Bubur Ayam [Jeon Jungkook]

1.2K 210 19
                                    

.
.
.

Hari pertama datang bulan memang benar-benar melelahkan. Badan jadi pegal-pegal, malas gerak, dan emosi yang naik turun. Apalagi jika ada sesuatu yang membuatmu kesal dan marah. Rasanya seperti ingin membanting objeknya saja.

Inilah yang dirasakan Joy sejak tadi. Objek yang jadi pusat emosinya saat ini tidak lain tidak bukan adalah kekasihnya. Lelaki Jeon itu daritadi sudah ia hubungi via chat tetapi tidak pernah di balasnya. Bagaimana mau di balas. Chatnya sekedar di baca saja tidak.

Joy bahkan sudah menelponnya sedari tadi. Dan sekarang dia masih terus mencoba mengubunginya. Terhitung sudah 17 kali ia menelpon, dan satu pun panggilannya bahkan tidak diangkat oleh Jungkook.

Joy tebak kekasihnya itu sedang sibuk ngegame di kamarnya. Kalau sudah begitu mau di telpon seratus kali lebih pun ia pasti tidak akan mengangkatnya. Joy sudah hapal betul.

Sungguh, jika ia sedang tidak benar-benar membutuhkan Jungkook saat ini untuk apa juga ia menghabiskan waktunya menghubungi Jungkook. Dan juga kalau saja ia tidak sendirian di rumah sekarang, dengan perutnya yang kram serta badannya yang lemas karena belum makan seharian, mungkin ia sudah pergi keluar sendiri mencari makan sedari tadi.

'Jungkook, sialan!'

Umpat Joy kesal. Ia masih berada di atas kasurnya. Berguling-guling sendiri menahan rasa sakit di perutnya. Gadis itu bahkan sudah tidak bisa membedakan sakit di perutnya itu karena kram atau maag nya yang kambuh. Keringat dingin bahkan sudah mulai mengucur dari dahinya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan ada telepon masuk. Buru-buru ia angkat ketika tahu siapa penelponnya.

"Apa?! Kan sudah dibilang kemarin jangan ganggu aku di hari ming-!"

Tidak ingin mendengar suara makian Jungkook di seberang sana,
Joy langsung memotongnya sama garangnya dengan Jungkook.

"Jeon, sialan! Masih ingat kamu punya ponsel, huh?! Tidak lihat pesanku?! Sumpah kekasihmu ini hampir sekarat! Cepat kesini!"

"Jangan lebay, deh!"

Astaga. Jawaban Jungkook bahkan sesantai itu. Lelaki itu niat sekali ingin di hajar ya?

"Kalau dalam tiga puluh menit kamu tidak datang, cepat pilih antara game sialan itu atau aku! Sumpah jika tidak ingat kamu dulu merengek ingin berpacaran denganku mungkin sudah ku putuskan kamu daridulu, bocah! Kamu tahu berapa banyak yang menungguku putus denganmu kan?!"

Ancaman Joy membuat Jungkook mendesah kesal. Sedangkan Joy yang sedang dalam mode tidak peduli dan penuh emosi diam menunggu jawaban Jungkook.

Sebenarnya Joy bukan tipe gadis pengancam dan pendendam seperti itu. Namun jika sedang dalam masa datang bulan entah kenapa sifatnya jadi jelek seperti sekarang ini.

"Kamu diam saja, Jung? Baiklah, lihat saja nanti!"

Joy memutus panggilan itu cepat.
Dengan kesal membanting ponselnya di atas kasur.
Namun beberapa detik berikutnya ia mengambil ponselnya lalu mengetik sesuatu yang entah kenapa membuatnya tersenyum puas.

~~~

Joy sedikit terkejut ketika mendengar bunyi klakson yang memekakan telinganya. Ia bangkit dari kasurnya —untungnya perutnya sudah tidak sesakit tadi walaupun tetap saja masih sakit, tapi setidaknya ia sekarang bisa berdiri dan keluar kamarnya menuju pintu rumahnya.

JOY TO THE WORLD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang