Empat Puluh Dua

2.2K 135 61
                                    

Happy Reading..

Wilona hanya menggeleng pelan, rasanya tubuhnya ingin ambruk rasa sakit di kepalanya mulai menyerah. Dan di detik kemudian Wilona kehilangan penglihatannya.

*****

Wilona mengernyapkan matanya ketika sinar matahari menembus kaca, Wilona sedikit meringis kepalanya masih sangat terasa pening. Wilona mengernyit saat pertama kali di lihat adalah ruangan serba putih dengan bau khas obat-obatan yang sangat menyengat di hidungnya rasanya dia ingin muntah saat ini. Setelah nya wilona berganti melirik keadaan tangan kiri yang seperti terbebani oleh sesuatu, dan benar tangannya tertancap jarum infus. Bukannya kemaren dia lagi bersama suaminya di kamar, tapi kenapa hari ini Wilona sudah berada di kamar rawat inap. Wilona menghembuskan nafas nya saat menyadari kalau dirinya mungkin saja pingsan dari kemaren dan baru sadar hari ini. Tapi tunggu !! Kemana Kevin, istri nya sakit tapi dia tidak berada disana.

"Aaah!_" pekik Wilona saat berusaha bangkit dari tidur, sakitnya belum hilang juga.

Kemudian terdengar suara decitan pintu terbuka, Wilona mengalihkan matanya dan dia melihat suaminya masih tetap memakai kemeja yang kemaren, lengan yang digulung sampai siku dan rambut yang sedikit berantakan Wilona tersenyum Betapa gantengnya suaminya itu.

"Syukurlah_kamu sudah sadar" ucap Kevin mendekati kasur Wilona dan menaruh kresek yang berisi entah apa itu, sepertinya Kevin baru datang dari supermarket.

Wilona menatap sendu Kevin, terbesit rasa bersalah dihatinya saat menatap suaminya. Kevin terlihat sangat lelah, itu terlihat dari lingkar matanya mungkin saja dia dari kemarin menjaga Wilona sampai tidak tidur sama sekali. Wilona ingin menangis, bahagia dan rasa bersalah pun bercampur jadi satu di hatinya. Bahagia karena memiliki suami seperti Kevin, yang lebih mementingkan dirinya daripada dirinya sendiri. Sedih karena Wilona menjadi lemah seperti ini sehingga menyebabkan suaminya terlihat begitu letih seperti itu. Di detik kemudian Wilona mulai berkaca-kaca, ia tak dapat lagi menahan sesuatu yang dirasakan dihatinya.

"Hei_ kenapa nangis sayang" ucap Kevin mendekati Wilona yang kini sudah dalam keadaan duduk.

Wilona langsung menabrakkan tubuhnya pada tubuh Kevin, bahu Wilona bergetar tanda menangis.

"Maafin aku mas" Wilona berucap disela tangisnya.

"Minta maaf buat apa? Kamu gak punya salah sama mas" ucap Kevin lembut menenangkan.

"Aku sudah merepotkan mas" ungkap Wilona melonggarkan pelukannya tangannya kini berganti membingkai wajah Kevin dengan kedua tangannya "aku sudah buat mas kelelahan seperti ini, maaf aku gak bisa jadi istri yang baik buat mas" lanjutnya lagi masih menatap Kevin dalam.

"Hei_ jangan bicara seperti itu lagi, mas tidak suka" peringat Kevin "harus berapa kali mas bilang, jangan pernah bicara seperti itu lagi. Karena bagi mas kamu itu yang terbaik diantara yang paling baik, sampai kapan pun kamu tetap istri terbaik mas" lanjut Kevin yang kini tangan nya mulai bergerak untuk menghapus air mata Wilona.

"Makan dulu yuk_" ajak Kevin, Wilona hanya mengangguk tersenyum, kemudian Kevin mencoba membuka bungkusan yang lebih kecil. Wilona terpaksa untuk makan pagi ini yah meskipun perut masih terasa belum enak karena Wilona tidak mau merepotkan Kevin lebih banyak lagi, sepertinya nanti dia akan memuntahkan nya lagi.

"Mas gak makan?" Tanya Wilona karena yang terlihat hanya ada satu kotak bubur ayam.

"Nanti mas makan belakangan" jawab Kevin.

"Jangan gitu, nanti mas sakit kayak aku" ungkap Kevin.

"Itu tidak akan pernah terjadi sayang" jawab Kevin tersenyum dan duduk di samping Wilona.

Dear MOMMY !! (Kevin & Wilona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang