Lima Puluh Dua

2K 112 42
                                    

Akhirnya setelah beribu-ribu purnama aku come back lagi nih..

Happy reading..

"mommy kaos kaki kakak dimana?" Teriakan menggelar memenuhi ruang makan, siapa lagi kalau bukan Naara yang sudah super duper cerewet dan yang pasti semakin besar semakin bertambah tingkat kebawelannya. Kevin dan Wilona kadang gemas sendiri dengan sifat dan tingkah putri semata wayangnya itu.

"Di laci bawah kak" Wilona membalasnya dengan sedikit berteriak juga, pasalnya ia sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

"Dasi Daddy yang garis-garis hitam dimana mom" kali ini Kevin yang berteriak, sepertinya dia tidak mau kalau dengan putrinya. Wilona membuang nafas kasar pergi menjauh dari ruang makan menuju tangga "anak sama bapak gak ada bedanya" gerutu Wilona, masa hampir setiap hari seperti ini.

Wilona membuka kamarnya dan terlihat Kevin sibuk mencari dasinya di laci lemari, ia berjalan mendekati Kevin dan langsung membuka pintu lemari sisi kanan Kevin langsung menemukan apa yang di cari Kevin dari tadi.

Wilona langsung mengalungkan dasi itu ke leher Kevin "kalau nyari itu jangan pakek hidung dad" ucap Wilona sambil sedikit menarik dasi itu, mau tak mau jarak di antara mereka mulai hilang.

Kevin yang merasa gemas dengan istrinya langsung saja meraih pinggang Wilona semakin menghapus jarak "jangan menggoda mom" bisik Kevin pelan.

"Ih siapa juga yang menggoda" Wilona merasa sedikit gugup, meskipun sudah lama hidup bersama tapi tidak bisa menghilangkan sifat gugup nya saat Kevin mulai bersifat manis.

Tanpa aba-aba Kevin langsung mengecup bibir wilo "blushhh.." pipi Wilona terasa memanas "dih merona nih.." Goda Kevin semakin menjadi.

"Ih tau ah.." melepaskan diri dari Kevin, pergi berlalu untuk keluar kamar mungkin putri nya sudah menunggu. Belum sampai di pintu langkah Wilona terhenti karena tiba-tiba Kevin memeluknya dari belakang.

"Jangan ngambek lah mom" ucap Kevin sambil menumpuhkan dagunya di pundak Wilona. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh istri tercinta yang begitu memabukkan itu. Sungguh Kevin tidak berdusta tentang itu.

Kevin mencoba membalik tubuh istrinya agar bisa menghadap dirinya, ternyata pipi istrinya sudah tambah memerah ingin sekali Kevin ketawa tapi dia sadar, kalau dia hanya mencari mati. Membelai lembut pipi merona ya, tangannya mulai merambat ke tengkuk Wilona seakan semua terbawa suasana jarak pun semakin menipis dan terus menipis sampai tidak lagi ada jarak antara mereka.

"Daddy... Buruan.." teriak Naara dari luar kamar.

Kevin mengumpat kecil, Wilona terkekeh pelan melihat ekspresi Kevin yang seperti tadi.

***
Kini mereka sudah duduk santai setelah usai melahap habis sarapan, bagi bapak atau anak itu masakan Wilona selalu menjadi yang terenak jadi tidak ada alasan untuk mereka tidak makan di rumah setiap saat.

"Kakak nanti baik-baik di sekolah barunya yah, jangan bandel" peringat Wilona. Yah.. Naara sudah mulai masuk Taman Kanak-kanak dan sekarang adalah hari pertama masuk sekolah. Sedangkan Darren sekarang sudah bertambah pinter di usianya yang terbilang masih sangat balita bahkan dia bisa lebih cerewet dari Naara, hari ini dia sedang tidak di rumah semalam dia memaksa untuk ikut Oma dan Om nya. Berbeda sekali dengan Naara yang dari kecil tidak bisa jauh dari Wilona atau Kevin, Darren malah lebih sering memaksa ikut jika Oma three atau Opa Oma yang dari luar negeri main ke rumah padahal usianya baru tiga tahunan ah entahlah.

"Jangan kemana-mana kalau belum Daddy jemput" kali ini Kevin yang bicara.

"Yes Daddy_" jawab Naara dengan sekali anggukan.

Dear MOMMY !! (Kevin & Wilona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang