Ajakan kencan dari June —yang lengkap membawa sebuket mawar itu hanya ditanggapi malas oleh Joy. Setidaknya dalam seminggu ini, sudah tiga kali adik kelasnya yang suka sekali memanggil dirinya kakak itu mengajaknya berpacaran.
"Sorry banget ya, Dek June. Gue sih sebenernya mau-mau aja sama rocker macam lu. Tapi ngeliat lo ngegodain cewek lain tadi di tangga bikin gue ilfeel."
June terkejut mendengar pernyataan Joy. Ia merasa terciduk. Ya, memang sih tadi di tangga ia hanya bercanda bersama teman-temannya menggoda seorang siswi.
"Gak, kok. Kamu salah paham, Joy. Kakak cuma bercanda aja tadi. Kan kamu tau sendiri hati Kakak hanya untuk Joy seorang."
Sayang sekali gombalan June yang memelas itu tidak berhasil di Joy. Maka sebelum Joy kembali ke kelasnya, ia sempatkan berkata ke June —yang membuat June memasang wajah terkejut senangnya.
"Kalau lo beneran serius, coba nanti malam lo dateng ke rumah. Trus nyanyiin gue lagu di depan rumah. Auto gue terima deh."
June yang masih terdiam di koridor sekolah dan sedang memikirkan rencananya nanti malam harus sedikit terkejut ketika merasakan pundaknya di pukul Hanbin.
"Mending lo nyerah aja, deh. Di rumah Joy ada anjing galaknya soalnya. Sumpah, papahnya galak banget! Kalau lo berhasil ngelakuin apa yang disuruh Joy gue bakal traktir lo setahun full."
Bukannya takut dengan peringatan Hanbin, June malah jadi semakin semangat.
"Siapa takut?!"
~~~
"Joy! Kakak udah di depan!"
Teriakan penuh semangat itu membuat Joy berlari menuju pintu depan rumahnya. Dilihatnya June dengan pakaian kasualnya sedang menenteng gitar dan ada sebuket bunga di tangannya. Senyum di wajah June bahkan makin mengembang ketika melihat Joy.
"Selamat malam, Joy. Joy pakai piyama aja tetap keliatan cantik ya. Oh, kamu pasti kaget ya? Kamu kira Kakak selama ini main-main sama perasaan Kakak?"
Joy tertawa sendiri mendengar perkataan June. Cowok rocker itu memang aneh sekali.
"Oke. Tanpa basa-basi lagi, Kakak bakal nyanyiin sebuah lagu untuk Joy."
Kemudian suara June —yang serak-serak seksi :v itu mulai terdengar. Berikut dengan suara gitarnya yang mengiringi. Suara June memang keren sekali menurut Joy —dan itu poin plus untuknya.
Baru setengah bernyanyi, June tiba-tiba berhenti ketika melihat sosok dari belakang Joy. Joy yang sedikit heran dengan June pun membalikkan tubuhnya melihat Ayahnya sedang menatap June heran dengan wajah galaknya.
Joy sih sebenarnya sudah maklum dengan tindakan ayahnya yang kata teman-teman —apalagi teman cowoknya, itu luar biasa galak. Padahal menurut Joy, ayahnya itu tidak galak sama sekali. Hanya memang wajah dan tindakannya saja yang kelewat datar dan tegas.
"Siapa ya?! Kok ribut sekali?!" Pertanyaan galak Ayah Joy membuat June menelan ludahnya. Ia jadi ingat peringatan Hanbin tadi siang itu.
"S-selamat malam, O-om." Sapa June gugup masih membeku di tempatnya.
"Sejak kapan pengamen berani ke perumahan, hah?! Kalau mau nyanyi-nyanyi jangan di depan rumah saya! Ribut sekali! Sudah malam ini! Pergi sana!"
Cowok yang ternyata penakut itu ternyata memilih kabur setelah mendengar teriakan Ayah Joy. Ia bahkan tidak peduli dengan Joy yang menertawakannya, takut nanti beneran ditimpuk oleh Ayah Joy.
Setelah June berhasil kabur, Joy menghadap Ayahnya yang sedikit terkejut setelah mendengar ucapan Joy selanjutnya.
"Ih, Ayah. Jangan galak-galak, dong. Lagipula dia bukan pengamen, tapi itu June. Pacarnya Joy, hehehe."
Sementara June yang ternyata bersembunyi di dekat tembok rumah Joy auto teriak girang dong.
Ayah Joy : Entah apa yang merasukimuuuu~
•_•_•_•
notes :
Entah apa yang merasukimuuuu-___-
Suer lagu itu nempel bruh😂😂😂 apalagi suara gagaknya😂😂😂😂
Hahaha maapkan kegajean ini :v Maapkan June cintaku, aku menistakan dirimuuh😂
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
