"Neva!" Suara Bang Sony menggegerkan suasana pagi itu. Bang Sony menuju ke ruang makan dengan wajah gusar. "Semalam kamu sudah tidur, jadi abang nggak mau bahas. Tapi sekarang harus."
"Apa sih, bang, pagi-pagi udah teriak. Berisik banget."
"Iya Sony, sarapan dulu." Mama menimpali.
"Papa mana?" Bang Sony bertanya.
"Masih di kamar mandi," sahut mama.
Bang Sony merebut roti tawar yang Neva pegang dan meletakkannya di piring.
"Pacarmu si Luhung, jauhi dia!"
Neva tertegun.
"Sony, ngapain kamu mengurusi masalah hubungan adikmu?" tegur mama yang juga tak kalah kaget dengan kata-kata Bang Sony.
"Dia laki-laki nggak bener. Mendekati Neva hanya modus aja, untuk mencari informasi mengenai kasus. Kamu sudah dibodoh-bodohi!"
Kali ini mama yang terdiam, "Sony jangan menuduh yang tidak-tidak."
Papa keluar dari kamar mandi melihat mereka sedang bersitegang, "Ada apa ini ribut-ribut?"
"Kayak abang kenal aja sama Bang Luhung, jangan sembarangan bicara, seenaknya bilang aku dibodoh-bodohi." Neva akhirnya bersuara, menjawab kesal pada tuduhan Bang Sony.
"Liatkan ma, sekarang Neva melawan abangnya karena dipengaruhi lelaki itu."
"Hati-hati abang kalau bicara!" Neva mulai berteriak kesal.
"Diam semua!" Papa berkata dengan intonasi tinggi. "Sony, umurmu sudah berapa? Tidak bisa bicara baik-baik?"
"Papa nggak tau, Neva harus ditegasin. Dia udah kayak kecintaan sama lelaki itu. Mana pernah dia mau dengar lagi omonganku," potong Bang Sony.
"Sony, nggak pantes kamu bicara begitu pada adikmu. Lagipula mama juga nggak suka kamu langsung menuduh Luhung yang bukan-bukan."
"Aku nggak asal bicara. Udah aku cari informasi mengenai dia, sekarang dia sedang mendekati wanita lain."
Neva memandang Bang Sony kesal, "Nggak aku sangka Bang Sony mudah terpengaruh omongan orang." Neva bangkit dari kursinya dan meninggalkan ruang makan dengan amarah.
"Liatkan ma, melawan Neva sekarang. Kalau kamu nggak menjauh dari laki-laki itu. Abang bakal hajar dia!"
Neva masih mendengar suara Bang Sony bicara, Neva tahu percuma bicara pada abangnya saat ini. Yang tak habis pikir bagaimana bisa Bang Song menelan bulat-bulat informasi yang dia dapat mengenai Bang Luhung? Neva membanting pintu kamar, sayup Neva mendengar papa berdebat dengan Bang Sony.
Neva duduk di atas tempat tidur, menghela nafas panjang. Mama mengikuti dia. Mama duduk di samping Neva seraya berkata, "Kamu nggak apa sayang?"Neva menggeleng. Mama melanjutkan, "Jangan dipikirkan ucapan abangmu. Kalau mengenai kamu dia suka kalap dan sering gak pake akal sehat."
"Tapi aku nggak suka Bang Sony berpikiran buruk tentang Bang Luhung. Kami bahkan gak pernah membahas soal pekerjaan saat bersama."
"Iya mama tau, biar nanti papa yang menasehati dia ya." Mama membelai rambut Neva lembut. "Sudah siap-siap nanti kamu terlambat."
***
Luhung melihat lampu teras rumahnya telah menyala, pintu juga terbuka. Luhung mengucapkan salam dan mendapati Neva sedang berselonjor di atas karpet didepan tv.
"Sudah lama sampe?" Dia bertanya dibalas oleh gelengan Neva. Neva berdiri menyambut Luhung. Luhung memeluknya, wangi desisnya pada wanita itu. Neva balas mendekapnya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kedua (Completed)
RomanceLuhung kehilangan kedua orangtuanya sekaligus sejak remaja karena peristiwa pembunuhan tragis, membuatnya kehilangan dan tidak percaya perasaan manusia. Tapi di saat Neva datang menawarkan sebentuk hasrat yang murni, bagaimana dia dapat menolaknya...