Tiga Puluh Sembilan

2.1K 132 20
                                    

Happy Reading...

"Sudah masuk yuk, kalian pasti masih capek" ajak mom Nia, yang disetujui oleh Kevin dan Wilona.

"Daddy tunggu__" cegah Naara saat mereka bertiga mulai melangkah untuk masuk.

"Kenapa sayang?" Tanya Kevin dengan kerutan di dahinya.

"Mommy Daddy" ucap Naara menatap Wilona dan Kevin secara bergantian.

"Dede bayinya mana?___" lanjut Naara dengan polosnya.

Kevin dan Wilona yang mendengar pertanyaan itu sekita mematung dan saling menatap. Mereka bingung harus jawab apa, kenapa Naara harus bertanya seperti itu. Lain halnya dengan mom Nia yang hanya bisa tertawa dalam dia melihat Kevin dan wilona seperti orang yang sudah kehilangan seribu kata.

"Nanya nanti aja yah sayang, sekarang masuk dulu kasihan Daddy sama Mommy pasti capek" ucap mom Nia memecahkan keheningan karena ucapan Naara, sebenarnya mom Nia ingin sekali menertawakan mereka.

Mereka tak menolak ajakan mom Nia karena itu merupakan jalan terbaik saat ini, jalan satu-satunya juga. Mereka masuk untuk beristirahat lebih tepatnya untuk menghindari pertanyaan Naara lagi.

Kevin dan Wilona memilih memasuki kamar karena mereka merasa capek nya sudah mulai terasa, sedangkan Naara masih ingin bermain sambil menunggu opanya yang sudah menjanjikan mainan hari ini.

Wilona langsung memasuki kamar mandi, sedangkan Kevin sudah berbaring menunggu Wilona selesai bebersih. Kevin terus memikirkan jawaban untuk Naara jika nanti Naara bertanya kembali, bisa bisa frustasi memikirkannya. Cukup lama Wilona di kamar mandi, akhirnya Wilona pun keluar dengan piyama yang melekat indah di tubuhnya dan handuk yang melilit rambut basahnya. Wilona tersenyum saat melihat Kevin yang sudah tertidur dengan sangat damai tanpa mengurangi kadar ketampanannya, wajah yang damai penuh ketenangan. Wilona mendekati Kevin dan ikut berbaring disamping Kevin.

***

"Opa pulang" sapa Opa Sugi ketika sudah melihat tubuh mungil Naara.

"Opa_" sapa kembali Naara dengan bahagia "Mainannya mana?" Tanya Naara kemudian.

"Oh astaga, opa melupakan nya" ucap opa Sugi sambil menepuk jidatnya.

"Tuh kan opa, opa sudah janji sama Naala" ucap Naara dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.

"Gimana nanti kita jalan-jalan sambil beli mainan" ucap opa Sugi gak enak hati.

"Gak mau_ hiks hiks" jawab Naara yang sudah terisak "opa bohong sama Naala_huaaaaaa" lanjut Naara di tengah tangisnya yang mulai menjadi.

"Jangan nangis dong sayang" ucap opa Sugi yang mulai panik.

Oma Nia yang berada di dapur mulai terganggu dengan tangisnya Naara, Oma Nia menghampiri mereka di ruang keluarga meninggalkan acara masaknya yang sudah di gantikan oleh Hanna, Hanna disini cukup berguna selain menjaga Naara Hanna juga berperan sebagai art.

"Kenapa nangis begitu mas?" Tanya Oma Nia pada opa Sugi.

"Ini loh mi, mas lupa membelikan mainan yang udah dijanjikan kemaren" ungkap opa Sugi.

"Makanya mas jangan janji kalau gak bisa menepati" ucap Oma Nia setengah kesal "udah yuk, Naara sama Oma" lanjut Oma Nia sambil mengambil Naara untuk berada di gendongannya.

"Gak mau, Daddy Mommy__hiks hiks" teriak Naara sambil terisak.

"Iya udah, kita ke Daddy sama Mommy yah" putus Oma Nia, ia tidak sanggup melihat Naara harus nangis sampai sesegukan.

Dear MOMMY !! (Kevin & Wilona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang