Auriga tidak bisa tidur.
Ia sakit kepala karena terbayang aroma vanilla yang menguar dari tubuh Khandra. Sesuatu di bagian bawah tubuhnya meminta untuk disalurkan, tetapi akal sehatnya menentang itu dengan keras.
Gadis itu terasa sangat menjanjikan untuk dicicipi.
Tetapi Auriga tidak gila.
Jika ia melampaui batasnya lagi kali ini, maka hubungannya dan Khandra akan semakin rumit.
Satu kesalahan kemarin, ketika Auriga melewati batas dan akhirnya bercinta dengan Khandra di atas ranjang mereka.
Jangan tanya sedahsyat apa rasanya melakukan itu bersama Khandra. Itu adalah kali pertama Auriga melakukannya, pun demikian dengan Khandra.
Mereka berdua benar-benar baru dan buta arah, tanpa perencanaan maupun kesiapan mental satu sama lain. Semua terjadi begitu saja dan sangat natural.
Tetapi anehnya, Auriga merasa segalanya begitu tepat.
Tepat dan indah.
Seperti apa yang selama ini dicari dan diharapkannya, telah ia dapatkan. Sesempurna itu hingga sekarang rasanya ia ketagihan dan meracuni otaknya dengan parah.
Bayangan tubuh Khandra yang melengkung indah di atasnya, atau erangannya yang terdengar erotis dan memabukkan telah mengacaukan seluruh pikiran Auriga.
Ia tidak bisa mengabaikan semua itu begitu saja, kecuali ketika ia melihat Anindiya, dan segalanya menjadi berbeda.
Fokusnya kembali hanya tertuju pada Anindiya. Perasaan tenang dan nyaman secara otomatis tercipta di dalam dirinya.
Wanita itu mengalihkan dunianya yang kacau balau dalam sekejam. Dengan seketika ia kemudian menjadi hanya perduli pada Anindiya.
Bagaimana ia menjalani harinya, bagaimana kabar dan suasananya hari ini. Semua itulah yang Auriga pikirkan.
Tidak ada orang lain.
Bahkan keindahan bak Dewi seorang Khandra pun tidak ada apa-apanya.
Ia hanya mencintai Anindiya.
Sejak dulu.
Dan sampai kapanpun.
* * *
Khandra sudah kembali ceria dan bersemangat seperti dahulu. Ia bersinar dan penuh energi.
Membuat Fortuna Sangaji pun merasakan kebahagiaan membuncah di hatinya akan perubahan menantu kesayangannya tersebut.
"Apa yang membuatmu berbeda?" Goda Fortuna sembari membelai sayang pipi Khandra. "Bunda lihat tiga hari terakhir ini kamu lebih bersemangat daripada biasanya."
Khandra menggeleng. Ia mengangkat bahunys, seolah mencoba bersikap acuh tak acuh. "Ada deh, Bun." Jawab Khandra dengan kedipan di matanya.
"Bun, aku sepertinya udah lama nggak ikut arisan dan acara-acara sosial." Khandra mengalihkan pembicaran. "Boleh aku aktif kembali? Kita bisa arrange pertemuan dalam waktu dekat kan?"
Fortuna Sangaji tertawa bahagia melihat menantunya telah kembali seperti sedia kala. "Kau lupa?" Ia berujar. "Hari ulang tahun Izora Hotel akan dilangsungkan dalam dua minggu lagi. Lyra sedang mempersiapkan semuanya untuk memeriahkan acara itu. Kau mau bergabung?"
Khandra mengangguk bersemangat. "Ada kegiatan apa saja Bun?"
"Ada kegiatan sosial, hiburan dan untuk malam puncaknya adalah gala dinner penggalangan dana amal. Sejauh ini sudah beberapa kegiatan yang dilangsungkan dalam satu rangkaian. Mungkin kamu tertarik untuk mengatur gala dinner? Lyra pasti akan merasa senang dan tertolong sekali kalau benar begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. Sangaji
Romance{COMPLITED} #10 dalam Ketegori Kisah Romantis #18 dalam Kategori Comedy Romantic #20 dalam Kategori Terbaik 😍🥰😘 Thank you gaaaessss.... 🍁🍁🍁 Kisah ini adalah tentang Khandra Izora yang cantik, anggun dan sempurna ; dan Auriga Sangaji yang begit...