nggak apa kan?" Neva meminta izin pada Pak Alvian. Pak Alvian mengacungkan jempol tanda mengizinkan.

Neva mengecek smartphone-nya, akhir-akhir ini pesan dan telepon dari Bang Luhung sedikit jarang. Sejak launching Cakrawala TV dia sibuk. Tapi, harusnya mereka punya management masing-masing.

Neva sampai di restoran yang dimaksud lebih dulu dari Bang Sony. Waitress memintanya menunggu di dalam, di ruang private yang telah direservasi tapi Neva memilih menunggu di luar.

Saat menunggu Neva melihat sosok pria memasuki restoran, pria itu mendekati Neva.
Apa dia investor yang dimaksud? pikir Neva. Masih muda sekali seusia Bang Sony sepertinya.

"Halo." Pria itu menyapanya.

"Halo," sahut Neva.

"Apa kita saling kenal?" Pertanyaan itu membuat Neva kaget. Neva mencermati wajahnya.

"Maaf, sepertinya tidak."

"Kamu pasti adiknya Sony." Pria itu berkata sambil tersenyum. Oh jadi benar dia investornya. Belum sempat Neva menjawab dia melihat Bang Sony datang.

"Deo." Bang Sony menyalami pria itu.

"Ah Sony. Benarkan ini adikmu, aku sering melihat fotonya di akun media sosialmu." Deo nama pria itu mengerling pada Neva.

"Ini Deo kawan SMA abang." Kata Bang Sony.

"Oh aku pikir ini investor yang dimaksud."

Bang Sony dan Deo tertawa.
"Wah aku tersanjung," kata Deo.

"Bisa saja. Dia calon investor yang berikutnya," jawab Bang Sony.

Deo tertawa lagi. "Aku belum sesukses itu."

"Jangan merendah bung. " Bang Sony menepuk pundak Deo.

Tak lama kemudian sepasang suami istri investor sebenarnya datang. Deo ternyata cukup akrab dengan mereka dan mendengar mereka akan bertemu untuk makan siang dengan Sony yang merupakan temannya, Deo berinisiatif untuk datang.

Dari pembicaraan mereka, Neva mengetahui kalau Deo adalah ajudan salah seorang anggota dewan. Deo memuji bisnis papa di hadapan investor. Sekalipun istri beliau cukup tertarik untuk berbincang dengan Neva yang seprofesinya, pembicaraan itu didominasi oleh Deo.

Rumah Kedua (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang