Dua Puluh Empat

1.9K 125 55
                                    

Budayakan VOTE sebelum membaca 😁😁
.
.

Happy Reading 🤗
❤️❤️❤️❤️❤️
___________________________________________
Sekarang aku benar-benar takut, takut jika harus kehilangan kamu dan Dia.

.
.
.
.
.

Kevin pov

Aku terlonjak kaget, suara apa ? Segera ku bangkit dari duduk mencari asal suara itu.

"Naara!!" Teriak Wilona dan aku melihatnya berlari ke arah kamar Naara.

Aku semakin kebingungan melihatnya ketika Tante Tere dan Mom juga ikut berlari di belakangnya. Seketika aku berlari mengejar Wilona, ntah apa yang terjadi.

Persetan !! Dengan ponselku yang entah terlempar kemana.

Perasaan ku tidak menentu aku terus saja berlari menuju kamar Naara, aku berhenti di ambang mengatur nafas. Aku mulai melihat ke arah dalam, aku melihat Wilona sedang mendekap erat Naara seperti seseorang yang takut kehilangan dengan terisak pelan. Aku mulai memberanikan diri masuk untuk menemui mereka.

"Udah tenang Wil, kasihan Naara sayang" ucap Tante Tere sambil memeluknya dari samping.

"Iya nak, kasihan Naara tidurnya terganggu" mencoba tenang walau sebenarnya aku melihat raut wajah mom kebingungan, sama seperti yang sedang aku rasakan saat ini. Kepala ku mulai di singgahi berbagai pertanyaan, tapi aku tahu saat ini bukan waktunya untuk bertanya.

Aku mulai mendekat, semua yang menyadari kehadiranku segera mengalihkan penglihatannya padaku. Wilona mulai menghampiri ku dengan keadaan masih terisak, aku mempercepat langkah. Ketika sudah berada di hadapanku segera ku rengkuh tubuhnya dalam pelukan ku dengan keadaan masih menggendong Naara, semoga saja Naara tidak terganggu.

"Bawa aku pergi Vin" ucapnya pertama kali masih terisak.

"Kenapa? Ada apa?" Ucapku tenang sambil mengusap punggungnya pelan.

"Ku mohon Vin, bawa aku pergi dari sini" ucapnya lagi tambah terisak. Dan saat ini juga akupun bingung harus bagaimana, aku menatap mom dan Tante Tere meminta pendapat, seketika Tante Tere mengangguk dan tersenyum kecil seperti tanda setuju.

"Iya sudah kita pergi sekarang, jangan nangis lagi kasihan Naara" ucapku tenang sambil melepas pelukanku padanya, aku membingkai wajahnya dengan kedua tanganku menghapus sisa jejak air mata nya dengan ibu jariku.

"Mom, Tante Kevin pamit dulu yah" pamitku pada dua wanita paruh baya itu.

"Iya nak, hati-hati yah.. Tante titip Wilona sama Naara yah" balas Tante Tere.

"Iya Tante, Kevin janji" ucapku tenang.

"Mom, Kevin duluan yah.." pamitku lagi "nanti mom sama dad pulangnya hati-hati yah, maaf Kevin tidak bisa nganterin Sampek rumah.. dan sampaikan maaf Kevin sama dad yah mom" ucapku panjang lebar.

"Iya iya Vin, yang terpenting sekarang Wilona sama Naara" ucapnya dengan sedikit rasa khawatirnya "kamu mau pulang kemana vin?" Lanjutnya bertanya.

"Kevin pulang ke apartemen mom" ucapku santai.

"Iya sudah nanti kabari mom kalau ada apa-apa" ucapan terakhir dari mom ku sebelum benar-benar meninggalkan mereka berdua.

Aku melenggang keluar dari kamar Naara menuju mobil dengan keadaan aku yang masih setia merangkul bahunya dan Naara yang masih enggan terusik dalam gendongannya.

Dear MOMMY !! (Kevin & Wilona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang