" Dia salah satu cinta dalam hidup ku, kehadiran nya memberi warna dalam hari-hari ku, walau banyak resiko yang akan datang setelah ini namun aku akan tetap menjaga Nya dalam pelukan Ku "
"ELCILIA NAARA KEIZARO"
Dan dia adalah pelabuhan terakhir ku...
Happy Reading 🤗 ❤️❤️❤️❤️❤️ ___________________________________________ Ketulusan cinta serta kasih sayang tidak dapat diliat oleh mata ataupun didengar oleh telinga, tetapi cuma dapat dirasa oleh hati.
. . . . .
Kevin Pov
"Vin___" ucap nya lirih.
Aku berbalik menghadapnya tersenyum.
"Aku takut___" ucapnya lagi semakin lirih.
"Gak usah takut yah, kan ada aku" ucapku sambil mencoba duduk di sisi dia yang lagi berbaring "aku di luar kok, kamu tidur yah" lanjutku lagi mengusap rambutnya lembut.
"Tapi aku tetap takut__" ujarnya lagi.
"Iya sudah aku temenin kamu disini Sampek kamu tidur yah" ucapku sambil beralih ke kepala ranjang untuk bersandar. Tangan kananku masih tetap mengelus rambutnya pelan.
Meskipun sebenarnya mata ku sudah tidak bisa di ajak kompromi, tapi harus sabar menunggu sampai Wilona benar-benar tertidur.
"Jangan tinggalin aku dan Naara Vin" gumam Wilona.
"Sudah jangan dipikirkin, cepat tidur ini sudah larut" ucapku pelan sambil tetap mengelus kepalanya.
Wilona yang mendengar ku hanya menjawab dengan anggukan.
***** WilonaPov
Sinar matahari mulai menyapa ku dari balik gorden, aku menggernyap kan mataku pelan. Perlahan ku mataku, penggerakan ku terkunci oleh dua tangan kekar yang saat ini sedang mendekap ku dalam tidurnya aku tau siapa pemilik tangan ini. Yang aku heran kenapa posisiku jadi seperti ini perasaan semalam aku tidur berbaring.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Bentukannya begini yah gaes 😂)
Aku mendongak menatap wajahnya dalam tidurpun dia setampan itu. Aku tersenyum tangan ku berusaha bergerak untuk meraih rahang, di kala aku menyadari bahwa wajahnya menyimpan begitu banyak lelah. Aku sangat berterima kasih karena Tuhan telah mengirimkan dia untukku, selelah apapun dia karenaku atau karena Naara tidak pernah sedikitpun dia mengeluh, aku sungguh sangat beruntung, tidak akan pernah menyesalinya.
"Mom.." panggilnya dengan suara khas bayinya.
Aku mencoba bangkit dari dekapannya dengan pelan aku tidak ingin Naara melihat aku dengan Kevin seperti, karena bukan saat untuk anak seumur dia melihat kelakuan orang dewasa. Perlahan aku mulai melepaskan tangannya, untung dia terusik mungkin karena dia terlalu lelah.
"Iya sayang Mom disini" ucapku sambil menghadap Naara yang masih memunggungi aku.
