Empat Puluh Lima

2.2K 130 16
                                    


Happy Reading..

"Hihihi.. Daddy geli" ucap Naara disela tertawanya, karena sejak mereka bertiga keluar dari kamar sampai turun Kevin tiada henti menciumi Naara sampai tertawa lepas seperti itu, Wilona hanya memperhatikan mereka dari belakang.

Suara tawa wanita mungil itu ternyata mampu menganggu tiga orang paruh baya beda jenis yang lagi bersantai di ruang tengah, ketiganya kompak menoleh kearah mereka bertiga dan tak lupa juga mengukir senyum.

Wilona memilih mendahului dua manusia yang masih asyik dengan bercandanya, Wilona mendarat bokongnya tepat di samping mami Tere.

"Udah mas, nanti ngigo dia" ucap Naara saat Kevin dan Naara mulai mendekat tapi masih asyik dengan bercandanya.

"Eh iya, kasihan mba Hanna nanti" ucap Kevin membenarkan.

"Ish, Naala gak mau.. nanti Naala mau bobo sama Daddy, Mommy sama Dede bayi lagi" jawab Naara dengan lantang.

Semua orang yang ada di ruang tengah itu kompak menoleh lagi kearah Naara, saat sadar apa yang di katakan dari seakan semua dahinya berkerut.

"Maaf Daddy_" Naara dengan cepat menutup mulutnya dengan tangan mungilnya, sungguh menggemaskan bukan.

"Dede bayi?" Semua kompak bersuara, sudah seperti paduan suara. Wilona tak lagi mampu menahan tawanya, merahasiakan dari orang tua bukan lah hal yang baik.

"Kamu hamil sayang?" Mami Tere menoleh cepat pada Wilona karena Naara masih enggan untuk menjawab nya.

"Oma Tere, Oma Nia Sama opa Sugi," Naara menjeda ucapan nya, mami Tere uang tadinya menoleh ke arah Wilona sekarang sudah kembali menoleh ke arah Naara "Naala punya hadiah" lanjut Naara dengan menunjukkan kota persegi empat berukuran sedang yang sudah di pegang sejak tadi, dan mungkin sudah menjadi obyek perhatian sejak tadi.

Naara meronta meminta turun, kemudian berjalan mendekat kearah 3 orang paruh baya itu. Kevin mendaratkan bokongnya di sofa seberang karena hanya itu yang kosong, Wilona yang melihat itu pun memilih untuk pergi dari tempat duduk semula. Kini Kevin dan Wilona sudah duduk berdua berhadap-hadapan dengan mamit Tere dan mom Nia, oh iya jangan lupakan Naara yang sudah anteng duduk di tengah-tengah para orang tua perempuan itu dengan memangku kotak merah itu.

"Ini hadiah buat Oma sama opa" Naara berucap lagi, tapi kenapa anak itu belum juga menyerahkan kotaknya.

"Oh iya, apa itu sayang?" Tanya mom Nia yang mungkin sudah kepo tingkat akut.

"Lahasia" jawab Naara kemudian tertawa. Kevin dan wilona yang sejak tadi memperhatikan tingkah anaknya yang semakin kesini semakin menggemaskan hanya mampu tersenyum, Naara mampu membangkitkan jiwa kepo orang tuanya.

Kevin dan Wilona hanya memperhatikan Naara yang tak pernah melepas senyum bahagia di bibir mungilnya. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain melihatnya tersenyum bahagia.

"Ini buat Oma Tere, Oma Nia sama opa Sugi" Naara terus saja berceloteh.

"Oh iya kah?" Tanya mom Nia.

"Makasih sayang" sambung dad Sugi.

Kini Naara sudah berpindah ke pangkuan mom Nia, berasa di tengah mani Tere dan dad Sugi.

"Kita buka yah Oma" celetuk Naara.

"Katanya buat Oma, kenapa Naara yang buka" kini mami Tere yang bersuara.

"Naala juga penasalan Oma" tertawa nya.

Semuanya hanya mampu menghela nafas melihat tingkah menggemaskan nya, Kevin dan Wilona hanya memberitahu bahwa ada Dede bayi dalam perut Wilona tanpa memperlihatkan hasil dalam testpack itu pada Naara jadi maklum saja jika dia penasaran.

Dear MOMMY !! (Kevin & Wilona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang