EVANESCENT

55 8 6
                                    

          Hari itu, Kinar memasuki ruang kelasnya tepat jam 06.30, dan kelas masih sepi. Setelah semalaman ia tak bisa tertidur dengan pulas. Karena ucapan Messi tempo hari yang masih mengendap utuh di otaknya. Dan juga perubahan siklus antara dirinya dan Gaos yang berubah. Dulu ia akan menghidari lelaki itu, bahkan bila ia melihatnya dari kejauhan, karena ia suka dan terlalu malu. Kemudian nasib berkata lain, setelah insiden kepalanya terkena bola, ia dan Gaos begitu sering bertemu seperti api dan pijarnya yang merebak dan memanas karena sering bertengkar. Dan kini sedikit demi sedikit api itu memakan jarak diantara mereka. Ini membuatnya sedikit bingung, bilaa nanti ia bertemu dengan Gaos apa yang akan ia lakukan, dan bila ia bertemu dengan Messi ia harus bagaimana.

          Baru saja ia berfikir begitu, tak lama seseorang memasuki kelas. Itu adalah Messi. Dengan santai ia menenteng tasnya dan berjalan menuju kursinya setelah sebelumnya ia melewati meja Kinar, dan seperti biasa sedikit mengelus puncak kepala Kinar. Yang hari itu ditanggapi Kinar dengan tegang, sedikit membeku. Sepersekian detik otaknya stuck dan bingung harus bagaimana. Bila benar apa yang dibicarakan Gaos, bagaimana selama ini dia sangat goblok dan tolol, tak menyadarinya bahkan hanya menganggap semua itu adalah rasa perhatian seorang sahabat. Lantas ia berpaling menatap Messi yang kali ini tengah membuka tasnya dan mengeluarkan buku-bukunya.

          '' Aku lupa gak ngerjain PR Matematika...kepalaku penuh kosakata bahasa inggris'' ucapnya menanggapi Kinar, yang disadarinya tengah menatapnya.
          '' Terus??? Ujian loe gimana?'' tayanya.
          '' Oke...setidaknya aku sudah berusaha''. Kinar enggan mendekat.
          '' Mess....kamu....'' ucapnya terpotong oleh kedatangan Maura. Sahabatnya itu masuk dan terduduk di dekat Kinar, lantas   mendekati Messi dan menyodorkan buku matematikanya.
          '' Nih...silahkan nyontek PR gue, itu bentuk dukungan gue atas ujian loe kemarin'' ucap Maura.
          '' Hey...Ra, kan gue duluan yang carter buku loe''
          '' Aduh Ra sory, tapi rasa kemanusiaaan gue berkata bahwa Messi lebih membutuhkanya hari ini...gimana kalo kali ini loe ikhlas'' jawab Maura nyengir.

          Tetapi Messi dengan sigap menyambar buku PR Maura dan juga menyambar lengan Kinar.
          '' Duduk sini! Biasanya kan kamu ikutan nyontek bareng, sejak kapan aku gak berbagi saama kamu Kinar...'' ucapnya.
          Tapi dengan spontan Kinar menghenpaskan pegangan tangan Messi. Membuat kedua temanya kaget dan heran. Karena tak biasanya Kinar menolak Messi. Yang jelas gadis itupun tak tau kenapa ia melakukanya. Messi adalah sahabatnya, sama seperti Maura. Ia adalah salah satu lelaki yang keberadaanya akan ia cari dan akan ia toleransi. Karena ia berbeda dengan cowok-cowok yang selama ini mengejarnya, tidak seperti mereka yang menyukainya karena alasan ia cantik. Yang menerimanya apa adanya, tapi entah kenapa beberapa fakta baru membuatnya enggan mendekati Messi. Dan Messi menyadari hal itu, begitupula dengan Maura, yang sebenarnya sudah sangat lama menyadari perasaan Messi yang dengan sangat bodoh tidak disadari Kinar.

          '' Kinar....?'' Maura yang jelas keheranan karena tingkah Kinara yang dirasanya aneh. Jelas ia merasa ada sesuatu yang dilewatkanya selain masalah Messi out dari tim dan dari sekolah. Dan Kinar tak sempat menjawabnya juga tak sempat membalas tatapan mata Messi yang saat itu seolah menuduhnya dan menyalahkanya. Karena bel masuk berbunyi dan mereka harus upacara pagi.

          Dan hubungan antara Kinara dan Messi mulai aneh, itu yang dirasakan Maura. Hingga akhirnya sahabatnya itu mendesak Kinar saat istirahat disalah satu suduh sekolah.
          '' Loe kenapa sih Kinar? Kok tiba-tiba loe sama Messi jadi aneh?''
          '' Aneh gimana?''
          '' Tiba-tiba aja ekspresi loe jadi beda, gak mau dipegang, gak mau pindah tempat duduk or nyontek bareng...dia itu kan biasanya jadi sumber contekan loe''
          '' Bukanya seharusnya loe seneng gue nolak nyontek'' balas Kinar acuh
          '' Iya...tapi kan loe jadi pindah nyontek ke Vrisca..'' jawab Maura heran
          '' Ya gak anehlah, dia kan rangking 1, loe rangking 2...kenapa juga gue harus nyontek sama Messi yang rangking 5?'' balas Kinar berusaha ngeles sebisanya.
          '' Kinar...emang penting ya kita bahas masalah rangking sekarang?''
          '' Kenapa juga loe bahas tentang nyontek? Itu kan hak asasi gue...'' balas Kinar sewot, membuat Maura semakin kesal.
          '' Oke deh kalo emang loe gak mau cerita'' ucap Maura kesal dan mendelik marah, lalu berbalik saat akhirnya Kinar menarik tangan sahabatnya itu dan memeluknya dengan penuh sayang.
           '' Gue harus gimana Ra...?''
           '' Gimana apanya? Makanya loe jangan sok deh jadi orang''
          '' Tentang Messi...kayaknya dia suka deh sama gue?'' ucapnya getir. Maura menariknya duduk di kursi terdekat.
    
          Maura sedikit menatap Kinara antara ragu-ragu dan yakin. Kemudian dia sedikit menggigit bibirnya perlahan.
          '' Tau dari mana?'' tanyanya

          Kinara sedikit menjelaskan apa yang terjadi tempo hari, termasuk isi perasaanya yang tak menentu. Termasuk sikap tak enaknya, karena Messi jelas tau dia menyukai Gaos selama ini. Dan menurutnya ini aneh dan membingungkan untuknya. Jelas ia merasa tak yakin, apa yang harus dilakukanya.
         '' Kinar...Messi itu sobat kita, apapun yang terjadi gak mungkin dia dengan egois melakukan hal yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Selama ini dia tau loe suka Gaos, tapi apa dia protes? Kalo emang dia suka sm kamu, berarti selama ini dia berusaha menjaga persahabatan kita'' jawab Maura menjelaskan.
          '' Itu dia yang gak enak...selama ini aku jahat berarti Ra...'' ucap Kinar.
          '' Justru kalo Loe berubah kaya tadi, gue yakin Messi malah sedih and ngerasa gak enak. Kenapa Loe gak biasa aja sih? Emang Loe mau Messi ngejauh juga dari loe?'' ucap Maura kesal. Kinar mengigit bibirnya sedikit berfikir.
          '' Gaklah Ra...denger dia mau out dari sekolah aja bikin gue syok'' jawabnya
          '' Nah itu dia, biasa aja kaya dulu. Walau Messi suka sama Loe emang loe punya hak apa ngelarang dia? Dia tau lo suka Gaos aja dia gak banyak komen'' ucap Maura menyadarkan dan membuatnya berfikir dua kali.

          Jika cowok itu bukan Messi dia gak akan pernah merasa sekacau ini. Mungkin tanpa pikir panjang dia akan hengkang dan menjauh dari cowok manapun itu. Akan tetapi cowok ini Messi, cowok yang paling ia pedulikan, cowok yang berhasil bertahan disisinya sebagai sahabat dengan segudang hal menyebalkan tentang dirinya. Dan yang mampu mengimbangi kegilaan dan ritme hidupnya. Lantas ia akan benar-benar kehilangan saat akhirnya Messi pergi. Ini memang tampak egois, tapi ia berharap apapun perasaan Messi terhadapnya hanyalah sebatas teman.

          Sore hari itu seusai sekolah, Kinara mengejar Messi disepanjang halaman sekolah, menerobos orang-orang yang berlalu lalang disana. Kemudian dengan napas yang memburu, tanganya berhasil meraih ujung tali tasnya, dan menariknya dengan kuat. Messi berhenti dan kemudian menoleh kebelakang punggungya, tepaat saat Kinar melingkarkan tanganya di leher Messi dengan sekali loncatan.
          '' Hey....!'' ucap Messi berseru kaget dan oleng.
          '' Sorry Mess!!!'' jawab Kinar riang, seolah ingin menebus keraguanya akan Messi belakangan ini, dengan suaranya yang stereo. Tanpa menyadari Gaos dan Ahong berada tak jauh dari sana.

          ''Sory Mess...kalo akhir-akhir ini gue aneh'' ucap Kinar. Cowok itu hanya mendelik kesal dan bersikap masa bodo seperti biasaya.
         '' Memang sejak kapan kamu gak aneh?'' tanyanya.
         '' Gue lupa loe juga cowok, sekarang gue udah mulai paham...'' ucap gadis?  itu mengimbangi langkah Messi.
          '' Paham apa?'' langkahnya terhenti.
          '' Gusah dibahas deh, gue males''
          '' Memangya apa yang sudab kamu pahami?'' tanya Messi tiba-tiba saja serius.
          '' Eh...Ya Loe cowok, seharusnya gue lebih membatasi diri'' jawabnya ragu, menatap mata Messi yang selalu terlihat serius. Lelaki itu hanya tersenyum sinis.
          '' Sama saja...'' desisnya pelan.
          '' Maksudnya apa sih Mess? Gue kan udah berusaha paham...apa salahnya sih? Loe juga kan selama ini gak pernah nganggep gue cewek beneran'' oceh Kinar mulai kesal. Messi balas menatapnya dengan pandangan paling serius dan menusuk.
           '' Kau salah Kinar....selama ini aku selalu melihatmu sebagai seorang wanita betulan...'' jawabnya dengan tatapan seriusnya yang seketika membuat Kinar membeku dan terpaku ditepatnya.

          Tak ada yang bicara dan bergerak, hanya lalu lalang disekitar mereka dan seolah waktu berhenti. Perasaan Kinara yang lagi-lagi campur aduk. Tanpa tau bagaimana Messi saat ini, Messi kemarin, atau Messi hari-hari sebelumnya. Dan keheningan itu pecah saat Ahong berbisik dengan agak keras kearah Gaos tak jauh dari sana.
          '' Tunggu...tunggu sebentar!'' ucapnya  beberapa menit berfikir dengan keras.
          '' Apa maksudnya nih?'' ucap Ahong tak percaya. Dan Gaos disampingya hanya termengung melihat dan mendegar adegan di depan matanya. Yang kemudian disadari oleh Messi dan Kinara disana.
          '' Mess? Masa sih loe suka sama Kinar?'' tanya Ahong tak percaya. Tak ada menjawab.

          Seolah tak ada yang terjado, Messi pergi berlalu tanpa menjawab apapun, kemudian sedikit menepuk pundak Gaos dengan pelan. Meninggalkan kesenjangan dibelakangya. Itu membuat Kinara menatapnya dengan berat dan masih terpana menatapnua, tampak tak yakin dengan apa yang di dengarnya. Dan Gaos hanya menatap Kinar juga dengan pandangan penuh pertimbangan. Sedang Ahong hanya menggeleng tak percaya.

          '' Gila....kita emang udah gila'' ilucap Ahong menembus keheningan yang tak hening diantara riuhnya sekolah hari itu.

Aduuuuhhhh.....situasinya selalu bikin bingung ya gais....
(INI CERITA OTW TAMAT YA, AKU USAHAKAN SELESAI DALAM BEBERAPA PART...DOAKAN SEMOGA TIDAK ADA HALANGAN)

 

Yume to Ai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang