Different You

56 9 5
                                    

          Messi mengajak Kinara hari itu datang ke sebuah tempat dimana ia selipkan impianya kelak, tempat yang menurutnya akan mengukir sejarah kejayaanya dimasa depan. Sebuah stadion besar yang ada dikota mereka. Tempat terkenal dimana klub sepak bola kebanggaanya tampil dan berperang dalam laga dan liga besar bergengsi. Kemudian dengan sedikit memaksa ia meminta ijin satpam yang tengah bertugas pagi itu, saat stadion tersebut masih kosong melompong.

          Kemudian lelaki disampingya itu menatap ke arahnya, untuk pertama kalinya merasa senang dan bergairah.
          '' Gimana?'' tanyanya
          '' Apanya?'' tanya gadis itu
          '' Tempat ini luar biasa kan?'' ucapnya senang. Kinara hanya angkat bahu dan nyengir. Ya bagi mereka berdua tempat itu sangat luar biasa.

          Messi berlari sebebasnya berputar berkali-kali merasakan udara pagi disana, merasakan tinggi dan luasnya tempat itu yang suatu hari akan ia pijak. Sedang Kinara tak habis pikir dengan kegirangan Messi yang tak seperti biasanya. Dengan geli ia melihat tingkah Messi yang kali ini penuh semangat, meragakan seolah dirinya menendang bola dan kemudian gol dan merayakan selebrasinya dengan mengacungkan telunjuknya ke udara. Kemudian, seolah semangatnya tersulut dengan melihat tingkah Messi, Kinara ikut berlari mengelilingi lapangan, ikut menendang bola hayalan mereka, dan seolah memperebutkan bola merekaa berlari dan tertawa. Kemudian setelah kelelahan dan keringat mulai membasahi seragam mereka, mereka terduduk di rumput stadion yang sedikit basah karena berembun.

          '' Sesenang itu ya lu bermain sepak bola'' ucap Kinar terengah-engah kelelahan. Messi hanya tersenyum.
          '' Ya...sampe aku bingung, karena tak ada impian lain selain bermain sepak bola yang ada di kamusku'' jawabnya spontan, membuat Kinar sedikin melamun, dan teringat Gaos, ya impian yang sama, dan akan selalu mereka kejar.
          '' Seandainya impianmu tak terwujud, apa yang akan kau lakukan?'' tiba-tiba Kinar bertanya, membuat Messi setengah tertegun, hening.
          '' Entahlah....mungkin aku akan menjadi guru olah raga, karena ilmu yang ku kejar saat ini terlalu sayang untuk diabaikan, dan aku akan berbagi dengan murid-muridku kelak'' ucapnya setengah melamun.
          '' Kalian hebat, gue bahkan gak tau apa yang mau gue kejar, mau jadi apa kelak, dan begitu sadar kalian sudah melangkah jauh di depan'' ucapnya sedikit tertegun. Membuat Messi termenung juga, lebih kepada kata ''kalian'' yang Kinara maksud pasti ada Gaos di dalamnya, dan seketika ia mengingat tujuanya membawa lari Kinara hari itu.
          '' Kamu baik-baik saja kan?'' tanya Messi tiba-tiba membuat suasana senyap dan beku seketika. Kinara menelan ludahnya dengan susah payah.
          '' Bagaimana lu tau, gue gak baik-baik aja?'' tanyanya
          '' Aku mengenalmu sudah lama, dan tadi malam aku mendengar si bodoh Gaos dan Ahong berseteru'' ucapnya, ada nada kesal dalam ucapanya. Hening...
          '' Aku memang tak baik-baik saja, tapi jangan harap gue nangis gara-gara cowok bego itu!'' jawab Kinara kesal. Dan Messi hanya ternyemum, sebab ia tau dan terlalu mengenal Kinara dengan baik, ia yakin apa yang Kinara katakan adalah kebalikan dari yang sesungguhnya terjadi.
          ''Ya aku tau kau kuat!'' jawab Messi menutupi kepura-puraanya atas Kinara, dan tiba-tiba saja lamunan mereka terpecah oleh sebuah bunyi yang berasal dari perut Kinara, dan membuat Messi tertawa terbahak-bahak. Dan Kinar nyengir.
          '' Ayo kita cari makan'' ajak Messi masih terkekeh geli.

          Mereka menyusuri trotoar pagi itu. Sambil asik mengobrol dan berharap menemukan pedagang kaki lima atau penjual camilan, tapi hampir 20 menit mereka berjalan, tak menemukan satupun dari mereka menampakan diri pagi itu. Hingga tanpa disadari, seseorang meneriaki mereka, dan betapa paniknya mereka saat tau yang meneriaki mereka adalah seorang polisi yang tengan mengadakan oprasi kasih sayang.
          '' Sial!'' ujar Messi kesal
          '' Lu yang sialan, kenapa juga gue ikut-ikutan ide bodoh lu'' jawab Kinara.
          Dan keduanya berlari secepat mereka bisa, sedang polisi yang mengejar mereka tak kalah cepat. Sebenarnya Messi bisa saja kabur terlebih kakinya jauh lebih cepat daripada polisi yang mengejar mereka, tetaapi ia tak bisa meninggalkan Kinara begitu saja. Lantas langkah seribu mereka kalah cepat dan dengan sigap petugas polisi yang terengah-engah berhasil menangkap mereka berdua, yang dengan susah payah ditangkap dan akhirnya menarik mereka ke dalam mobil patroli mereka.
          Sungguh hari yang sial bagi mereka

          Akhirnya polisi menggiring mereka kembali ke sekolah, yang dengan tegang mereka hadapi, Hadiah dari aksi mabal pertama mereka. Setelah ceramah dan nasihat panjang lebar pak polisi, amukan kepala sekolah, omelan panjang wakasek kesiswaan mereka dan ditutup oleh jeweran walikelas mereka, akhirnya mereka berakhir di lorong depan sekolah, terduduk dihukum dengan tangan mengangkat keatas dan name tag besar dari karton menggantung dileher mereka dengan tulisan saya bercanda membolos dan iseng mabal hari ini. Jelas mengundang gelak tawa teman-teman mereka yang melihat. Jelas mereka malu, tapi saat tiba-tiba perut Kinara berbunyi lagi, sontak Messi dan Kinara saling pandang daan mereka tertawa bersama. Sungguh aksi mabal yang penuh cerita.

          Sore itu, saat latihan lagi-lagi Messi mendapatkan hukuman, setelah seharian ia mendapat hukuman dan omelan banyak orang, sekarang bagian pelatih mereka Pa Epul yang menghukumnya karena pelanggaran terhadap sikap disiplin, maka hari itu Messi mendapat porsi latihan 2x lipat daripada teman-temanya. Bagaimana tidak, kejadian membolos itu menjadi topik hangat satu sekolah, hingga tak satupun dari mereka yang tak tau. Termasuk Gaos dan Ahong, yang menatap Messi dengan masam.

          Lantas, Messi yang tak menggubris sikap Gaos dan Ahong hanya terdiam tak mau bicara, karena ia terlalu marah pada 2 sahabatnya itu, terlalu kesal akan tingkah mereka yang bodoh daan kekanak-kanakan. Hingga sore hari setelah latihan rutin mereka selesai, ia tak sengaja mendapati Gaos dan Ahong tengah berseteru panas di ruang ganti selepas mereka berganti pakaian.
           Sebuah benturan keras terdengar....
           '' Maumu apa! Aku sudah melakukan apa yang kau minta...lantas kenapa kau mash marah dan menyalahkanku'' suara Gaos jelas marah dan kesal.
          '' Aku tak menyangka kau sebodoh itu, lu yang sejak awal mempermainkan gue...seolah gak tertarik, seolah tak peduli dan mendukung, tapi kenyataanya lu juga suka sama dia kan? terus kenapa lu masih ngelakuin apa yang gue suruh....lu ngolok-ngolok gue kan!'' timpal Ahong suara kerasnya membahana.
          '' Aku benar-benar tak mengerti...terus apa yang kau mau...kamu yang dengan memaksa nyuruh  bilang ke Kinara....dan berhenti menyebutku bodoh!'' timpal Gaos emosi.
          '' Lu yang bodoh dan pembohong besar...terus lu senang udah bangga udah bohongin gue?'' ucap Ahong marah.
          '' Apanya dari aku yang bohong?'' tanya Gaos tak mengerti. Ahong hanya mendengus kesal.
           '' Jelas lu seolah gak peduli kinara, tapi setiap kali main dilapangan mata lu pasti nyariin dia, dan kamu juga gbisa bilang gak klo berurusan soal Kinara'' ucap Ahong telak, membuat Gaos tak bisa berkata-kata.
          Dan Messi yang kesal dengan omongan mereka lantas, dengan sama kesalnya ketika amukanya tempo hari, ia mengunci kedua lelaki bodoh itu dari luar, dan pergi meninggalkan mereka yang tengah berseteru sengit.
          Kalian seperti anak kucing yang berebut makanan
Ucap Messi merasa kesal dan kemudian mematikan lampu ruang ganti dari luar dan pergi dari sana setengah marah dan muak dengan tingkah mereka berdua.


Hhmmmm.....Messi kalo marah berbahaya juga ya....😆
         

Yume to Ai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang