Touch

188 14 0
                                    

          Gaos dan Ahong berjalan menuju kamar ganti, sambil menenteng  tas latihan mereka masing-masing. Dibelakang mereka, Rhaga, Garry, Bram, Bagus, Revan dan Arby mengikuti, berjalan berdua ataupun sendiri sambil sibuk memegang handphone mereka masing-masing. Sedang Gaos hanya kesal melihat mereka yang anteng memainkan handphone mereka dengan asik. Di sisi lain, ia ngeri melihat Ahong yang sejak kejadian dilorong tadi, sibuk senyum-senyum sendiri dan nyanyi-nyanyi sendiri gak jelas.

          '' Mungkin aku bisa bercinta dengan kamu~~....'' lirihnya riang, semakin membuat Gaos ngeri.
          '' Hong...kamu sehat?'' tanya Gaos iseng.
          '' Sehat sekali....dan gue ngerasa tambah ganteng dua kali lipat'' jawabnya riang sambil sedikit berjoged-joged ria. Jawabanya membuat Gaos tertohok dan terbatuk-batuk, menahan tawanya.
          '' oh...Kinara....pas banget dia buat gue, galak kaya macan cocok buat kiper keren kaya gue'' ucapnya kepada udara, membuat teman-temanya yang mendengar geleng-geleng kepala.
         '' Berisik...polusi udara lu!!'' timpal Bagus greget.
          '' Gue yakin, tantangan banget buat dapetin cewek itu, tapi gue pasti bisa....oooooh~~ mungkin~~'' ucapnya nyanyi-nyanyi sendiri.
          '' Dia emang udah gila.....'' Kata Bram tak percaya dengan ulah konyol Ahong yang semakin menjadi.
          '' Emang, dari dulu'' ucap Rhaga menambahkan. Membuat teman-temanya yang lain tertawa lepas disisi lapangan sebelum mereka memulai latihan rutin mereka sore itu.

          Seperti biasa, mereka melakukan rutinas latihan mereka, dibawah arahan coach mereka Pa Epul yang dengan rangkaian latihan yang super ketat, dilatar belakangi jeritan dan sorakan para penggemar mereka disisi lapang. Tak jarang, Pa Epul menyuruh salah satu dari kesebelas pemain itu untuk mengusir para penggemar mereka agar menjauh tapi selalu gagal, dan mereka selalu berhasil kembali, terlebih bila Gaos atau Ahong yang melakukanya, mereka hanya akan menjerit lebih histeris dan tak mau beranjak sedikitpun, itu membuat sang pelatih pusing dan frustasi.

          '' DIAAM!!!!!'' teriak seseorang dengan suara keras dari sisi lapang, membuat semua orang berpaling termasuk para pemain sepak bola yang tengah latihan mengoper bola ditengah lapang.
          Ternyata itu adalah suara yang keluar dari mulut Kinara yang tengah berdiri dengan galak disisi lapang.
          '' DASAR PARA SUPORTER GAK PEKA!!! gak liat mereka lagi latihan serius...kalo kalian emang care....setidaknya beri mereka ruang untuk latihan dengn nyaman!!!'' bentaknya, menghentikan jerit dan teriakan para gadis disana, karena mereka tau Kinara bukan lawan mereka, tenaga dan suaranya yang seperti banteng akan lebih kuat bahkan dari kekuatan 3 orang gadis sekaligus.
          '' Biarkan mereka latihan dengan tenang, simpan tenaga dan suara cempreng kalian untuk pertandingan GSI tingkat kota nanti!'' ucapnya lantang. Dan yang lainpun membenarkan ucapanya, maka latihan kali itu berlangsung dengan tenang, dan Kinara mendapatkan tepuk tangan Pelatih dari tengah lapang.

          Kehadiran Kinara disana, menyita perhatian semua para pemain, tak ayal Gaos dan Ahong.
          Ahong, lelaki yang bermata sipit dan berbibir tipis itu sangat senang bukan kepalang, dan dari tengah lapang tak henti-hentinya ia tersenyum, lantas berlatih dengan penuh gaya. Bila saja para gadis tak tau sifat dan kelakuan ahong yang konyol, pasti mereka akan tergila-gila padanya,dan sialnya para gadis memang tidak tau, mereka terpesona pada sang kiper yang penuh kharisma.

          Sedangkan Gaos, ia senang karena kali ini ia tidak perlu berkeliaran mencari gadis itu, dengan mudah setelah latihan ia akan menghampirinya dan mendapatkan handphonenya kembali.
          Berbeda dengan teman-temanya yang lain, mereka hanya kaget selebihnya tak tertarik, karena mereka tau reputasi Kinara sebagai singa betina di sekolah, dan menganggap gadis itu terlalu galak untuk di dekati, walau sebenarnya mereka mengakui kecantikanya yang bisa membuat semua siswa lelaki mabuk kepayang.

          Setelah 2 jam berlalu, Ahong dan Gaos langsung berlari kesisi lapangan dan mencari Kinara, tapi gadis itu lenyap entah kemana, lagi-lagi keduanya merasa kecewa, terlebih Gaos yang penuh harap harta satu-satunya bisa kembali.
          Baiklah cewek gila, kamu mulai membuatku benar-benar kesal
           Dalam hati Gaos mengutuk dan mendumal tanpa henti.

          Malam yang telah larut, menina bobokan seluruh isi asrama atlet disekolah.  Walau berlokasi disekolah, teapi asrama lebih berada di bagian belakang sekolah yang sepi dimalam hari. Jam menunjukan pukul 10 malam, saat Gaos terlelap diantara PRnya yang baru setengah ia kerjakan, saat sebuah suara membangunkanya dari sisi ranjangya, jendela kamarnya yang persegi.
          Pluk....pluk....pluk
Suara lemparan batu kecil yang terus terdengar membuat Gaos terlonjak. Antara  takut itu adalah interaksi gaib atau maling. Lantas dia mengintip diantara gordin dan kaca jendela. Disana, hampir terkejut ia melihat Kinara diluar kamarnya dengan jaket tebalnya dan mengenakan hoodie yang menutupi kepalanya.

          Cepat dan pelan, ia menghampiri gadis itu, kemudian gadis itu dengan berlari kecil menggiring Gaos ke tempat yang lebih sepi, disisi lapang dekat tribun penonton. Dan mereka bicara, dengan Kinara yang berusaha menjaga jarak dari Gaos.
  
          '' Ngapain malem-malem? Kamu emang gila!'' Gaos bertanya tak percaya.
          '' 5menit...ibumu menelepon tadi, dan aku bilang akan mengangkatnya nanti lewat WA, sebentar lagi dia akan menelepon'' ucap gadis itu mantap.
          '' Berikan handphope itu padaku''
          '' Tidak!!''
          '' Dengar, aku menyesali kejadian tempo hari, kita emang udah keterlaluan, tapi masalah handphonemu yang hilang, aku tak bisa melakukan apa-apa'' Kinara tak bergeming.
          '' 5 menit atau tidak sama sekali...''
          '' Hey...!''
          '' Okay aku pergi!'' ucap Kinara siap-siap berlari. Tapi Gaos menarik tanganya spontan.
          '' Biarkan aku bicara'' ucapnya, sambil menatap Kinara tajam. Gadis itu menghempaskan genggaman itu dengan kasar.
          '' 5 menit''
          '' Baik dan berikan''
          '' Tanganku yang pegang Handphonemu, ya atau tidak?'' ucap gadis itu keras kepala, saat Gaos hendak protes, handphone itu bergetar, menandakan panggilan masuk dari ibunya. Kinar menahan Handphone itu dan bertanya dengan mimiknya tanpa suara, membuat Gaos menyerah.
           '' OK!!'' ucapnya, dan Kinar menekan tombol bicara dan menempelkan handphone itu ditelinga Gaos yang langsung menunduk karena Kinar lebih pendek darinya.

          Sepanjang Gaos menelepon ibunya, tanpa disadarinya, Gaos memegang pergelangan tangan Kinar agar lebih mendekatkan handphone itu disisi kepalanya yang jelas lebih tinggi. Dan saat telepon itu ditutup, dengan sigap Gaos menarik lengan Kinar kuat-kuat, dan berusaha merampas handphone itu dengan paksa, tetapi Kinara lebih cerdas, ia sudah memperkirakan hal itu, lantas dengan mantap ia menyundul kepala Gaos dengan keras, sampai lelaki itu kaget dan kesakitan.

          Kinar berlari kencang, dan dengan memegangi keningya yang sakit, Gaos mengejar gadis itu. Itulah yang ditakutkan Kinara, jika Gaos berlari mengejarnya, mata tamatlah sudah, ia dan kaki kuatnya sebagai penyerang digaris depan tentu dengan mudah mengejarnya. Dan sialnya, Kinar malah berlari masuk ke dalam ruang ganti latihan. Terjebak ditembok dan tersudutkan dengan napasnya yang memburu....tak lama Gaos masuk, ia terlihat puas dan senang telah berhasil menggiring dan memojokan Kinara disana, keduanya saling tatap...mencari celah masing-masing...diantara loker yang berderet disana, keduanya hati-hati dan menahan napas.






    

Duuuuuh situasinya.....😆

         

Yume to Ai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang