Aroma citrus tersebar di sepenjuru ruangan persegi dengan cat putih gading. Membuatnya perlahan mulai meraih kesadaran dari bunga tidur yang menyakitkan. Tetapi ada yang terasa aneh. Kenapa rasa sakit yang betah bersemayam semalamam mendadak lenyap?
Apa sebab ia terlampau merasa begitu euphoria hingga sel dalam tubuh hanya ingin memproduksi jutaan kupu-kupu yang siap siaga mengangkat segala lara dan derita?
Benarkah ini adalah nyata? bukan hanya sekedar mimpi dari angan yang terasa begitu sulit dan pahit. Bukan pula yang pada akhirnya harus terdepak pada kenyataan penuh derita lagi.
Jungkook sudah berulang kali memastikan dirinya bahwa semua ini bukan sekedar mimpi. Ia sudah menepuk pipinya. Mencubit pergelangan tangannya sendiri. Bahkan ia juga menemukan bahwa kepalanya yang terluka kemarin sudah terbalut dengan perban yang rapi.
Ya Tuhan, ini sungguhan nyata!
Jungkook mengerjap mata lagi. Yang menjadi tempatnya tidur ini bukanlah ayunan sedingin es seperti kemarin malam. Tempat tidur ini... Ia hafal parfum khas darimasing-masing kakaknya.
Jadi benar, Yoongi hyung benar-benar datang padanya dan menyelamatkan nya.
Jadi seperti inikah rasanya tidur dikasur mahal? Sangat empuk dan hangat. Sangat berbeda jauh dengan tempat tidurnya yang ada dikamar sempitnya. Sudah kecil, keras, dan juga dingin
Ketika Jungkook mencoba hendak bangun, sesuatu menghalanginya. Sepasang lengan memeluknya erat sekali. Lengan putih pucat, milik Yoongi hyungnya.
Benar. Ini memang Yoongi hyung!
Jungkook kira ini hanyalah halusinasi. Sebagaimana pemandangan yang tertangkap di kedua nertanya yang hampir mengabur kemarin malam. Tetapi ini, sangat jelas tidak pernah disangkanya dalam akal sehat.
Setelah 16 tahun ia hidup dalam kubangan yang luarbiasa pahit. Ini merupakan perkara keajaiban. Mungkin Tuhan sudah mengabulkan ratusan doa yang dipanjatkannya setiap hendak tidur? Jikalau ini memang hanya mimpi, Jungkook rasanya enggan untuk kembali pada realita. Biarkan saja seperti ini selamanya.
Saat ini posisinya agak condong kebawah dari posisi sang abang. Namun Jungkook masih dapat melihat dengan jelas wajah kurus milik kakaknya. Tercetak jelas disana, sang kakak tampaknya kelelahan.
"Kookie? sudah bangun?" Suara kakak terdengar parau khas orang yang baru terbangun dari tidur.
Entah mengapa mendadak hatinya terasa perih . Yang sukses mengirim rasa sedih penuh haru dipelupuk mata.
"Eh? Kenapa menatapku seperti itu?jangan menangis, hum." Yoongi hyung kembali berbicara. Tangannya bergerak mencegah liquid di sepasang mata Jungkook lebih banyak tumpah.
Persetan dahulu dengan janji pada ayah. Tentang janji pada Ayah yang tidak akan pernah menangis lagi.
Tolong ini terlampau sedih untuk hatinya yang mendambakan begitu lama teruntuk kasih sayang yang mustahil bisa digapai.
Jungkook merasa sesak dan lega dalam waktu yang bersamaan.
"Y-yoongi hyung?" Mencicit pelan takut-takut.
"Ne, uri Kim Jungkook." Kakaknya hanya tersenyum menanggapi kegugupannya.
"Andwae!" Jungkook menggeleng takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HOPE (✓)
FanfictionJeon Jungkook harus hidup diantara orang-orang yang membencinya karena kesalahan besar yang tak disengaja. Tapi, semua itu tak membuatnya gentar dan masih tetap berharap bisa medapatkan maaf dari semua kakaknya dan bisa hidup bahagia bersama. Meskip...