"Astagfirullah !!!!" teriak Rizky panik dengan apa yang ia lihat di ponsel Edo.
"Ky...kamu kenapa ?" Djunita jadi ikut panik dengan ekspresi muka Rizky.
"Djunita sorry gue harus pergi sekarang, salam buat tante Nindy lain kali gue mampir, bye !!!" tanpa berpamitan pada Nindy, Rizky buru-buru meninggalkan rumah Djunita, ia yang membawa mobilnya bukan Edo malam itu.
Edo malah ketakutan karena Rizky mengemudi mobil di luar kendali, ia meminta Rizky untuk tetap tenang dan mengikuti rambu yang berlaku.
"slow boss, kalau kita kena tilang bisa berabe makin lama nyampenya !"
"iya Do, tapi gue panik banget, semoga gak terjadi apa-apa !" sahut Rizky dengan raut muka cemas yang tak bisa ia sembunyikan.
Mobil Rizky membelah jalanan ibu kota dengan cukup cepat. Pikirannya tak karuan, hingga ia tiba disebuah rumah sakit kawasan Senen Jakarta Pusat.
"tan gimana keadaan Syifa ?" tanya Rizky saat tiba di ruang IGD rumah sakit.
"lukanya sudah diobati dan diperban Ky, maaf tante panik jadi tadi hubungi Edo kalau nunggu om kejauhan dari Bekasi."
"iya gak apa-apa tan, lagi pula Rizky masih berada gak jauh dari sini kok, gimana kejadiannya hingga Syifa bisa luka-luka dan pingsan ?"
"tadi Syifa lagi main ice skating, tiba-tiba didepan Syifa ada anak kecil yang mau jatuh, dia buru-buru nyelamatin supaya anak itu gak kebentur, malah kepala Syifa kebentur dan darah lumayan banyak keluar, Alhamdulillah gak sampai robek dan Syifa pingsan di tempat, tante panik banget telepon om kata om masih ada kerjaan, tante suruh bawa Syifa ke rumah sakit, tante inget kan, kamu sama Edo katanya lagi meeting gak jauh dari sini, karena tante pikir kamu sibuk jadinya tante kabari Edo, maaf ya Do tante jadi nyusahin kamu ?" mama Syifa mengusap bahu Edo dan Rizky, rasa tak enak karena sudah membuat panik dan menyusahkan mereka.
"gak apa-apa kok tan, Edo malah seneng bisa bantu, tadi pas tante kirim gambar Edo panik banget jidatnya bulu bedarah terus bulu pingsan, Edo langsung kabari Rizky."
"tapi Rizky gak lagi meeting, duhh maaf ya Ky tante jadi repotin kamu !"
"gak kok tan, kebetulan emang udah selesai meetingnya kita arah mau pulang. Iya kan Do ?" Rizky memberikan kode pada Edo supaya tak bicara yang sebenarnya.
"iy..yaa tan, Rizky udah kelar meeting tadi lagi beres-beres pas Edo panggil."
"Alhamdulillah kalau tante gak ganggu kalian."
Syifa masih belum sadarkan diri. Ia masih terbaring di ruang IGD, Rizky sangat sedih melihat kondisi Syifa yang tak berdaya, Rizky sangat setia mendampingi Syifa di ruang IGD.
"Ky...Rizky pasti capek, biar tante ajah yang jagain. Kamu pulang ajah gak apa-apa nak, sebentar lagi om sama abang Syifa sampai !" ucap mama Syifa, sambil mengusap punggung Rizky, Rizky hanya menggelengkan kepala sambil memegang telapak tangan Syifa.
"Rizky mau disini ajah tan, sampai Syifa sadar, tante makan ajah dulu diantar sama Edo ya. Tante pasti belum makan malam kan ?"
"belum sih tapi gak apa-apa tante tunggu om saja, tante mau ke ruangan dokter sebentar ya, kalau Syifa belum sadar tante minta dipindah ke ruang perawatan."
"baik tan..." mama Chandra pun meninggalkan ruang IGD, hanya ada Rizky dan Syifa disana.
Dengan tatapan nanar Rizky menatap Syifa yang tak berdaya, dahinya terbalut perban, ada luka goresan di kaki dan sikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Rindu
FanfictionKisah dua insan muda yang menjalin cinta akan tetapi memilih untuk berpisah, bukan karena sudah tak saling cinta atau karena larangan orang tua tapi karena kebaikan bersama (katanya). Padahal kedua hati mereka masih saling bertautan, saling menyay...