PART 40

1.5K 105 9
                                    

Hari ini, entah kenapa aku pengen publish satu part. Semoga kalian menyukainya 🥰😍

Jangan lupa tinggalkan jejak yaaaa

* * *

Bagi sebagian besar orang, rasa kehilangan orang yang dicintai tidak akan pernah bisa tersembuhkan.

Dan bagi seorang Ibu, rasa kehilangan anak yang tidak pernah dilahirkan, lebih menyakitkan lagi.

Bagi seorang Ibu yang tengah mengandung, kesehatan bayi di dalam kandungannya adalah yang utama melebihi dirinya sendiri. Itu mengapa, ketika sang bayi dinyatakan gugur dalam kandungan, dunia bagaikan runtuh dalam sekejab.

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari rasa kehilangan tersebut.

Seseorang yang sudah dinantikan, yang setiap saat selalu di doakan, yang di dalam tidur selalu di impikan... Kini ia tidak akan pernah terlahir ke dunia.

Sirna.

Hilang.

Bersama setiap harapan dan kebahagiaan yang tersisa di hati Khandra.

Ini adalah mimpi paling buruk yang pernah Khandra alami seumur hidupnya. Mendapati bahwa janin yang dikandungnya tidak bisa di selamatkan, bahwa ia tidak akan pernah melihat bayi itu terlahir ke dunia, tumbuh dan besar. Bahwa ia tidak akan pernah memeluk dan membuainya dalam dekapan.

Bagaimana bisa Khandra menghadapi kenyataan ini?

Hatinya tidak sanggup untuk menanggung semua itu.

Kesedihan yang menyelubungi hati dan jiwanya mengetahui bahwa ia tidak memiliki kesempatan untuk melihat anaknya tumbuh, sekolah hingga lulus, kemudian jatuh cinta dan menikah, hingga ia bisa meraih apa yang dicita-citakan, telah menghancurkan hati wanita itu dalam satu kali hentakan.

Bagaimana dia bisa mengatasi perasaannya?

Anaknya, janinnya yang bahkan belum tumbuh seberapa di dalam rahimnya itu, kini telah dijemput untuk kembali ‘pulang’ …. dari mana seorang ibu bisa mengumpulkan kekuatan untuk tetap hidup ketika ia telah kehilangan anak?

"Kau tidak akan pernah mengerti, Ga." Khandra berucap pelan.

Auriga memandang punggung Khandra yang membelakanginya.

Ya, Auriga juga merasa kehilangan. Tetapi ia tidak pernah tahu kedalaman rasa sakit dan kesedihan sebagai ibu yang kehilangan anaknya.

Penderitaan seorang Ibu jelas berbeda dengan penderitaan seorang Ayah.

Meskipun keduanya sama-sama merasa kehilangan. Sebagai orang tua, kehilangan anak tidak akan pernah mudah.

Tetapi Khandra lah yang hidup lebih dekat dengan anak mereka selama sebulan terakhir ini.

"Aku juga merasakan kesedihan yang sama denganmu, Ndra." Jelas Auriga.

"Tetapi rasa kehilanganmu tidak bisa membuat keadaan ini menjadi lebih baik. Atau… membuat ia kembali ke dalam pelukanku. Kau telah membunuhnya, Ga."

Auriga terdiam.

Benar. Ia yang telah membunuh anak mereka dengan segala sikap dan keegoisannya.

Khandra tidak salah.

"Aku tidak tau kenapa aku bisa mencintaimu." Ujar Khandra lagi. "Ingatan ini tidak sepenuhnya kembali. Tetapi sekarang aku paham, kenapa setiap melihatmu aku merasakan sakit yang begitu dalam di hatiku. Sakit, sekaligus rindu, dan juga rasa sayang yang bercampur menjadi satu."

Marrying Mr. SangajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang