Gara-Gara Konser [Kim Doyoung]

1.4K 206 55
                                    

'

*mulmed videonya bikin geger-,-*

'

*galak bener buset*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*galak bener buset*

'

'

'

"Ih, udah dong, Doy. Udahan ngambeknya, yaaaa?" bujuk Sooyoung dengan manis sambil mengayunkan lengan pacarnya yang fokus dengan ponselnya, enggan melihatnya.

"Ogah." jawab Doyoung singkat. Lelaki itu bangkit dari sofa menuju ke dapur untuk mengambil segelas air dingin. Sementara Sooyoung juga ikut mengekor di belakangnya.

Doyoung menatap wajah Sooyoung yang terlihat memelas sekali. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah ponsel di genggamannya yang menunjukkan pukul dua belas lebih empat puluh menit dini hari.

"Kamu ngapain juga kesini?"

"M-mau rayain anniversary kita, lah." jawab Sooyoung ragu.

"Percuma, udah lewat. Mending kamu balik aja buat nonton oppa-oppamu yang joget-joget gak jelas itu sana."

Sooyoung meringis mendengar jawaban pacarnya yang menohok. Memang benar tadi dia baru saja selesai pulang nonton konser boyband favoritnya. Padahal ia sudah janji akan pergi dinner berdua dengan Doyoung untuk merayakan anniversary pertama mereka. Tapi ternyata konsernya baru selesai pukul sebelas malam —itu juga belum memakan waktu untuk keluar dari venue, mencari kendaraan pulang, mengantar Yeri pulang ke rumahnya dulu, membeli cake dan makanan untuk Doyoung. Jadi, Sooyoung baru sampai ke apartment Doyoung sekitar pukul dua belas tengah malam lebih dan mendapati Doyoung yang mendiaminya sejak tadi.

"Yeri yang ajak, Doy. Kasihan dia, katanya nonton sendirian."

"Trus kamu gak kasihan sama aku yang udah nungguin kamu kayak orang bego daritadi? Ditelpon gak aktif lagi!" Doyoung menahan dirinya agar tidak emosi lagi. Ia menghela napasnya kencang dan kembali meneguk segelas air dingin yang tadi belum habis.

"Aku kan udah cerita HP ku mati tadi. Lagipula aku gak tau kalau konsernya bakal lama selesainya." cicit Sooyoung kecil. Ia meraih lengan Doyoung dan mengalungkannya di lengannya. "Gak lagi pokoknya! Sooyoung janji gak lagi kayak gini, deh! Maaf!" teriak Sooyoung bersemangat yang berhasil membuat Doyoung menatapnya.

Ada gurat rasa bersalah yang besar tercetak di wajah Sooyoung. Doyoung lagi-lagi menghela napasnya. Sebenarnya ia tidak tega melihat pacarnya memohon seperti ini. Tetapi tadi memang rasa khawatir dan rasa tidak sabarnya membuatnya kesal luar biasa. Bagaimana bisa pacarnya itu melupakan perayaan hari jadi mereka yang pertama hanya karena menonton konser?

Doyoung terkejut ketika melihat Sooyoung yang mulai terisak di depannya sambil mengucapkan kata maaf berkali-kali.

"Woi-woi. Kenapa nangis, sih? Cengeng banget."
Hatinya yang masih kesal sebenarnya tidak ingin merasa kasihan. Tetapi salah satu kelemahan Doyoung di dunia ini adalah melihat Sooyoung menangis. Memilih sabar dan mengesampingkan egonya, lelaki itu maju mendekat dan menghapus jejak air mata di wajah Sooyoung.

"Jelek banget, tau gak? Udah-udah berhenti nangisnya." tenang Doyoung pelan.

"Doyoung juga berhenti marahnya! Maafin aku juga!" Sooyoung berteriak parau dengan menarik ingusnya yanyg hampir keluar.

"Iya, cengeng."

Jawaban Doyoung seketika membuat Sooyoung tersenyum. Sedangkan Doyoung mendecih, berusaha menahan diri agar tidak ikut-ikutan tersenyum.

"Sebagai imbalan dan nebus rasa bersalahku, aku bakal ngasi apapun yang Doyoung mau." kata Sooyoung sungguh-sungguh.

"Yakin, nih?"

"Iya yakin banget! Apapun itu pokoknya Doyoung bisa lupa sama kesalahan aku hari ini. Sebut aja Doyoung mau apa?"

Doyoung menaikkan alisnya. Pura-pura bingung memikirkan apa yang dia mau.

"Janji nih tapi bakal ditepatin apa pun itu?"

"Iya, dong! Ah! Kemarin aku lihat komputer game yang kamu mau di tokonya Om Suho. Kamu mau itu gak? Atau—"

Sooyoung yang masih menyebutkan sederet list apa saja barang yang kira-kira Doyoung inginkan seketika berhenti ketika Doyoung menariknya mendekat hingga dada mereka saling bertubrukan. Doyoung yang memang daritadi melihat bagaimana antusiasnya Sooyoung berbicara dan bagaimana lucu wajahnya yang air mata di pipinya bahkan belum sepenuhnya kering, tidak tahan untuk ingin menciumnya karena gemas. Lantas beberapa detik selanjutnya, ia membawa wajahnya mendekati wajah Sooyoung. Menutup matanya kemudian mencium lembut bibir Sooyoung yang hanya bisa terdiam membeku.

Lelaki itu melepas ciumannya ketika merasa dirinya hampir kehabisan napas.

"Ngapain ngomong jauh-jauh, sih. Aku maunya kamu, bagaimana?" tanya Doyoung tepat di depan wajah Sooyoung yang memerah.

"A-apaan, sih?" Sooyoung memukul bahu Doyoung kencang, membuat Doyoung tertawa gemas melihat wajah malu-malunya.

Namun selanjutnya, malah Sooyoung duluan yang maju dan memeluk Doyoung dengan erat. Ia sedikit berjinjit untuk mensejajarkan bibirnya dengan telinga Doyoung dan berbisik.

"Ya udah sebelum lanjut, biar gak telat banget aku mau ngucapin happy first anniversary buat kita. I love you, Doyoung."

*-*-*-*-*

#:

Me : i love you tooooo <3

Mau lanjut ngelist nama barang-barang buat Doyoung maksudnya ya kak Sooyoung?'-') hehe.

Holaaaa

Finally Doyoung lagi hehe. Sebenarnya aku buat ini karena kasihan sama kak Doy karena selalu terjebak friendzone di dua story sebelumnya. Dan akhirnya tidak ya :)

Hm, kayaknya ada beberapa request cogan yang belum aku penuhi. Maaf banget belum ke-up karena mungkin aku belum nemu feelnya(?) pas nulis huhu. Walau beberapa udah aku buat juga sih.

Mungkin oneshoot selanjutnya mau buat ulang dari cogan-cogan yang pernah di up. Apalagi yang deretan atas-atas alias deretan cogan dan shipper fav ku :v

Dan makasi udah mampir ya <3
tau ada yang udah baca cerita ini aja aku udah seneng banget apalagi yang sempet ninggalin jejak makasi lho <3 you made my day guys :*

xoxo.

JOY TO THE WORLD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang