Triple Attack

85 10 3
                                    

          Keesokan harinya, merupakan hari terburuk bagi ketiga orang yang tadi malam menghabiskan waktu mereka tanpa tertidur, Ahong dengan kegelisahanya, Bagus dengan kekalutanya dan Gaos yang sulit tertidur kembali, saling bersembunyi dalam kegelapan kamar mereka, hingga waktunya bangun pun tiba bahkan saat mereka tak sempat memejamkan mata. Ketiganya berjalan menuju gedung sekolah dengan kelopak mata yang berat dan sehitam mata panda. Walau hal itu mencuri perhatian teman-teman mereka, tapi tak cukup untuk membuat mereka bertanya penyebabnya.

          Bagus berjalan tanpa semangat menuju kelasnya, sedang Gaos dan Ahong memasuki kelasnya sendiri, dan terduduk disamping jendela. Begitu mereka terduduk disana, serempak tanpa disadari mereka berdua berpaling kearah jendela kelas sebelah, dan mereka melihat Kinara dan Maura tengah berbincang dengan asik, tanpa memperdulikan sekitar mereka.
  
          Gaos yang saat itu yang tengah melamun sambil memandangi jendela kelas sebelah dimana Kinara terduduk disana, tak menyadari Ahong sejak tadi menelaah keadaan. Bagaimana tidak Ahong menyadarinya, karena jelas Gaos duduk tepat disamping jendela, dan Ahong jelas melihat kemana arah mata sahabatnya itu tertuju. Berkali-kali ia meyakinkan diri, tapi ia tetap sampai pada kesimpulan yang sama. Ada sedikit rasa menggelitik dihatinya, sedikit bergemuruh dan mendesak rahangya mengeras. Kesal, ya ia kesal terlebih mengetahui bahwa selama ini ada sesuatu antara Gaos dan Kinara tanpa ia ketahui dan entah sampai sejauh mana.

          Sedang dari arah sebaliknya, Bagus tengah berdiri dibelakang Kinara dan Maura, dengan terang-terangan diam-diam ia memperhatikan kedua temanya dari sebrang kelas yang tertangkap basah tengah memandangi Kinara, dan bodohnya kedua temanya itu tak menyadari bahwa sejak tadi ia memperhatikan mereka. Kemudian dengan agak kesal karena moodnya yang jelek disebabkan jam tidurnya yang buruk, dengan mantap ia berdiri dipinggir jendela kemudian ia menghalangi pandangan mereka dan dengan senyum sinisnya dia menutup gordyn jendela.
          Bagus sialan!!!
Umpat Ahong dalam hati, kesal dan ia membuang muka lantas dengan kesal menendang kursi Gaos yang juga tengah tertegun karena tiba-tiba saja Bagus berdiri disana. Dan sisa hari mereka dihabiskan dengan saling menganggu satu sama lain, kecuali Bagus yang hari itu tampak jutek dan dua kali lebih ketus dari biasanya. Bahkan mood jelek mereka pun sampai ke lapangan hijau sore itu saat mereka selesai latihan rutin.

          Berkali-kali Ahong mengganggu Gaos, yang dengan kesal Gaos menanggapi dengan kekesalan yang semakin lama semakin kesal akan ulah Ahong yang semakin menjadi, dan ia heran karena hari itu kesibukan mengganggunya hanya terfokus padanya. Sedang Bagus hanya memperhatikan mereka dengan dingin, tanpa komentar. Hingga saat Gaos tengah menegak air mineral dari botolnya, dengan sigap Ahong memukul bagian bawah botol yang dipegang Gaos, dan seluruh air mineral itu tumpah membasahi muka dan kepala Gaos, yang terperangah tak percaya.

            '' Hey...ini keterlaluan'' sanggah Gaos kesal.
           '' Sory...!'' jawabnya ketus.
           '' Kamu apa-apaan sih Hong?! Hari ini kamu keterlaluan, tadi siang km iket kakiku pake tambang sampe jatuh dari tempat tidur. Terus kamu makan sampe abis jatah makan siangku, belum lagi kamu numpahin air ditempat tidurku'' ucap Gaos mulai kesal. Ahong hanya tertegun tak bergeming, sambil menatap Gaos dengan galak.
           '' Gue kan udah minta maaf, lu gak denger ya!'' ucap Ahong dengan nada yang semakin tinggi.
          '' Apaan sih kamu, jelas-jelas kamu sengaja'' timpal Gaos marah. Tapi sebelum Ahong dengan marah menyanggah perkataan Gaos, seseorang degan sigap melempar mereka berdua dengan bola yang hantamanya cukup untuk mengagetkan mereka berdua.
          '' Berisik...kalian berdua bikin aku pusing...keluar!!!'' ucap Bram sang kapten merasa kesal, karena sejak tadi keduanya bertenggar di dalam ruang ganti. Gaos keluar ruangan dengan kesal, dan Ahong mengikuti dibelakangya.

          '' Tunggu...!!'' ucap Ahong, mengikuti langkah kesal Gaos, dan lelaki dihadapanya sudah tak mau mendegarkan dan malas menghadapi kelakar Ahong yang tak masuk akal.
            '' Hey!!! aku mau bicara!!'' ucap Ahong kesal sambil menarik kerah baju Gaos, dan membuat Gaos dengan kesal menagkis tangan Ahong. Keduanya saling pandang dengan kesal.
          '' Dengar...aku malas mendengar omong kosongmu yang gak masuk akal'' ucap Gaos benar-benar marah, dan langsung berbalik tanpa menghiraukan Ahong, sampai kemudian Ahong berteriak.
          '' Gue suka Kinara!!'' teriaknya, hingga membuat langkah Gaos terhenti.
          '' Lu gak keberatan kan?!'' tanyanya kemudian, hingga akhirnya Gaos berbalik dan menatap Ahong dengan tajam.
          '' Terus?? Kenapa kamu mesti bilang padaku? Apa urusanku?'' ucap Gaos menjawab lebih kepada dirinya sendiri.
          '' Kenapa? Gue cuma ingin tau kamu keberatan atau tidak'' jawab Ahong, dan Gaos hanya balas menatap sahabatnya itu dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan.
          '' Terserah!!'' jawabnya ketus siap-siap berbalik
          '' Kalau lu gak keberatan, berati lu siap bentuin gue kan?'' tak ada jawaban, dan Ahong terus bicara bertubi-tubi.
          '' Baiklah, gue anggap lu setuju, dan gue pastiin Kinara bakal jadi pacar gue'' ucap Ahong mengakhiri pembicaraan itu dan pergi meninggalkan Gaos yang tengah termenung sesaat disana, entah tengah melakukan protesnya tanpa suara atau tengah mecerna arti kata-kata Ahong.                        Sedang tak jauh dari sana, Bagus tengah bersandar pada tembok tak jauh dari sana tengah mendengarkan percakapan mereka, percakapan paling kacau yang pernah ia dengar. Setelah mendengar semua itu, hatinya semakin kalut, dan ia kesal, karena ia satu-satunya orang yang tak bisa melakukan apa-apa.

          Hari pun berlalu begitu saja, Ahong sang trouble maker mempunyai hoby baru, ia sering mendatangi kelas Bagus, sesering ia bisa dan jelas mengganggu orang-orang disana termasuk temanya yang sudah jelas merasa risih. Hingga akhirnya ia berhasil menarik Kinara kesudut sekolah untuk bicara.
          '' Dengar Kinar, aku tau aku salah, dan telat mungkin untuk menawarkan bantuan. Tapi bagaimana kalau kamu sebaiknya mengembalikan ponsel Gaos, sebagai gantinya pakai saja punyaku'' ucapnya menatap mata gadis itu lekat-lekat. Tapi Kinar bukan gadis bodoh, ia mengkerutkan alisnya tak mengerti.
          '' Kenapa?'' tanyanya curiga
          '' Tidak haya saja sudah terlalu lama kamu memegang ponsel Gaos'' jawab Ahong, sampai tiba-tiba matanya lurus menangkap sosok Gaos yang tengah berjalan di ujung lorong, dan melihat  Ahong dan Kinar bicara di ujung lorong satunya.
         
          Seolah Ahong ingin melindungi dirinya, dengan spontan ia memegang bahu Kinara, membuat Gaos mengkerutkan alisnya, kemudian ia berbelok masuk kedalam kelas, tanpa memperdulikan sikap Ahong. Sedang Kinara yang tak suka akan perlakuan Ahong, langsung menendang betis kiri lelaki itu dengan keras.
          '' Awwww!''
          '' Dengar, aku tak tertarik meminjam handphonemu, kamu pikir aku cewek murahan yang suka liat film-film aneh kaya kamu....kutegaskan sekali lagi, aku gak suka liat film porno!'' ucap Kinara tegas, ia bersiap-siap pergi dari hadapan Ahong, saat lelaki itu tiba-tiba menarik tanganya.
            '' Tunggu, film porno? Siapa bilang?'' tanya Ahong kaget.
            '' Bagus!, dan lepaskan tanganku'' ucap Kinara sambil menginjak kaki Ahong yang kesakitan dan spontan melepaskan genggaman tanganya atas Kinara. Dan gadis itu berlalu masuk ke dalam kelasnya.  Ia kesakitan, dan sepintas ia melihat Bagus di ambang pintu menatapnya dengan sorot mata aneh, dan ia menyeringai  membuat Ahong kali itu bergidik ngeri.
            Bagus sialan!!!
Lagi-lagi Ahong menggerutu dalam hati.

          Disisi lain, Gaos terduduk dikursinya dengan perasaan luar biasa kesal. Sesuatu mulai menjalar dikepalanya, merasukinya dan meracuni hatinya saat itu, yang ia tak begitu mengerti, ada apa denganya. Yang jelas ia menjadi sangat sebal terhadap Ahong, dan sangat ingin meninju wajah sahabatnya itu dengan sekuat tenaga.




Waw!!!! banyak tikungan tajam pemirsyah...hati-hati jatuh nanti😆
        

Yume to Ai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang