CLOSER

58 8 6
                                    

          Kemenangan tim mereka ikut mengharumkan nama sekolah, walau tidak dipungkiri, itu adalah salah satu pertandingan yang sulit dan menegangkan. Akan tetapi dengan berhasilnya mereka, mereka turut membuktikan pada dunia bahwa murid-murid dari sekolah yayasan ataupun swasta mampu bersaing dengan skolah negri di kota mereka. Begitupun dengan kemeriahan yang menjadi tranding topik disekolah. Semakin berlipatnya fans dan suporter mereka, baik fans terbuka ataupun mereka yang ngefans secara gerilya. Dan bertambahnya jumlah coretan bertuliskan nama mereka lengkap dengan emot love ataupun deretan puisi tak bertuan di toilet wanita. Membuat sekokah menjadi lebih berwarna.

          Kemeriahan dan euforia kesenangan itu bertambah saat hari Studytour pun semakin dekat. Bagi mereka yang memang dilanda jatuh cinta ataupun pejabat jomblo yang mengincar seseorang, itu adalah waktu yang tepat untuk saling berjuang memperjuangkan apa harapan mereka. Persiapan demi persiapan juga agenda acara yang ditunggu-tunggu oleh setiap siswa disekolah menjadi buah bibir yang menggema diseantero sekolah tanpa jeda. Terlebih mereka akan berinteraksi selama 4.320 detik lebih lama bersama para atlet yang dinaungi sekolah, terlebih mereka tim sepak bola. Ini adalah kesempatan yang langka dan paling ditunggu sepanjang tahun ajaran.

           Begitupun dengan Kinara dan Maura, studytour adalah waktu ekstra bagi mereka untuk sedikit lebih lama bersama seseorang, yang diharapkan Hadir dan akan dia tatap lebih lama, atau hanya sekedar melihat dari jauh. Sedang bagi para lelaki hususnua tim kesebelasan, ini adalah waktunya santai dan berleha-leha dari jadwal dan agenda latihan mereka yang super ketat. Maka semangat tinggi pun melambung dari setiap siswa dan siswi kala itu. Dan hari H pun tiba.

          Kinara berlari secepat ia bisa, memburu blok demi blok menuju sekolahnya hari itu. Sudah 30 menit ia terlambat datang kesekolahnya hari itu, terlebih jarak rumah dan sekolahnya tak terlalu jauh, tetapi tetap saja 30  menit adalah waktu yang cukup membuatnya jauh terlambat dihari studytournya yang ditungu-tunggu. Dan ia mengumpat dalam hati kepada dirinya sendiri yang kali itu melakukan kebodohan yang mungkin akan merugikan orang lain. Dan ia semakin kencang berlari memburu sekolah, diantara dering ponselnya yang berulang kali berbunyi dan bergetar, yang tak ia pedulikan.

          Hingga akhirnya ia sampai disekolah, dan merasa lega setidaknya saat menemukan masih ada bus wisata yang terparkir disana. Dengan napas yang memburu dan terengah-engah ia menghaampiri guru pembina dan mendapatkan omelan luar biasah singkat tetapi pedas hingga akhirnya ia terpaksa ikut sementara di bus kelas terakhir, terduduk di kursi cadangan hingga rest area berikutnya. Dan tanpa banyak protes, ia pun menurut dan memasuki bus itu.

          Tak ada yang membuaynya gusar, bahkan saat ia mengetahui bahwa hari itu ia kesiangan parah, sampai saat ia memasuki bus tersebut dan menyadari bahwa itu adalah bus kelas terakhir, kelas J, kelas Gaos dan Ahong, tepat saat dia hendak terduduk di kursi cadangan yang masih kosong, dan sialnya letaknya tepat di depan Gaos terduduk. Keduanya mematung dan hanya saling pandang, saling mempertanyakan kehadiran masing-masing, dan terpecah saat Ahong berseru dengan riang dan terkejut.
          '' Kinara!!'' ucapnya tak percaya, membuyarkan tatapan mereka yang kemudian berpaling dengan wajah bersemu merah. Kemudian dengan terpaksa ia duduk di depan Gaos, sambil mengumpat kesal dalam hatinya.
          '' Sejak kapan lu pindah kelas?'' tanya Ahong jelas senang, lantas dengan seketika ia beranjak dari kursinya disebelah Gaos, dan mengusir teman lelakinya yang terduduk disamping Kinara, hingga akhirnya Ahong terduduk disamping Kinara. Dan Gaos mau tidak mau bergeser ke samping jendela, tepat saat gadis itu melakukan hal yang sama.
          '' Gue kesiangan....puas?'' ucapnya kesal. Dan dalam hatinya ia mengutuk dirinya sendiri atas kesalahan yang ia buat hari itu. Diantara ocehan Ahong yang tiada henti, diam-diam Kinara merasa malu, dan sekuat tenaga menahan dirinya, menahan hatinya yang deg-degan dan perasaanya yang meluap meletup-letup mengkhianati dirinnya sendiri, dan jelas mewarnai pipinya yang semakin merah.
          Sialan Kinara.......hari ini lu bego banget!!!!
          Kinara berguman sendiri, menggigit bibirnya diam-diam, dan kaku tak bisa bergerak, jelas ia luar biasa salah tingkah dan malu. Dan demi Tuhan, walaupun ponselnya tak berhenti bergetar, ia tak mau mengeluarkan ponsenya sama sekali, bahkan dengan kesal ia berpura-pura tidur, karena itu salah satu caranya agar Ahong berhenti menganggunya dan menyembunyikan ekspresi wajahnya yang panik sekaligus senang itu.

          Yogyakarta adalah destinasi yang lumayan jauh, dalam tidurnya yang tidak tidur itu, Kinara berharap cepat-cepat sampai di rest area, tetapi ternyata rest area tidak secepat yang ia kira. Hingga subuh berganti siang, ketika semua huru hara di bus mulai sunyi, tergantikan suara ngorok dari berbagai arah. Tapi Kinara tak mau membuka matanya. Hingga tiba-tiba seseorang menutup tirai disampingnya yang memang sudah mulai panas terkena sinar matahari, dan saat bus melewati jalan yang berkelak kelok, seseorang menahan kepalanya disisi kiri agar tidak terbentur jendela bus, dengan lembut tangan itu memegangi sisi kiri kepalanya yg menempel ke kaca jendela, jelas siapapun orangnya ia benar-benar mengira Kinara tertidur.

          Dan tak lama, hingga tangan itu terlepas, setelah yakin semua orang tertidur, Kinara membuka matanya, disampingnya Ahong tengah tertidur pulas. Tubuh besarnya menghabiskan hampir sisi kanan Kinara, ia melirik sekeliling, dan akhirnua ia berpaling, dan kaget manakala orang yang terduduk dibelakangnya balas menatapnya. Jelas Gaos pun terkaget, terlebih Kinara. Lagi-lagi keduanya saling tatap, terjebak tanpa kata dan suara. Hingga bus tiba-tiba berhenti.
          '' Ayo-ayo istirahat dulu...silahkan menikmati hidangan di restoran .....'' ucap turis guide menggunakan speaker, membuyarkan mereka berdua dan Ahong yang tersentak. Akhirnya Kinara bisa pergi dari sana, tempat menyesakan yang membuatnya tercekat dan deg-degan.
          '' Trims'' ucap Kinara kepada Gaos, ia tau Gaos orang yang sejak tadi memperhatikanya, dan secepat ia bisa ia keluar dari sana, bus dengan seseorang yang tak ingin keluar dari hatinya. Yang keberadaanya ia nantikan kapanpun.

*****
          Bagaimana bisa, hanya dengan melihat puncak kepala berambut kecoklatan di depanya saja, membuatnya deg-degan setengah mati. Dadanya bergemuruh, dan ada sedikit rasa sesak yang menggangunya. Jelas keberadaan gadis itu disana, sangat mengganggunya. Jenis mengganggu yang menyenangkan, dan ia berharap gadis itu tetap duduk disana, di dalam pengawasanya, dan tak pergi kemana-kemana.
    
          Dan bagaimana bisa, hanya dengan melihatnya dari belakang, membuatnya begitu protektif. Bahkan ia mencemburui sinar matahari yang menerpa gadis itu. Dan saat tanganya menyentuh sisi kepalanya, demi Tuhan bukan hanya itu yang ingin ia sentuh, ia ingin menarik gadis itu kesampingnya dan menggenggan tanganya erat-erat. Dan pikiran ini membuatnya gila. Ya, ia yakin ia sudah gila. Hingga gadis itu menoleh padanya, dan mengucapkan terimakasih padanya, mukana memerah panas, dan jantungya mau copot....demi Tuhan gadis itu tau apa yang dilakukanya.

           Bahkan Saat ia turun dan mendapati Messi menjemput KM kelasnya tersebut, mereka menjauh dan memasuki bus lain, Gaos berkutat dengan dirinya sendiri setengah menahan diri untuk berlari dan menarik gadis itu, merana merasa ditinggalkan dan merasa tidak baik-baik saja. Dan ia kesal luar biasa, tanganya mengepal dan merasa tak berdaya.
      
          Melihat dan menatap gadis itu kini menjadi keharusan dan agenda kegiatanya, sekarang dan seterusnya....



Waduuuuuhhh....akhirnya rasa bertahan dan keinginan untuk maju datang juga...klo sayang emang harus diperjuangkan ya gais😆

Yume to Ai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang