GO AWAY

62 8 2
                                    

          Ahong berdiri diantara lorong sekolah yang sudah mulai sepi. Dia berdiri mematung disana, menanti seseorang yang sejak tadi ditunggunya disana. Walau ia adalah seseorang yang kurang peka terhadap keadaan, tapi ia tau sesuatu telah terjadi tanpa diketahuinya. Hal itu ia sadari saat dengan sadar ia melihat perubahan dalam diri Gaos, juga perubahan dalam diri Messi. Meski ia terbilang orang yang kurang mengerti cinta selain dilihat dari sudut pandangnya sendiri, tapi ia tau sepertinya permasalahan Kinara telah menyeret mereka berdua terlalu jauh.

          Lantas, segera setelah ia melihat Maura keluar dari kelasnya bersama beberapa temanya selepas piket, ia menghadang gadis itu dan menariknya menjauh dari teman-temanya. Dan dengan sedikit ingin tau, dia melirik ke kanan dan kekiri.

          '' Apa?!'' tanya Maura kesal dan menghempaskan genggaman tangan Ahong.
          '' Kinara dan Messi gak ada kan?'' tanyanya penasaran.
          '' Kinar ijin gak piket, sedang Messi gak piket hari ini!'' jawabnya ketus.
          '' Oke...Ra gue mau tanya beberapa hal sama loe terkait mereka''
          '' Mereka siapa?''
          '' Lha Gaos, Messi dan Kinar, siapa lagi emangnya?''
         '' Terus??? Kenapa gue harus kasih tau ke elo?''
         '' Ya ampun...loe emang manis kalo udah masang tampang jutek kaya gitu'' ucapnya setengah sebal dan menyindir, tetapi Maura malah memerah.
           Semenyebalkan apapun Ahong, tetapi ia tetaplah salah satu orang populer dan masuk dalam deretan lelaki paling diicar disekolah.
           '' Ehem...jadi kenapa gue harus cerita  hal pribadi sama loe?!'' ucapnya menutupi pipinya yang bersemu merah.
          '' Karena gue khawatir sama mereka, gue tau gue orang yang cuek dan gak pedulian, tapi tetaap saja mereka teman-teman gue kan....apa salahnya emang? Justru aneh kalo loe gak mau bilang'' ucapnya, membuat Maura sedikit berfikir.
           '' Haduuuh....apan lagi sih Ra?? Mereka bukan selebritis yang gosipnya harus loe sembunyiin. Masih juga gak mau cerita gue cium nih'' ucapnya mulai kesal dan tidak sabar.
          '' Iya...iyaa....gue cerita!'' ucap Maura entah kenapa mulai panik. Dan ahong puas mendengar keputusan Maura.

          Satu jam mereka terduduk ditaman sekolah untuk membicarakan perihal Gaos, Messi dan Kinar. Ternyata apa yang Ahong perkirakan adalah benar, telah terjadi sesuatu diantara mereka. Dan tidak ada satupun dari mereka yang menemukan jalan keluar. Dan setelah ia berterima kasih pada Maura yang entah kenapa terus menerus bersemu merah, ia pergi dan mencari salah satu dari sahabatnya itu.

          Suasana tengah menegang, saat Ahong sampai di ruang ganti atlet. Beberapa dari mereka bergerombol dan menatap kapten mereka dengan tampang paling serius. Lantas dengan sedikit keheranan dan bertanya-tanya Ahong terduduk disalah satu sudut diruangan disebelah Messi dan mendengarkan perihal apa yang tengah dibicarakan oleh teman-temanya itu.

        '' Jadi maksud loe kita akan bermain tanpa Gaos?'' tanya Revan tak percaya.
        '' Yup!!! Dia tidak akan bermain bersama tim kita, kabar baiknya Messi telah siap untuk berman di laga GSI tingkat Jabar bersama kita'' jawab Bram sang kapten.
         '' Tunggu sebentar, memangnya mau kemana dia?'' ucap Ahong tiba-tiba  memotong pembicaraan mereka.
         '' Dia akan bermain bersama timnas'' jawab Rhaga.
         '' Kenapa dia harus pergi? Seharusnya dia tetap bersama tim kita...bukanya itu komitmen kita bersama'' ucap Garry tak percaya akan keputusan Gaos.
         '' Itu benar, kenapa dia gak milih tim kita, seharusnya dia lebih memilih kita dong'' jawab Arby menambahkan dengan kesal.
          '' Kenapa cuma dia yang terpilih?'' tanya Ahong menambahkan.
          '' Dengar...ini adalah pilihan yang sulit untuk Gaos, tadi sudah jelaskan bahwa pilihan Gaos akan sangat berdampak bagi karirnya, artinya ia bertaruh banyak pada apapun yang menjadi keputusanya'' ucap Rhaga menambahkan, mencairkan suasana tegang diantara teman-temanya.
          '' Bertaruh untuk apa?'' Ahong masih tak mengerti.
          '' Selama dia belum mengantongi ijin kepada dewaan sekolah dan sponsor tim kita, Gaos terancam out dari tim kita'' jawab Messi parau.
          '' Terus??...kalau gitu jelas dong, kenapa dia malah justru pergi ke timnas dan ninggalin kita gitu aja!'' ucap Ahong marah.
          '' Kalo dia menolak ikut Timnas, dinas Provinsi akan menskorsing sekolah kita, dampaknya akan lebih berat untuk sekolah dan tim kita kedepanya'' jawab Bram menambahkan.
          '' Dengar...aku tau ini mungkin terdengar tidak adil. Atau mungkin kalian bertanya-tanya kenapa hanya Gaos yang terpilih. Sedang kita tau sendiri ini semua bukan keinginan Gaos, dia juga terhimpit dan bingung akan pilihanya sendiri...dan kita harus menghormati apapun keputusan dia'' Rhaga menengahi mereka.
         '' Tapi seharusnya dia lebih mendengarkan Pa Mul, karena dia yang membawanya kemari, aku tak habis pikir!'' ucap Arby menambahkan.
         '' Arby!!! Loe tau sendiri, ini bukanlah keinginan Gaos. Gue percaya Gaos pasti sangat ingin kita ikut atau tetap bermain bersama timnya...jangan memecah belah tim kita!!!...'' ucap Bram kesal, semuanya terdiam.
         '' Ya aku setuju dengan Bram...hanya tinggal menunggu waktu sampai kita juga akan mengalaminya, suatu saat kita yang akan dihadapkan oleh pilihan yang berat, siap ataupun tidak'' ucap Rhaga
         '' Yah....aku setuju, yang terpenting sekarang adalah fokus kepertandingan dan bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan yang nanti berlangsung selama pertandingan'' ucap Messi
         '' Yah....bagaimanapun kita harus mendukung keputusanya. Bahkan menurutku itu adalah keputusan yang sangat rawan, karena salah-salah Gaos bisa benar -benar pergi dari tim kita''  Garry menambahkan. Membuat semua teman-temanya terdiam, sedih dan hawatir.
         '' Lalu kapan ia pergi?''Ahong penasaran, seketika ia melupakan masalah percintaan yang semula menarik perhatianya.
          '' Besok....ia akan tinggal landas ke Singapur, entah kita akan bertemu denganya lagi atau tidak'' jawab Bram terdengar menyesal, jelas ia merasa berat, kehilangan seorang striker yang bisa diandalkan.
         '' Apa?!'' Messi tak percaya.

Yume to Ai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang