What a Mess Messi

64 7 0
                                    

          Bus yang berkelok-kelok berangkat juga menuju Bandung. Itu adalah perjalan yang akhirnya membawa mereka kembali, setelah berhasil mengantongi kisah dan tawa mereka yang tak terlupakan. Termasuk kisah menyebalkan yang dialami Kinara, tentang penyerangan para penggemar tim sepak bola mereka. Yang akhirnya membuat pipi Kinara membiru bengkak, dan sedikit bahunya sakit terkena tonjokan keras entah siapa dan kapan. Messi menyerahkan bongkahan es kecil yang ia dapat dari membeli Thai Tea sebelum bus mereka berangkat tadi, yang ia bungkus plastik dan sekarang beretengger dipipi Kinar, yang menikmati rasa pusingnya sambil menyandarkan kepalanya. Maura disampingnya turut menemaninya, di kursi paling belakang bus.

          '' Gue gak habis pikir, kenapa loe malah nantangin mereka?'' ucap Maura heran.
          '' Terus?? Gue harus mohon-mohon minta ampun, yang berikutnya gue bakal dibully?'' tanya Kinar tak percaya.
          '' Setidaknya lu bisa negosiasi, terus lu bisa jelasin klo gak ada apa-apa sama mereka'' jawab Maura menambahkan.
          '' Masalah Ahong dan Gaos sih oke, terus masalah Messi? Gue kan emang sering bareng dia'' jawab Kinara.
           '' Percuma juga kamu jelasin ke mereka, mereka tetep gak akan dengerin omongan kamu. Intinya apapun yang kamu bilang, mereka gak akan mau denger'' Messi menambahkan di kursi depan.
          '' Bener tuh!'' sanggah Kinar menyetujui, membuat Messi berpaling kearahnya.
          '' Tapi yang aku gak habis pikir, kenapa kamu malah meluk-meluk Gaos, ditambah megang-megang tanganku...itu malah bikin mereka tambah marah!'' ucap Messi sedikit kesal. Kinara cemberut, itu adalah reaksi spontanya untuk menghukum mereka, dan ia sedikit menikmatinya.
          '' Karena gue kesel, dan alasan satu-satunya, agar mereka berhenti menggangguku...'' ucap Kinar
          '' Keputusan yang bijaksana'' jawab Messi menyindir pedas Kinar.
           '' dan....mereka akan kembali suatu hari'' timpal Maura menambahkan.
         '' Iya iya gue salah...harusnya gue ngapain dong? Minta maaf sambil cium kaki mereka? sungguh adil dunia ini'' ucapnya ketus.

          Makanya...cukup disisiku saja, jangan pergi dekat-dekat Gaos....

          Sanggah Messi dalam hatinya, tanpa suara. Ia tak menjawab apapun lagi. Terlalu berat dan dalam kata-kata yang berikutnya akan keluar dari mulutnya. Dan akhirnya, hanya melayang di langit-langit mulutnya dan hilang disepanjang perjalanan itu.

          Sungguh perjalanan pulang yang menyebalkan, karena akhirnya tonjokan para cewek bar-bar penggemar tim sepak bola yang mengenai kepala Kinar membuatnya pusing, dan pipinya sedikit nyeri tak nyaman. Alhasil selama perjalanan Kinara mabok parah, pusing dan mual. Guru pembimbingnya di bus sudah menasihati berikut memberikan obat anti mabuk, tapi percuma Kinara tak merasa baik. Itu adalah studytour yang paling menyebalkan selama ia bersekolah.

          Sampai juga mereka di rest area, siang itu sambil bersiap-siap makan siang. Seluruh siswa keluar, termasuk Kinara yang masih pusing. Kemudian ia terduduk disebuah kursi taman, dengan menengadah, menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi dan menutupi matanya dengan lenganya.
          '' Gue titip roti aja deh, sana lu makan sama Messi'' ucap Kinara pada  Maura, yang sebelumnya sedikit berdebat dan kemudian pergi dengan kesal, menyerah. Sedang Messi tak banyak bicara, ia tau dan terlalu mengenal Kinara, ia hanya pergi mencari apa yang Kinara inginkan.
 
          Saat Kinar berusaha meringankan pusingnya disana, seraya meluruskan otot-otonya yang pegal sepanjang perjalanan, ia sedikit terperanjat, karena seseorang dengan perlahan menyimpan es kiko beku di antara pelipis dan pipinya yang biru. Lantas dengan hati-hati ia menempel-nempelkanya disana, seolah dengan begitu lebamnya akan sedikit berkurang. Kinar tak protes dan menyangka itu adalah Messi atau Maura, ia hanya terdiam dan tetap terpejam selama beberapa saat, menikmati servis sederhana dari sahabatnya itu, hingga...

          '' Gimana? Udah baikan??'' seseorang itu bertanya padanya dengan suaranya yang berat dan khas. Suara lelaki!!!
           Kinara tercekat, membuka matanya, karena itu bukan suara Messi ataupun Maura, ia membuka matanya spontan dan menoleh, ke kiri tempat lelaki itu terduduk  dan dengan muka yang memerah ia melihat Gaos disana. Kaget dan panik ia bangkit, membuat Gaos yang terduduk diujung kursi terjungkir dalam sekejap, membuatnya berseru kaget dan kesakitan, karena telak punggungya menghantap tanah berbatu di taman rumah makan itu. Kinara kaget dan langsung berhamburan membantu Gaos yang terjungkir itu dengan sedikit gelagapan. Tanganya meraih tangan Gaos, dengan memalu, keduanya salah tingkah dan saling nyengir kaku.

Yume to Ai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang