"Kemarin aku sudah menjelaskan tentang kalimat positif dan kalimat negatif. Sekarang kita belajar tentang kalimat tanya atau interrogative sentence.""Jadi, dalam interrogative sentence ini ada beberapa jenis kalimat. Yang pertama yaitu Yes-No Question. Jenis kalimat ini dibentuk dengan cara menukar posisi subject dan auxiliary (will, may, shall, can, do) atau linking verb "be" (is, am, are). Namun jika hanya ada main verb seperti read, play, run, maka awal kalimat menggunakan do/does/did."
Woozi melirik sekilas gadis di hadapannya yang terlihat bingung dengan penjelasannya barusan.
"Aku akan menuliskan rumus penulisannya saja. Itu lebih mudah dimengerti sepertinya."
Lelaki itu kemudian menuliskan rumus penulisan interrogative sentence di atas lembaran kertas hvs. Ia lanjut menjelaskan bagaimana contoh kalimat dari interrogative sentence hingga gadis itu akhirnya mengerti.
"Bagaimana? Kau sudah mengerti kan?"
"Sudah, Sir." angguk Joy.
"Kalau begitu buatlah lima contoh kalimat interrogative sentence. Waktumu dari sekarang sampai aku kembali lagi ke kelas."
"Okay, Sir. Siap laksanakan." Jawaban Joy yang terdengar antusias itu berhasil membuat Woozi yang saat ini sudah berada di luar kelas terkekeh pelan.
'Oh, ya Tuhan. Gemas sekali.'
Lelaki mungil itu lalu menyusuri koridor sekolahnya yang sore ini sudah lumayan sepi. Hanya terlihat beberapa siswa yang masih mengerjakan tugas di kelas ataupun siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di lapangan.
Sesampainya di depan sebuah vending machine, Woozi mengeluarkan beberapa koin untuk dua kaleng minuman. Satu kaleng vanilla latte untuknya dan satu kaleng minuman rasa apel untuk Joy, favoritnya.
Jangan tanya kenapa Woozi bisa tahu minuman favorit gadis tinggi itu. Dua tahun sudah mereka satu kelas dan dua tahun sudah juga Woozi diam-diam naksir Joy. Otomatis ia pasti sudah mengamati hal yang menjadi kesukaan maupun hal yang dibenci gadis itu.
Sebenarnya perasaan Woozi ini bermula karena kelakuan Joy sendiri. Waktu awal mereka sekelas, Joy selalu menganggu Woozi dengan mengatakan betapa lucu dan menggemaskannya lelaki itu. Woozi yang awalnya risih dengan perlakuan Joy terhadapnya lama-lama luluh juga perlahan. Siapa juga sih yang tahan ditatap memuja begitu oleh seorang Joy?
Awalnya juga, Woozi rada geer ketika teman-teman kelasnya sering menjodohkan mereka berdua. Apalagi sikap Joy yang selalu mengiyakan pertanyaan teman kelasnya ketika ditanya apakah dirinya benar suka dengan Woozi.
Tapi bukan Woozi namanya jika dirinya tidak merasa insecure. Pertama, perbedaan tinggi badan mereka yang mencapai 10cm itu membuat teman-teman kelasnya kadang menjadikan hal itu bahan lelucon.
Kedua, perbedaan image mereka. Woozi, si cerdas peraih olimpiade nasional dan langganan mendapat ranking umum itu seorang introvert yang hanya memiliki teman yang bisa di hitung jari. Sedangkan Joy, si cantik kapten basket perempuan dan seorang social butterfly yang temannya bahkan hampir satu sekolah.
Dan alasan terakhir yang membuat Woozi tambah insecure yaitu lelaki lain yang juga naksir dengan Joy. Berbeda dengan dirinya yang naksir diam-diam -bahkan satu orang pun tidak tahu, 'saingan'nya yang banyak itu bahkan secara terang-terangan menunjukkan cintanya ke Joy. Tapi dari sekian banyak 'saingan' yang Woozi hadapi, ada satu orang yang benar-benar membuat Woozi hampir saja menyerah akan perasaannya. Yaitu Kang Daniel, si kapten basket yang luar biasa tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOY TO THE WORLD!
FanfictionKumpulan oneshoot Joy x Cogan! Warning : random couple and cringe story.