'
''
Dulu, Ong Seongwoo tidak pernah suka membaca novel, komik, atau drama bergenre romantis yang dimana ceritanya kebanyakan kisah klise seperti seseorang yang menyembunyikan perasaannya diam-diam dan akhirnya endingnya mereka bisa berakhir bersama.Dulu, ia tidak percaya akan kisah seperti itu. Ia tidak percaya orang yang memendam perasaannya terhadap seseorang akan berakhir bahagia bersama. Ia rasa itu hanya ada di cerita khayalan saja dan tidak berlaku di kehidupan nyata.
Sama sepertinya yang memendam rasa terhadap seorang gadis cantik primadona sekolah bernama Park Joy— ia juga merasa gadis itu tidak akan tahu perasaannya, tidak akan pernah me-noticenya yang bukan siapa-siapa, apalagi sampai membalas perasaannya. Seongwoo pikir happy ending seperti itu tidak berlaku di hidupnya yang serba datar ini. Mustahil.
Dulu, memang ia selalu berpikir seperti itu. Setidaknya ia ingin mengagumi ciptaan Tuhan bernama Joy itu dengan menjadi secret admirer nya yang selalu memberikan cake serta susu coklat favoritnya tiap pagi. Masalah ketahuan atau di-notice akan ia pikirkan belakangan. Lagipula gadis terkenal seperti dia mana mungkin akan me-noticenya. Seongwoo pikir gadis itu mungkin akan langsung ilfeel atau merasa jijik ketika tahu bahwa dirinyalah yang selama ini memberikannya hadiah tiap pagi.
Tapi itu kan dulu. Setidaknya tiga bulan yang lalu ia masih berpikiran negatif dengan keraguan tentang dirinya seperti itu. Mana ia tahu setelah tiga bulan berikutnya ia menemukan dirinya duduk berhadapan di sebuah meja taman sekolahnya sepulang sekolah bersama Joy —gadis pujaan hatinya.
Seongwoo tersenyum dan mengangguk sesekali ketika menatap Joy yang bersemangat sekali menceritakan tentang lomba cheerleader yang dia menangkan bersama tim sekolah kemarin. Ia sebenarnya tidak terlalu fokus dengan cerita Joy, karena pertama, ia tidak terlalu mengerti; kedua, tatapan aneh teman-teman sekolahnya yang melihat mereka duduk berduaan membuatnya sedikit canggung, dan ketiga; —serta yang paling utama, ia gagal fokus ketika melihat wajah Joy yang ternyata terlalu dan jauh lebih cantik jika dilihat dari jarak dekat.
Seongwoo yang tidak sadar melamun memperhatikan Joy dibuat sadar ketika gadis itu menjetikkan jari di depan wajahnya. Ia tertawa menatap Seongwoo.
"Kau tidak fokus, Seongwoo."
"Maaf-maaf." Seongwoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal menahan malu.
Joy yang sudah sedikit lelah bercerita dan akhirnya menyadari kalau Seongwoo mungkin tidak terlalu mengerti atau tertarik dengan ceritanya memilih diam. Ia menyendok potongan tiramisu cake —yang cukup besar yang terletak di atas meja. Memasukkannya ke dalam mulutnya untuk merasakan cake terenak sedunia versinya terasa lumer di mulutnya.
Joy yang masih mengunyah potongan cake tadi mengalihkan perhatiannya ke depan. Menyerngit melihat Seongwoo yang duduk canggung sambil sesekali menggaruk lengan atau kepalanya. Sooyoung baru sadar jika mereka yang sedang duduk berdua ini beberapa kali mendapat pandangan 'aneh' dari teman-temannya yang lewat. Walau ada beberapa juga dari mereka yang menyapa Joy ketika melewatinya, yang dibalas gadis itu dengan senyuman singkat atau lambaian tangan.
Joy sebenarnya cukup mengerti kenapa Seongwoo terlihat canggung begini. Seongwoo pernah bercerita dengannya, jika ia merasa malu bergaul dan berteman dengan Joy yang seorang primadona sekolah karena ia merasa jika dirinya bukan siapa-siapa di sekolah. Seongwoo bahkan pernah mendapat pandangan aneh dan ucapan kasar dari siswa-siswa lain yang pernah mencoba mendekati Joy.
Sedangkan Joy yang mendengar cerita Seongwoo saat itu tertawa. Mencoba menenangkan Seongwoo jika ia tidak perlu merasa malu atau apa pun itu. Karena gadis itu tidak suka membedakan orang jika berteman. Apalagi ia merasa nyaman sekali berteman dengan Seongwoo yang walau memang canggung dan sedikit pendiam ketika di sekolah ini namun bisa berubah menjadi seorang pemuda aneh dan lucu ketika mereka sudah di luar sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOY TO THE WORLD!
FanfictionKumpulan oneshoot Joy x Cogan! Warning : random couple and cringe story.