Tiga

3.6K 123 3
                                    

Wilona pov

Esok hari..

Setelah berpikir semaleman aku mulai mengutarakan keinginanku pada mamiku. Mungkin ku duga mami pasti tidak akan menyetujui nya dan pasti langsung menolaknya.

"Hah, jangan gila sayang" ucap mamiku setengah terkejut.

"Wilo tidak gila mam" ucapku terhenti "wilo hanya tidak tega terhadap nya mam, dan wilo rasa gak ada salah kan mam?" Tanyaku.

"Jelas salah sayang, bagaimana nanti kata tetangga sama teman teman mami sayang". Mamiku tetap memaksaku untuk tidak menentukan keputusan itu.

"Wilo tidak peduli, yang terpenting bagi wilo saat ini hidupnya mam"jawabku.

Flashback on,

Betapa terkejutnya aku melihat Benda hidup didepan mata ku yang begitu nyata dan tak berdosa. Oh Tuhan.. siapa yang tega membuangnya.

Oek! Oek! Oek!

"Oh.. astaga.. kita harus gimana ini fel" tanyaku panik.

"Aku juga tidak tau" jawabnya tak kalah panik dariku "udah ah yuk kita pulang saja" sambung nya sambil menarik narik tangan ku.

Aku pun menuruti nya tapi baru 5 langkah, aku terhenti Felly kebingungan "ada apa lagi?" Tanyanya. Namun tak kuhiraukan ucapannya dan mendekati nya. Ntah kenapa aku merasa tersentuh.

"Kita harus membawanya, disini tidak aman" ucapku sambil berupaya merengkuhnya. Berusaha membuka blezer yang aku kenakan dan menyampirkan pada tubuh mungilnya yang tak berdosa, aku tau tubuhnya pasti kedinginan.

" Ah terserah lah, buruan ayo" paksa dia padaku.

Dengan langkah terburu buru kita berdua meninggalkan tempat itu dan langsung menuju rumahku.

Mobil sudah terparkir rapi di halaman rumahku. Dengan buru-buru langsung ku buka pintu mobilku dengan langkah yang sepertinya bukan langkahku.

"Mami.. mami.." teriakku celingak-celinguk mencari keberadaan mami.

Suara pintu terbuka "Ada apa sih sayang, pulang pulang langsung teriak-teriak gitu" ucap nya belum menyadari keberadaan bayi itu dalam gendonganku.

"Mami bantu Wilo" ucapku panik. Mami terus melangkah ketika jaraknya dengan jarakku sudah dekat mami baru menyadari keberadaan bayi itu dengan ekspresi penuh tanda tanya.

Mungkin bayi siapa itu?

Mami melangkah mendekatiku "Bayi siapa itu sayang?" Tanya mamiku bingung, seperti dugaan ku mami pasti menanyakan itu.

Felly yang berada di sampingku sejak tadi hanya diam mematung, astaga apa gunanya dia disini kalau tidak membantuku menjelaskan sama mami. Ingin rasanya aku tendang dia dari sini sekarang juga.

Aku mulai menjelaskan dari awal ke Mami. Beliau hanya mengangguk kan kepalanya tanda mengerti.

"Wilo bingung harus gimana mam? Wilo tidak punya pilihan lain selain membawanya kesini".

Oek! Oek! Oek! Bayi itu menangis dengan sigap langsung aku ninabobokan. Tangisnya mulai meredah.

"Oh Tuhan,, terkutuk lah orang yang membuangnya". Ucapku geram.

"Iya sudah sayang, bawa ke kamarmu kasihan dia butuh istirahat kita bicarakan ini lagi besok pagi,, kasihan juga tuh si Felly mulai tadi diem pasti dia ngantuk" instruksi mamiku.

"Hehe.. iya mi.." dia hanya unjuk gigi ingin ku cabut giginya detik ini juga.

Tanpa menunggu Felly aku langsung menaiki tangga rumah menuju kamarku dan merebahkan tubuh mungilnya.

Dear MOMMY !! (Kevin & Wilona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang