Sudah satu minggu sejak berita mengenai Bang Luhung mencuat, tetapi tak ada tanda-tanda mereda malah semakin panas. Disioka telah dicekal menyusul gelombang demonstrasi yang meluas.
Neva duduk di meja makan menikmati masa-masa sebagai pengangguran katanya pada mama.
"Ma."
"Ya, sweet."
"Neva mau ikut Bang Luhung ke Jakarta."
Mama meletakkan minumannya. "Mama nggak setuju."
"Ayolah ma, saat ini Bang Luhung sedang butuh dukungan."
"Mama ngerti perasaan kamu dan mama pun berempati sama Luhung tapi mama nggak izinkan, kalian kan belum menikah."
"Ma, keadaan lagi kacau, carut marut begini. Gimana mau nikah?"
"Sampai kapan?" Tatap mama menyelidik. Neva jelas tak mampu menjawab pertanyaan itu. Bicara sama Bang Luhung soal pernikahan? Lidah Neva terlalu kelu untuk melakukan hal itu. Bukannya dia tidak mau.
"Perusahaan juga sedang ada trouble, jadi sementara ini jangan nambah-nambahin pikiran. Papamu sama Sony sudah cukup senewen."
"Masalah apa, Ma?" Neva baru mendengarnya.
"Investor menarik diri dari proyek, untuk dana talangan penyelesaian proyek, Papa dan Sony sedang mencari investor lain, kalau tidak rumah ini sama aset tanah buat warisan kamu sama Sony terpaksa digadaikan."
Neva terbelalak bukan perkara warisan miliknya yang mau digadaikan dia tak peduli akan hal itu, tapi kenapa tiba-tiba masalah ini muncul. "Kenapa bisa seperti itu sih?"
Mama memandangi Neva ragu.
"Kenapa, Ma? Mama nyembunyiin sesuatu?" desak Neva.
"Mama bingung harus ngomong apa, tapi sepertinya kamu terlibat terlalu jauh dengan kasus Luhung sweet."
"Maksud mama?"
"Kata papa peristiwa kecelakaan kamu dan menarik dirinya Investor dari perusahaan kita untuk menakut-nakuti Luhung. Mama saja heran bagaimana sesuatu seperti ini bisa terjadi."
Neva terperanjat? Hal seperti ini bagaimana dia bisa tidak tahu? Bukankah dikeluarga mereka sejak dulu tak ada yang dirahasiakan.
"Ke-kenapa aku bisa tidak tau hal seperti ini? Oh Tuhan pasti lelaki itu!!" Tiba-tiba Neva tersadar, Deo! Ya dia pasti tau hubungan Neva dengan Luhung. "Dia benar-benar licik." Neva bangkit dari kursinya dia harus bertemu Bang Sony.
Neva tak habis pikir, memang beberapa kali Deo menelpon dan mengirim pesan ke Neva, mengajaknya jalan tapi jelas saja tidak digubris. Jadi dia mau menggunakan cara-cara kotor? Tak habis pikir, bos dan anak buahnya sama-sama kotor. Apa karena itu Bang Luhung memintanya menunggu lagi? Bang Luhung tahu Neva akan jadi target mereka karena saat ini Neva adalah orang terdekatnya.
"Mau ke mana?" Mama berteriak saat melihat Neva bergegas meninggalkan ruangan itu.
Neva memarkir mobil di parkiran perusahaan PT. Muara Segara perusahaan keluarga mereka. Neva langsung menuju ruangan Bang Sony.
"Pak Sony sedang meeting dengan para manager mbak," sahut sekretaris Bang Sony saat melihat Neva masuk dengan tergopoh-gopoh.
Neva menunggu dengan gelisah di dalam ruangan Bang Sony, tapi terasa lama sekali. Neva melirik jam ditangannya, apa dia mendobrak masuk saja. Tapi Neva mengurungkan niatnya. Akhirnya dua jam kemudian meeting berakhir.
"Neva sedang apa di sini?" tanya Bang Sony.
Neva yang melihat Bang Sony tanpa papa, bertanya. "Papa mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kedua (Completed)
RomanceLuhung kehilangan kedua orangtuanya sekaligus sejak remaja karena peristiwa pembunuhan tragis, membuatnya kehilangan dan tidak percaya perasaan manusia. Tapi di saat Neva datang menawarkan sebentuk hasrat yang murni, bagaimana dia dapat menolaknya...