Dua Puluh Satu

1.9K 136 47
                                    

Budayakan VOTE sebelum membaca 😁😁
.
.

Happy Reading 🤗
❤️❤️❤️❤️❤️
___________________________________________

Aku akan menjadi alasan kenapa kamu tersenyum, menemanimu ketika tak ada yang mau bersamamu, dan menghapus setiap tetesan air mata yang kau jatuhkan. Karena aku ada untuk menjadi bagian dari sejarah hidupmu

.
.
.
.
Kevin ~

Ting!!

Pintu lift terbuka dan langsung saja aku keluar tanpa pikir panjang aku langsung menuju ruangan itu.

Ceklek..

"Kevin...!!" Pekik ku dengan tatapan berang.

Baru saja kesini sudah di suguhi pemandangan yang bisa merusak mata suci Naara. Makhluk macam apa yang sedang berdiri di sampingnya dengan penutup kekurangan bahan, ntah lah bagian menonjol apa yang ingin menyembul itu.

Ingin rasanya ku tarik dan ku tendang dia dari lantai tertinggi ini. Bagaimana tidak wanita itu mencondongkan dadanya ke arah Kevin, dan sedikit menggodanya bener" jalang tidak tau diri. Masih cantikan aku kemana-mana, awas saja si Kevin main di belakang ku congkel satu-satu organ tubuhnya. Aku gak peduli jika dia harus mati atau apalah, beraninya dia menggoda calonku. Kenapa aku jadi se protektif ini biasanya aku sih bodoamat sama orang-orang yang ingin merusak hidupku.

"Eh, kalian sudah datang" sapa Kevin sambil berdiri dari duduknya untuk menghampiri ku yang masih berada dia ambang pintu.

"Aku sudah menunggu kalian" lanjutnya lagi dengan seringai di bibirnya tanpa bersalah, pengen aku cabik-cabik tuh mulut.

Aku menatapnya dengan berang, masih enggan untuk beranjak dan menjawab ucapan Kevin.

"Oh iya Feb, kosongkan semua jadwalku hari ini" perintah Kevin.

"Baik sir" ucapnya datar dan menatapku dengan tatapan tak bersahabat.

Hey hey, siapa dia menatapku begitu? Gak sekalian aja Sampek kombat tuh bola mata aku membatin.

"Permisi" ucapnya lagi dengan nada yang sedikit kesal dan menutup pintu dengan sedikit keras.

"Siapa dia?" Tanyaku berang.

"Oh, dia Febby sekretaris baru aku" jawabnya santai.

"Hah? Baru lagi? Emang Melati kemana? Dan kamu juga belum cerita tentang dia" tanyaku bertubi-tubi.

"Tanya nya satu-satu dong sayang" ucapnya santai.

Idih, sayang? aku ngeri sendiri mendengarnya.

Aku masih bergeming, ku lihat Kevin sudah semakin dekat ke arah ntah sejak kapan kevin sudah merengkuh tubuh dan Naara dalam pelukannya. Efek kesel kali yah Sampek gak nggeh kalau dia sudah di dekatku.

"Aku merindukan mu" ucapnya lirih.

Rindu? Hah? Setelah tadi tergoda sama sekretaris sekarang bilang rindu tak akan ku biarkan dia seenaknya, awas saja ntar aku balas semua.

"Unc, stop!! Jangan peluk-peluk Mommy" bentak Naara dengan suara khas bayi nya. Aku tersenyum dalam hati, tanpa susah payah cari cara. Wkwkwk.

"Hah? Kenapa sayang? Naara cemburu yah" godanya sambil melepas dekapannya sambil menjawil hidung Naara dan berusaha mengambil alih Naara dari pangkuanku. Iya saat ini kita bertiga sudah mendarat di sofa yang terletak di pojokan ruangan Kevin.

Dear MOMMY !! (Kevin & Wilona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang